Perbatasan 2

764 55 1
                                    


"Sepertinya Aimer telah mengetahuinya atau mungkin juga ada yang terjadi di wilayahnya, maka kita akan ke perbatasan nanti malam, " guman ayah yang masih dapat didengar kami semua.

"Baik, aku akan menemuinya nanti malam, sampaikan pesanku," kata ayah dengan nada perintah pada pembawa pesan dari kerajaan werewolf itu.

~~~~~

Erasta POV

Sedikit perkenalan dariku, aku putra dari raja vampire Rouran.

Alphob Erasta Rouran,

Nama yang diberikan kepadaku sejak lahir. Pangeran Erasta, begitu semua makhluk memanggilku. Ya kecuali satu makhluk yang menyebalkan, saudariku atau mungkin lebih tepat disebut kakakku, ia selalu memanggilku adik kecil. Terdengar menyebalkan namun aku juga tak dapat membungkamnya, ayahanda pasti akan membelanya.

Sesuai perkataan ayahanda, kami menunggu menjelang malam untuk bertemu raja serigala kerajaan Eretheia, Raja Aimer. Anehnya aku tidak terlalu gelisah bahkan aku masih bisa beraktifitas normal tanpa terganggu pikiran bahwa pasanganku adalah seorang werewolf.

Hari terasa singkat, saat yang ditunggu telah tiba, matahari mulai terbenam dengan sempurna. Raja, aku, tertua, dan ratu berangkat tanpa pengawal. Kami menyamar menggunakan jubah hitam dan segera melesat pergi ke perbatasan.

Rora POV

Ayah, ratu, kak Arega, kak Al dan sahabatnya Deva Phile Vouran, dan tentu saja aku, pergi dengan mengubah wujud menjadi serigala. Ketika waktu telah menjelang malam, kami mulai bersiap dan mulai berlari ke perbatasan.

Kami tak perlu tetua untuk menafsirkan apa yang terjadi dan menuntun kami untuk melakukan apa. Karena kami sejak dulu sudah dituntut untuk memahami segala situasi dan sejarah sendiri. Dari kecil bahkan aku sudah mendapat pelajaran yang isinya hanya cerita-cerita masa lalu sampai membuatku pusing betapa banyaknya cerita yang harus aku baca dan dengarkan.

Kami berlari kencang menabrak angin yang menghadang, tak lama kami sampai di perbatasan. Terlihat tergesa-gesa mungkin, kami terlalu bersemangat sekaligus cemas akan apa yang akan terjadi. Ya walau mungkin aura kecemasan lebih terasa.

Ayah menyuruhku menunggu di balik punggungnya yang masih tegap dan kokoh walau usianya tak muda lagi. Tak lama kami sampai, rombongan kerajaan vampire Ranrebus juga datang.

"Raja Rouran, raja dari kerajaan Ranrebus," sambut ayah sembari sedikit menggeram.

"Selamat malam raja Aimer. Aku memang ingin bertemu denganmu. Tak kusangka kau mengundang ku terlebih dahulu," kata pria yang disebut raja Rouran itu dengan senyuman kecil, mungkin terlihat ramah atau seringai kecil? Aku tak dapat melihat wajahnya secara keseluruhan dengan jelas karena terhalang ayah, mungkin karena badanku benar-benar sangat kecil dibandingkan badan ayah yang menutupi diriku.

"Kau dapat mengatakan apa keinginanmu dahulu raja Rouran. Setelah itu aku juga ingin menyampaikan sesuatu, " jawab ayah dengan tetap waspada. Dapat kurasakan aura mereka berperang mencoba mendominasi.

"Putraku, Alphob Erasta Rouran. Sepertinya memiliki pasangan dari bangsamu. Jika ini benar, aku meminta padamu untuk membantuku mencarinya," jelas raja Rouran dan diikuti seorang seseorang yang keluar dari balik punggungnya.

Ketika angin berhembus, wangi pangeran Erasta memenuhi indra penciumanku. Begitu kuat namun terasa lembut, mirip aroma kak Arega namun ini lebih manis. Aku kembali sadar dan berhenti mengagumi aromanya setelah mendengar ayah berbicara.

"Tujuan kita sama. Putriku, Atheourora Veily Aimer demikian. Sepertinya matenya berasal dari bangsamu. Sayang keluarlah, " ayah menyuruhku keluar dari balik punggung gagahnya.

My Vampire And My WerewolfTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang