0.2

452 36 1
                                    

Grayson.

Setelah bel pulang berbunyi, gue langsung keluar kelas dan berlari ke kalas Lily, berniat untuk nganter dia pulang. Tapi, karena gue saking semangatnya, gue sampe nggak sengaja nabrak cewek yang lagi megang es krim. Dan yang bikin gue kesel, es krim itu tumpah ke baju yang gue pakai. Dan alhasil, baju gue kotor dan lengket.

"Sori." cewek itu meminta maaf dengan suara takut.

Awalnya gue mau marahin dia gara-gara numpahin es krim ke baju yang gue pakai. Tapi, ini semuakan nggak sepenuhnya salah dia, jadi ya ... Udahlah gue maafin aja. Toh, lagipula ini juga kesalahan gue karena gue main lari-larian aja di lorong yang lagi ramai ini.

"Ya, gue maafin." ketika gue mengucapkan kata itu, cewek yang menabrak gue langsung mengangkat kepalanya dengan mata yang berlinangan air mata. Kayaknya dia mau nangis gara-gara takut gue omelin karena udah numpahin es krim ke baju gue.

"Serius?" tanyanya.

"Ya."

Setelah dia hendak pergi dari hadapan gue, tiba-tiba ia memutar badannya kembali menjadi ke arah gue. Dia mengeluarkan tisu basah dari dalam tas. Kemudian tisu basah itu ia berikan ke gue.
"Bisa bersihin sendirikan?" katanya terdengar gugup. Gue menerima tisu itu kemudian mengangguk.

Setelah itu dia langsung lari dari hadapan gue.

*

Selama perjalanan menuju kelas Lily, gue membersihkan baju gue yang lengket karena bekas es krim dengan tisu basah yang di berikan cewek tadi.

Gue nggak kenal namanya siapa, tapi kalo nggak salah dia temen satu kelas gue. Dia sering banget ngeliatin gue sambil bengong kalau di kelas. Dan kalau nggak salah namanya itu ... Kyiara. Tapi temen-temennya pada manggil Ra.

Gue nggak deket — bahkan nggak kenal sama dia. Walaupun kita hampir setiap harinya ketemu di kelas, kita nggak pernah ngobrol atau hanya sekedar menyapa. Karena, dia orang asing menurut gue.

"Hai!" sapa Lily ketika melihat gue sudah  berdiri di depannya.

"Hai!" kata gue.

Lily yang melihat baju gue yang kotor, dia langsung nanya ke gue dengan seribu pertanyaan, yang membuat telinga gue panas.

Ternyata dia bawel.

"Yuk pulang." ucap gue ketika sudah selesai menjelaskan asal-usul tumpahan es krim ini. Dengan senyum mengembang, dia menggandeng tangan gue sampai ke parkiran.

"I love you Grayson!" katanya ketika kita sudah sampai mobil.

"I love you too, Lily."

***

Kyiara.

Jantung gue masih berdegup kencang nggak karuan kalau gue mengingat tentang kejadian di lorong tadi.

Gue bener-bener nggak sengaja numpahin es krim itu ke baju dia. Gue tadi takut banget di marahin sama Grayson. Tapi untungnya, dia nggak ngelakuin hal itu.

Tapi tetap aja bayang-bayang Grayson masih terngiang di pikiran gue.

Saat gue lagi di parkiran mau ngambil mobil gue. Tiba-tiba pandangan gue tertuju pada sepasang kekasih yang sedang bersiap-siap untuk meninggalkan sekolah.

Grayson dan cewek itu.

Ya tuhan ... Demi apapun gue nyesek banget saat ngeliat adegan Grayson nyium pipi cewek itu. Hati gue serasa hancur, mata gue panas seakan mau menangis. Gue nggak kuat ngeliat pemandangan itu.

Dengan cepat, akhirnya gue langsung masuk kedalam mobil. Di dalam sana gue langsung menangis. Gue galau.

"Lo jahat." ucap gue sesegukan karena menangis.

*

Saat sampai rumah, gue langsung berlari ke kamar, dan mengunci pintu. Gue langsung merebahkan tubuh gue di atas kasur lalu menangis.

Gue nggak ngerti, kenapa gue bisa jatuh cinta sama orang yang salah. Kenapa gue bisa jatuh cinta sama orang yang jelas-jelas nggak memiliki rasa sama gue. Jadi, di sini siapa yang salah? Gue yang terlalu bego karena menaru perasaan pada orang yang salah. Atau dia? Orang yang bisa buat gue jatuh cinta tanpa alasan? Gue nggak ngerti sama perasaan ini.

Di kamar yang gue tempati ini terasa tenang, hanya terdengar suara isak tangis gue yang semakin kencang. Gue nangisin seseorang yang berstatus sebagai pacar orang lain.

"Seandainya lo tau gimana rasanya menunggu." ucap gue di tengah-tengah isak tangis.

"Rasanya nunggu itu capek. Nggak enak."

***

First Love | Grayson DolanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang