Elfathan 26

12 4 0
                                    

Dirinya masih merasa sedikit kesal tapi apa yang dikatakan Pangeran Arega benar, ia harus pergi secepat mungkin dari wilayah ini. Elfathan baru akan beranjak namun suara Pangeran Arega menghentikannya.

"Tunggu, .......'''

.

"Tunggu, kau salah arah, wilayah vampire di sebelah sana,'' Pangeran Arega menghentikan langkah Elfathan.

Sial rutuk Elfathan dalam hati, dengan sisa-sisa kepercayaan dirinya dia berbalik menuju arah yang benar.

Pangeran Arega hanya menatapnya, tidak berminat meninggalkan Elfathan lebih dulu seakan memastikan Elfathan benar-benar hilang dari pandangannya, tanpa Elfathan tahu Pangeran Arega sebenarnya sedang memperhitungkan kemungkinan kejadian masa depan.

Elfathan yang merasa ditatap terus-menerus merasa risih dan berbalik menatap pangeran Arega. "Apa masalahmu denganku? Kenapa kau menatapku seperti itu? Huh'' pandangan Elfathan tidak bersahabat.

"Menganalisis lukamu, lukamu tidak terlalu parah, kalau begitu aku pergi dulu,''  Pangeran Arega bersiap melengang pergi.

"Hey, kau datang di tengah pertarunganku tanpa mencoba membantu, bahkan aku terluka pun kau tidak berbelas kasihan dan malah mengusirku. Apa sebenarnya yang kau ingin? Melihat vampire yang tak berdaya?'' Elfathan mengeluarkan emosi yang sedari tadi dia coba pendam, melihat gelagat sombong dari Pangeran Arega membuat emosinya tak terbendung.

"Apa maumu? Aku mendekat itu artinya aku sudah membantumu, kau lihat mereka mundur saat melihatku bukan? Bukankah kau yang tidak tahu berterima kasih? Kau mau ku obati? Atau kau ingin berduaan denganku lebih lama?'' Pangeran Arega heran terhadap makhluk di hadapannya. Perkataannya tidak ada yang masuk akal bagi Pangeran Arega.

"Jangan bermimpi, kau pikir aku laki-laki tidak normal? Tetapi terima kasih, maaf aku tidak tahu diri tadi,'' Elfathan bergidik ngeri mendengar perkataan Pangeran Arega.

''Kemarilah, sebenarnya aku hanya sedang berburu dan tak sengaja melihat pertarungan kalian yang menarik itu, aku hanya ingin melihat lebih dekat. Obati lukamu sendiri, akan kusiapkan makan siang,'' kata Pangeran Arega sembari melempar tas kecil berisi obat-obatan.

Pangeran Arega segera mengolah hasil buruannya, sewaktu menelusuri hutan ini Pangeran Arega memang berburu sedikit. 

Ia hanya merasa sedikit tertarik dengan hewan yang melintas di depan matanya. Tidak disangka hewan itu menjadi alibi terbaik untuk situasi ini.

''Kau tidak mempermasalahkan klanku?" Elfathan sedikit terheran, meski begitu tetap menerima tas itu dan segera merawat lukanya sendiri. 

Mereka duduk tidak terlalu jauh namun juga tidak dekat.

''Untuk apa, lagi pula ini bukan wilayahku, aku hanya mampir sebentar mencari sesuatu. Kita sama-sama penyusup jadi bukannya kita sama?'' Pangeran Arega tidak berbohong, toh tak ada untungnya menebar kebencian saat ini. Yang ada yang terluka konyol.

Elfathan masih agak curiga dengan jawaban Pangeran Arega, namun tak dapat membantah juga. Elfathan tidak berniat bertanya lebih jauh alasan Pangeran Arega menyusup ke wilayah ini, yang sudah pasti Elfathan tahu bukan hanya untuk berburu.

Buruan Pangeran Arega tidak lama siap, darah buruan itu dikumpulkan dalam wadah kecil dan diberikan kepada Elfathan.

"Ini bagianmu, aku pamit,'' Pangeran Arega memberikan wadah itu kepada Elfathan dan bersiap pergi.

''Hei mau kemana?'' Elfathan menyela persiapannya.

"Tugasku di sini sudah selesai, aku harus menyelesaikan tugas lainnya, lain kali jika bertemu denganku ganti traktiranku,'' Pangeran Arega tak menghiraukannya dan melenggang pergi menjauh.

My Vampire And My WerewolfTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang