L.E.O

7.5K 390 10
                                    

"Kau memang akan selalu menjadi yang terkecuali bagiku. Aku bisa meraih dunia, aku bisa melabuhkan banyak hati pada ku, aku bisa membuang semua yang tak kusuka, aku bisa menumbuhkan banyak cinta untuk ku, aku bisa meluluhkan semua hati yang membeku pada ku, aku bisa saja melupakan apapun yang tak seharusnya ku kenang. Semuanya, kecuali dirimu."
***
"Senyum Ree, jangan menekuk wajah kamu begitu. Sebetar lagi calon suami mu dan keluarganya akan datang."

Aku kembali menghela nafas berat, entah sudah untuk yang keberapa kalinya. Sementara mami dengan penuh semangat menata rambut dan wajah ku yang entah sudah sepert apa bentuknya saat ini. Aku tidak peduli dan sangat tidak ingin tau.

"Bisa kita batalkan saja rencana gila Mami ini?" Aku menatap mami lewat pantulan cermin yang langsung dihadiahinya dengan pelototan tajam.

"Jangan aneh-aneh kamu. Kita sudah selesai membicarakan masalah ini sebelumnya." Mami kembali melanjutkan kegiatannya menyisir rambutku.

"Kita nggak pernah membicarakan apapun. Mami hanya memaksa aku untuk melakukan semua sesuai keinginan Mami."

"Demi kebaikan kita semua, Ree."

"Kebaikan Mami maksudnya? Dengan menjual aku, begitu?"

"Bicaramu, Ree!" Mami menaruh sisir yang digunakannya untuk menata rambutku. Kemudian menarikku berdiri berhadapan dengannya. "Dengarkan Mami baik-baik. Mami tidak akan membatalkan rencana ini. Semua sudah tersusun dengan sempurna. Kamu tau betul keadaan kita saat ini. Mami dan Clara benar-benar membutuhkan kamu."

"Terus kenapa bukan Clara saja yang melakukan ini? Dia juga anak Mami, kan?"

"Nggak. Clara nggak bisa melakukan ini..."
Mami tidak bisa membiarkan Clara melakukan ini

"Mami merasa Clara tidak akan bertahan dengan pernikahan ini... "
Mami tidak akan membiarkan Clara yang berkorban demi pernikahan ini

"Hanya kamu yang bisa Mami andalkan untuk pernikahan ini... "
Hanya aku yang bisa  untuk mami korbankan

"Jadi berhenti berfikir untuk menolak rencana ini. Karna Mami tidak akan menerima penolakan apapun."
Mami tidak menerima penolakan apapun

Selalu begitu. Penolakan maupun permintaan ku tidak akan pernah tidak Mami tolak. Aku hanya seperti bonekanya yang harus selalu menuruti semua perintahnya. Apapun itu.

Berbeda dengan Clara yang akan selalu mendapatkan semua yang diinginkannya dari Mami. Aku hanya akan mendapat perintah dan sedikit sisa perhatiannya terhadap Clara. Seperti yang ku katakana tadi, aku hanya seperti boneka baginya. Dia hanya menjaga ku agar tidak rusak, agar setelah itu dapat ia manfaatkan lagi untuk kepentingan hidupnya.
***

Mami dan kedua calon mertua ku tampak begitu semangat membicarakan rencana pernihakan ku yang akan dilaksakan seminggu lagi. Sangat mendadak. Aku baru diberitau akan di paksa menikah oleh mami dua minggu yang lalu. Dan sekarang mereka sudah benar-benar membicarakan pernikahan sialan itu.

Aku tidak tau bagaimana Mami bisa mengenal keluarga Juandratama. Bahkan sampai bisa menjodohkanku dengan putra tunggal keluarga itu yang sayangnya benar-benar ku benci setengah mati, Leonardo Juandratama. Yang entah karena alasan apa menerima begitu saja perjodohan ini.

"Bisa kamu sedikit tersenyum, Ree? Kamu akan mengecewakan orang tua aku jika kamu terus memasang wajah masam itu ketika mereka datang untuk melamar kamu dan membicarakan pernikahan kita."

Aku mengabaikan Leo yang sedikit mencondongkan tubuhnya dan berbisik ditelingaku. Memilih untuk terus memainkan makanan yang ada di piring ku tanpa berniat untuk memakannya.

Your, Mine, UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang