Tiga Puluh satu

1.9K 82 0
                                    

"Rose jadi apa?" Tanya Dave dengan lirihan.

Rose masih diam tak menjawab pertanyaan dari Dave, ia masih bingung dengan keputusan nya.

Kalau Rose punya keberanian lebih ia juga ingin sekali mengatakan bahwa dia sangat mencintai Dave dari dulu, sayang nya ia tak punya keberanian sebesar itu.

"Gu-e belum bisa jawab sekarang, kasih gue waktu sampai besok." Ucap Rose seraya menundukan kepala nya tak berani menatap mata Dave.

Dave tersenyum tipis, lalu mengacak pelan rambut Rose. Dave tak keberatan sama sekali jika Rose belum bisa menjawab pernyataan cinta nya.

"Gue akan tunggu besok, yaudah pulang yu udah sore pasti sepupu korea lo nyariin lagi." Ucap Dave lalu menggandeng tangan Rose menuju motor nya terparkir.

"Ya ampun gue belum bilang sama Kim kalo mau jalan sama lo." Ucap Rose lalu mencari ponsel nya dengan panik, dan sayang nya ponsel Rose lowbeat.

"Yah low lagi." Lirih Rose pasrah.

"Yaudah naik cepet, nih pake dulu." Ucap Dave seraya menyerahkan helm pada Rose.

"Makasih." Ucap Rose, Rose pun memakai helm dengan cepat lalu menaiki motor besar Dave.

Tak lama mereka sampai di rumah Rose dan terlihat Kim yang sedang duduk di teras rumah dengan wajah kesal dan masih memakai baju seragam.

Kenapa Kim belum ganti baju? Rose yakin jika ia akan dimarahi oleh Kim habis-habisan karena ia tak izin jika akan pergi dengan Dave, Kim pasti mengkhawatirkan Rose. Itu sudah pasti.

Dave mengantarkan Rose hingga kedalam rumah nya, Dave akan membela Rose jika ia diomeli oleh sepupu korea nya itu.

"Assalammualaikum." Ucap Rose saat berada dihadapan Kim.

Kim mendongakkan kepala nya dan menatap tajam Rose dan Dave. Kim sangat kesal pada Rose karena telah membuat nya cemas dan membuat nya tak bisa masuk kedalam rumah.

"Waalaikumsalam." Ucap Kim dingin.

"Kenapa lo duduk diteras?" Tanya Rose dengan santai nya.

"Kau membawa kunci rumah bodoh! Kunci cadangan ku tertinggal didalam." Ucap Kim ketus dan tajam.

"Dan kau menghilang begitu saja saat pulang sekolah, cepat buka pintu nya." Lanjut Kim yang makin kesal.

Rose mengambil kunci rumah yang berada didalam tas nya, dan langsung membuka pintu nya tanpa menunggu lagi.

Kim masuk kedalam rumah tanpa berkata apapun, tetapi ia sempat memandang Dave tajam sebelum ia menghilang dibalik pintu rumah Rose.

Rose menghampiri Dave yang berada diteras rumah nya, lalu menyunggingkan senyuman manis pada Dave. "Dave, thanks ya udah mau nganterin gua." Ucap Rose.

Dave menangkup pipi tembem Rose lalu berkata. "Gue emang harus nganterin lo karena gue yang ngajak lo jalan. Dan satu lagi besok gue tunggu jawaban nya." Ucap Dave dengan senyum lebar yang menampilkan deretan gigi nya yang rapih.

Pipi Rose bersemu merah karena kelakukan lelaki berdarah campuran arab-indonesia itu, Dave sangat pandai membuat jantung nya berdisko ria.

"Gue pamit ya, assalammualaikum." Pamit Dave lalu tersenyum kearah Rose sebelum ia pergi dengan motor besar nya itu.

****
Matthew Christofer.

Nama itu belakangan ini selalu hinggap dipikiran gadis berambut hitam legam yang sekarang sadang duduk diatas tempat tidur dengan ditemani laptop yang sedang ia mainkan.

Pergi (END) (Privat) #Wattys2018Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang