Sekolah 8

201 21 1
                                    

Rora POV

Dia menjadi tangan kananku dan bila dia berkhianat maka tanda darah yang kutorehkan dulu di dahinya akan muncul dan meluas membakar kulitnya secara otomatis. Menandakan dia membantah perintahku.

Tentu saja aku juga mendapat efek dari segel darah ini, seperti darah yang ku teteskan, ada sebagian kekuatanku yang menghilang. Berpindah ke dalam tubuh Ailou, kekebalanku melemah 25% dan kekebalan Ailou meningkat 25%. Aku dan Axe saling terhubung, sehingga dengan keputusan sepihak ku juga membuat Axe kehilangan kekebalannya sebesar 25%.

Oke balik lagi ke pembahasan awal.

"Erasta mulai haus. Dia vampire yang telah diikat oleh janji suci maka dia punya hak atas darah pasangannya, " kataku sembari bangkit dan berjalan menuju jendela.

Ailou berjalan mengekor padaku.

"Putri ehm maksudku ratu, benar. Raja Erasta mulai membutuhkan darah. Jika tidak kekuatannya akan melemah sedikit demi sedikit," Ailou kau membuatku makin takut.

"Apakah sakit?" Jujur aku takut.

"Hamba tidak tau ratu. Tapi menurut buku rasa sakitnya bisa dikurangi. Ini bukunya ratu, " Ailou kau sangat pengertian. Ahh aku terharu.

"Terimakasih Ailou, " ucapku pada Ailou setelah menerima bukunya .

Ckrek. Kriet

"Siapa itu Ailou dan bayangan apa tadi itu? " wow jantungku hampir copot. Bagaimana tidak, Erasta tiba-tiba masuk kamar mengejutkan diriku.

Untung Ailou langsung pergi. Huft

"Siapa? Aku tak tau? Bayangan apa? "Kataku dengan raut wajah polos. Bakat ku yang paling meyakinkan.

"Tapi tadi...ah sudahlah. Apa buku yang kau bawa itu?" Erasta curiga.

"Ini hanya buku biasa," elak ku sambil berjalan ke laci meja untuk menaruhnya. Berlagak senormal mungkin.

Tapi dengan beberapa kedipan mata, buku itu sudah berada di tangan Erasta.

"Vampire" Erasta membaca judul buku itu. Mati aku.

"Ehm ...itu ...itu ...," aku mulai bingung.

"Apa? Cara mengurangi rasa sakit jika vampire ingin meminum darah?" Katanya membaca setelah membuka lembaran yang ditekuk.

Sepertinya ditekuk Ailou untuk memudahkan ku mencarinya, aku tidak tahu harus berterimakasih atau mengumpat.

"Benarkah? Aku menemukan buku itu di antara hadiah pernikahan dan aku baru ingin membukanya. Sepertinya orang yang mengirimkannya telah menunjukkan halaman yang ia ingin tunjukkan,"elak ku lagi dengan wajah super duper polos.

"Tapi kau tak perlu melakukan itu. Aku akan menghisap darahmu jika kau sudah siap dan tadi maafkan aku, tadi aku kelepasan, " Erasta menunduk sambil menggaruk tengkuknya.

Aku kasian padanya lalu aku menggigit bibirku hingga terluka dan mengeluarkan darah. Sakit memang namun hanya ini yang dapat kulakukan.

Lalu aku mencium bibirnya dan memasukkan darahku kemulutnya.

Erasta  POV

Apa yang dia lakukan? Dia mencium ku?

Mataku terbelalak lebar.

Tetapi, tunggu

Apa ini? Darah? Apa dia memberikannya untukku?

Manis

My Vampire And My WerewolfTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang