Rose menarik koper kecil di bandara Soekarno-Hatta, ia menatap Kim, Claretta, Matthew, dan Selena yang mengantar nya ke bandara lalu dipeluk nya satu persatu.
"Gue pergi ya, tolong jagain Dave disini." Ucap Rose yang berusaha tersenyum walaupun cuma senyuman palsu.
Jujur Rose sangat berat meninggalkan Dave di sini. Firasat nya akan terjadi sesuatu yang buruk disini tapi ia mencoba menguatkan hati nya, semua nya akan baik-baik saja Rose percaya itu.
"Take care Rose." Ucap Claretta yang terlihat jelas menahan yang tangis nya.
"Salam ke Nial ya." Sahut Selena.
"Hati-hati." Ucap Kim dan Matthew bersamaan.
Rose mengganggukan kepala nya lalu berjalan meninggalkan sahabat-sahabat nya menuju tempat dimana ia akan menaiki pesawat.
Rose sekarang sudah berada dipesawat yang sekarang tengah memandang kearah luar jendela.
Hati nya gelisah meninggal kan Dave, perasaan nya benar-benar tidak tenang.
Tetapi ia tak mau mengecewakan Nathanil jika ia tak jadi berangkat, ia memejam kan mata nya mencoba untuk tertidur.
Tak butuh waktu lama Rose tenggelam dalam dunia mimpi nya.
****
Matthew, Claretta, Kim, dan Selena berada di Caffe yang berada di depan sekolah, mereka tenggelam dalam pikiran nya masing-masing.Drttttt.. Drttttt...
Ponsel Matthew bergetar dam ternyata itu dari Elang, tumben sekali ia menelepon Matthew.
"Hallo."
"...."
"Hah lo serius!"
"....."
"Iya, gue otw sekarang."
Klik.
"Kenapa?" Tanya Claretta yang melihat Matthew yang kalut.
"Si Dave pingsan, kita otw sekarang." Ucap Matthew seraya berdiri dari duduk nya.
Matthew membawa mobil dengab kecepatan tinggi ia takut jika Dave kenapa-kenapa.
Matthew dan yang lain nya sampai didepan ruang rawat Dave yang ada Elang, Arkan dan kedua orang tua Dave.
"Lang gimana keadaan Dave?" Tanya Claretta khawatir.
"Masih ditangani dokter." Ucap Elang dengan wajah frustrasi.
Selena menarik Claretta untuk duduk mereka sama-sama berdoa supaya tak terjadi hal buruk yang menimpa Dave.
Moza mama Dave sedaritadi menangis di pelukan Alvian papa Dave, Moza sangat takut kehilangan anak semata wayang nya.
Moza tak rela jika Dave pergi sekarang, jika bisa ia ingin menggantikan posisi Dave. Hati nya sakit melihat Dave kesakitan menghadapi penyakit mematikan itu.
Dokter Rama keluar dari ruangan Dave lalu menghampiri Moza dan Alvian.
"Bisa ikut saya keruangan, ada yang ingin saya bicarakan disini Pak Alvian." Ucap dokter Rama dengan wajah yang serius.
"Disini saja bicara nya supaya teman-teman Dave juga mendengar." Ucap Moza.
"Baiklah, jadi begini kondisi Dave kembali kritis. Karena kangker itu sudah menyebar di dalam tubuh Dave dan lagi Kangker Dave sudah memasuki stadium akhir, saya berat mengatakan ini..." Dokter Rama menghentikan ujaran nya membuat orang-orang penasaran.
"Umur Dave sudah tidak lama lagi,
Ia hanya bisa bertahan selama satu minggu ini, tetapi itu baru perkiraan medis." Tutur Dokter Rama dengan senyum pahit nya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Pergi (END) (Privat) #Wattys2018
Teen Fiction"Kau yang membuatku terbang disetiap harinya tetapi kau juga yang menjatuhkanku kedasarjurang yang paling dalam dengan cara kau meninggalkanku untuk selamanya." (Roseliana Arnaout) "Bintang dilangit menjadi saksi jika kita pernah saling membahagiaka...