Serendibite dan Dave 14

150 9 1
                                    

"Tentu aku mengenalimu. Aku mendapat penglihatan tentang dirimu dan batu serendibite itu. Ternyata penglihatan ku benar mengenai permintaanmu itu pangeran Arega. Dan mengenai kekuatan bulan yang kau minta aku tidak bisa menolaknya.

Semua telah tergambar jelas dalam tapa ku, Pangeran. Dengan aku menyerahkan kekuatan bulan yang selama iniku jaga, aku mungkin akan meninggal dunia ini dengan tenang. Apalagi aku menyerahkan ini kepadamu pangeran. Kau werewolf yang paling bijaksana, aku percayakan kekuatan ini kepadamu,"  Petapa tua itu menaruh tangannya di atas telapak tangan pangeran Arega kecil, dimana di atas telapak tangan pangeran Arega terdapat batu serendibite yang dipilih permaisuri.

Terlihat cahaya yang keluar dari tangan petapa tua tersebut masuk ke dalam batu serendibite yang dipilih permaisuri. Setelah cahaya tersebut itu hilang, petapa tua tadi mulai melemah.

"Aku akan pergi sekarang pangeran. Sudah terlalu lama aku menunggu saat ini. Jaga dirimu pangeran. Salam," Setelah petapa tua mengatakan itu, tubuhnya mulai menghilang.

Perlahan tapi pasti petapa tua hilang dari pandangan mata.

"Selamat jalan kakek, terima kasih," pangeran Arega tersenyum kecil lalu menghadap pamannya.

"Mari paman."

~~~~~~~~

Raja Remor merasa takdir telah menggariskan ini semua. Jadi raja Remor merasa tak perlu untuk bertanya macam-macam lagi.

Mereka kembali ke istana kerajaan Raimor. Raja Remor dan pangeran Arega menemui permaisuri di meja makan karena memang ini sudah menujukkan waktu makan malam.

"Dari mana kalian? Kenapa lama sekali? Ayo makan malam dulu! Arega harus makan malam di sini!"perintah permaisuri dengan senyuman ramahnya.

"Kami dari suatu tempat untuk memasukkan kekuatan bulan kedalam batu ini bi, sepertinya tadi portalnya membuka dan mengantarkan kami sangat lama. Jadi waktu kami habis hanya untuk membuka portal. Baik aku akan makan disini bi,"pangeran Arega menjawab semua perkataan bibinya itu.

Setelah makan malam, mereka menuju ruang santai kerajaan.

"Bi, sepertinya batu ini bisa kau miliki sekarang. Tidak perlu menunggu besok. Ini batu nya bi," Pangeran Arega memberikan batu serendibite itu kepada permaisuri.

"Ah, terima kasih. Ini sangat indah. Suatu hari nanti ini akan melindungi anakku dan berguna baginya tepatnya mungkin bagi seluruh rakyat. Saat itu kami mungkin sudah lama tak ada di hidupnya," Permaisuri berkata sambil tersenyum lembut dan menatap batu serendibite penuh harap.

"Apa yang bibi bicarakan?" pangeran Arega tak mengerti.

Ia merasa kata-kata yang diucapkan bibinya seperti bermaksud bahwa mereka sudah meninggalkan anaknya jauh-jauh hari sebelum anak mereka mengalami kesulitan yang mereka maksud.

"Sepertinya kami berfirasat sama. Kami mungkin akan meninggalkan dunia ini saat ia masih dalam tahap berkembang tetapi takdir siapa yang tahu bukan? "kini Raja Remor menatap pangeran Arega dengan senyum yang juga berkembang di wajahnya.

Walau paman dan bibinya tersenyum, tapi entah mengapa pangeran Arega merasa ini mengharukan. Ada perasaan tak rela kehilangan muncul tiba-tiba.

Pangeran Arega kecil yakin, kini ia telah di beri tugas untuk membimbing adik sepupunya yang masih berada dalam kandungan permaisuri.

Kata-kata yang diucapkan paman dan bibinya itu membuatnya mengerti bahwa mereka berdua akan pergi dari dunia ini saat adik sepupunya itu masih kecil dan pangeran Arega yang harus mengawasi dan membimbing anak paman dan bibinya itu.

My Vampire And My WerewolfTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang