Empat Puluh Lima (END)

5.9K 141 17
                                    

Dokter Rama memeriksa kondisi Dave sekarang, setelah memastikan dengan benar Dokter Rama menoleh kearah kelima orang yang sedang berdiri di pojok ruang ICU.

"Pak Alvian maaf, mungkin Tuhan lebih menyayangi Dave." Ucap Dokter Rama dengan menatap Pak Alvian sedih.

"Saya permisi." Lanjut Dokter Rama.

Moza langsung memeluk jasad Dave dengan erat lalu mengis tersedu didada bidang Dave.

Moza tak meyangka jika Dave akan pergi secepat ini, Moza sungguh belum siap.

Tapi mau bagaimana lagi Tuhan lebih menyayangi Dave dan mungkin ini sudah takdir.

Alvian mengusap bahu istri nya yang bergetar, ia juga mengeluarkan air mata nya melihat anak kesayangan nya pergi meninggalkan nya untuk selama nya.

Rose meneteskan air mata nya lalu menghampiri ranjang Dave, melihat wajah Dave untuk yang terakhir kali nya.

Sakit? Ya hati Rose sangat sakit sekarang, mengapa Tuhan mengbil Dave secepat ini?

Nevan dan yang lain nya masuk keruangan ICU, lalu dengan sigap membawa adik prempuan nya itu kepelukan nya.

Rose langsung menangis hebat di rengkuhan Nevan sekarang, Nevan sedih melihat adik nya memangis seperti ini.

Tak jauh beda dengan keadaan yang lain, seperti Elang dan Arkan yang sedang menghapus air mata nya.

Mereka berdua sedih kehilangan salah satu sahabat yang dari dulu selalu bersama mereka.

Claretta juga menangis dipelukan Matthew, Claretta bisa merasakan apa yang dirasakan Rose sekarang.

Selena pun sama menangis dan Kim yang jadi sasaran pelukan nya untuk kedua kali nya.

*****
Hari ini adalah hari pemakaman Dave, setengah jam yang lalu Dave sudah dikubur kan.

Dan sekarang semua nya berada di Tempat Pemakaman Umum, untuk mengantarkan Dave keperistirahatan terakhir nya.

Banyak yang datang kepemakan Dave mulai dari, kerabat Dave, para sahabat Dave dan juga siswa SMA Rajawali.

Sarah dan Thomson yang baru pulang dari Washington juga langsung kepemakaman Dave sekarang.

Sarah memeluk Moza menguatkan sahabat nya yang sedari tadi terus menangis.

"Sabar Moz, kamu harus kuat. Disana Dave sudah bahagia jangan terlalu larut dalam kesedihan." Ujar Sarah menenangkan sahabat karib nya dulu.

Moza mengangguk lalu menghampus air mata nya, Moza menghampiri suami nya yang masih bersimpuh disamping makam Dave.

"Pa, ayo pulang. Pasti Papa capek kan kita istirahat sekarang." Ucap Moza dan diangguki oleh Alvian.

"Tante sama Om pulang duluan ya." Ucap Alvian dengan suara serak.

"Iya Om, hati-hati."

Alvian menggandeng Moza menuju keparkiran, mereka harus belajar mengiklaskan kepergian Dave mulai sekarang.

Sedangkan Rose dari semenjak pulang dari rumah sakit Rose diam saja, Rose yang ceria berubah menjadi Rose yang pendiam.

Rose mengelus batu nisan Dave lalu mencium nya sekilas, mata nya mengeluarkan air mata.

"Dave aku gak nyangka kamu ninggalin aku secepat ini. Aku gaakan pernah ngelupain kamu sampai kapan pun. I Love You Mochammed Dave Dawson."Ucap Rose lalu berdiri dari bersimpuh nya.

Rose saat ini butuh waktu untuk merenung dikamar nya, jadi ia memutuskan untuk pulang.

Elang dan Arkan membaca doa untuk Dave setelah itu berdiri untuk pulang, Begitu pun dengan yang lain.

*****
Rose sekarang sedang duduk dipinggir danau yang pernah ia kunjungi dengan Dave.

Danau ini menjadi saksi seorang lelaki dingin bernama Dave Dawson menyatakan cinta nya pada gadis berisik dan menjengkelkan seperti Rose.

Dave memang sudah tidak akan kembali lagi kedunia ini, dan ini sangat menyakitkan untuk Rose.

Cinta pertama nya pergi meninggalkan luka yang sangat dalam untuk Rose.

Sekarang tak ada lagi sikap manja Dave yang menemani hari nya.

Tak ada lagi sikap dingin seorang Dave Dawson.

Tidak ada Dave si dingin.

Tak ada lagi perkataan ketus nya Dave.

Tak ada lagi kebahagiaan nya bersama Dave.

Mengingat momen-momen nya bersama Dave membuat air mata Rose menetes.

Rose menangis histeris menumpahkan isi hati nya sekarang, hari nya yang begitu berwarna karena kehadiran Dave dihidup nya kita sirna.

Dave sudah PERGI dari hidup nya untuk selama nya, dan yang bisa Rose lakukan sekarang hanya menatap bintang dilangit yang Rose yakini diantara salah satu bintang itu ada Dave.

Raga Dave memang sudah tak ada tapi hati Dave selalu ada bersama Rose.

Terkadang takdir itu sangat menyakitkan tetapi selalu ada hikmah dari suatu kejadian didunia ini, maka dari itu jangan terlalu larut dalam kesedihan.

Dan Rose tahu sekarang Dave sudah bahagia di alam sana.

-END-

Hai Readers terimakasih udah ngikutin Cerita pergi sampai sekarang.

Maaf jika sad ending ya, biar beda hehe:)

Maaf jika cerita nya kurang bagus.

Baca juga yu cerita ku yang lain.

Terimakasih banyak.

Salam hangat Ines Sabrina♥

Pergi (END) (Privat) #Wattys2018Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang