Satu

8.1K 273 3
                                    

Hari ini adalah hari senin, berarti sekarang Rose harus mengikuti upacara bendera yang panas dan membuat Rose menjadi bau matahari. Rambutnya acak-acakan, sungguh hari yang menyebalkan bagi Rose.

"Karna ini hari senin, mending rambutnya diiket aja deh biar engga gerah." Gumam Rose sambil mengikat rambutnya yang cukup panjang.

Tok.. Tok.. Tok..

"Duh siapa sih, ganggu aja." Ucapnya kesal sambil membuka pintu dengan kasar.

"Wesss, santai lah! Pagi-pagi udah marah nanti cepet tua loh!! " Ucap Nevan menggoda.

"Sana-sana jangan ganggu gue! " ucap Rose kesal sambil mendorong bahu Nevan, walaupun tak membuat Nevan berubah dari tempatnya.

"Slow aja kali! Yaudah cepetan turun, sarapan udah jadi, kasian si Nial sendirian dibawah." ucap Nevan panjang lebar.

"Iya abangku yang ganteng, yaudah adikmu yang cantik ini mau ambil tas dulu, abang duluan nanti adikmu ini nyusul." Ucap Rose dengan nada yang menurut Nevan menjijikan.

Melihat Adiknya yang seperti itu Nevan menyeringai jijik dan berlalu meninggalkan Rose. Untung ia sayang pada adik nakalnya itu.

Lalu Rose mengambil tasnya dan beranjak ke ruang makan menemui
Nevan dan Nathanil yang sudah berada di meja makan.

"Pagiiiii." Ucap Rose seraya berteriak membuat Nathanil kesal karena terganggu.

"Berisik!" Ucap Nathanil ketus seraya menatap tajam Rose.

"Yang abis putus sensitif banget. " ucap Nevan sambil terkekeh geli.

"Yaampun, lo putus sama Kayla? " ucap Rose kaget sambil menganga lebar.

"Males gua sarapan, gua tunggu dimobil. " Ucap Nathanil datar dan berlalu pergi meninggalkan Rose dan Nevan.

Setelah itu Rose langsung mengambil roti yang sudah ada selai coklat dan memakannya, gadis itu memperhatikan adiknya yang sangat terlihat tak mood.

Lima belas menit kemudian Rose dan Nevan telah selesai makan, mereka kemudian bergegas menyusul Nathanil yang sudah menunggu di mobil.

Di dalam mobil suasana hening, semua sibuk dengan dunianya sendiri. Nevan yang sibuk menyetir, Nathanil bengong tidak jelas, dan Rose memainkan ponselnya.

"Nial." ucap Rose yang menatap Nathanil melalui kaca spion.

"Hm." Nathanil hanya berdehem.

"Cinta itu konsekuensinya patah hati dan lo harus terima itu semua karna itu udah hukum alam, terus ya Nial lo gausah galau ga jelas. Lo harus buktiin ke Kayla kalo lo bisa move on dari dia. " Ucap Rose panjang lebar, ia sedih melihat keadaan adiknya yang galau seperti ini.

"Tapi kak gua cinta banget Sama Kayla, gue ga jamin gue bisa move on dari dia. Gue sayang banget sama dia, kak." Ucap Nathanial dengan tatapan sendu.

"Cewek tuh banyak Nial, udahlah gausah galau, gue jomblo tetep happy." Ucap Nevan seraya tersenyum.

"Bener tuh kata bang Nevan." ucap Rose membenarkan perkataan Nevan.

Mobil pun berhenti didepan sekolah Rose."Yaudah gue pamit, Assalammualaikum." Ucap Rose lalu keluar dari mobil.

"Waalaikumsalam." ucap Nevan dan Nathan serentak.

Rose berjalan di koridor dengan senyuman yang mengembang seperti biasa. Tak sengaja Rose melihat Dave dan teman-temannya sedang bersenda gurau.

"Duh rezeki anak soleh pagi-pagi udah liat gebetan yang gantengnya gak ketulungan." Gumam Rose dengan terus memandangi Dave dan tak sadar jika ada Matthew di belakangnya.

Pergi (END) (Privat) #Wattys2018Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang