0.6

326 25 1
                                    

Kyiara

Setelah selesai berkaca selama beberapa detik untuk memastikan kalau penampilan gue udah oke, gue langsung mengambil tas kecil yang biasa gue pakai buat pergi jalan. Di depan Nessie sudah menunggu sejak sepuluh menit yang lalu. Hari ini gue mau pergi sama dia, mau belanja sekalian nemenin Nessie nyalon.

"Mah, aku pergi ya." 

"Hati-hati."

Gue langsung berjalan menuju mobil Nessie di parkir. Di dalam mobil dia sedang memainkan ponselnya sambil memutar lagu lewat tape. Ketika melihat gue dia langsung tersenyum sampai matanya menyipit.

"Let's go!" serunya ketika gue sudah mengenakan seatbelt. Tiga detik kemudian mobil yang di kendarai Nessie mulai berjalan dan meninggalkan pekarangan rumah gue.

"Lo mau belanja doang?" tanyanya di sela keheningan.

"Iyalah." jawab gue singkat.

"Nggak mau ikut nyalon juga?"

Jujur aja sih ya, gue itu anaknya nggak terlalu cewek. Gue sedikit tomboy, sedikit lho ya. Gue itu anaknya bodo amatan banget sama penampilan. Nggak terlalu peduli. Gue nggak suka nyalon, lebih suka perawatan sendiri di rumah. Tapi jujur aja, walaupun nyokap udah sering ngasih barang-barang perawatan ke gue, tapi semuanya nggak pernah gue pake. Contohnya, lulur. Di kamar mandi gue ada tiga lulur dengan wangi yang beraneka ragam, tapi lulurnya belum pernah gue pake, masih di segel mulus. Make up. Nyokap sering banget beliin gue beginian, tapi yang suka gue pakai cuma maskara sama lipbalm doangKeren kan.

Nyokap gue juga sering beliin gue dress. Tapi gue jarang banget pake. Palingan gue pakai kalau mau pergi ke acara formal doang sih. Kayak makan malam keluarga,  pergi ke pesta ulang tahun atau nggak buat pergi ke acara pernikahan. Gue lebih suka pakai kaos atau sweater gitu sih. Karena menurut gue pakaian kayak gitu juga udah buat nyaman buat di pakai.

"Enggak. Gue males." jawab gue.

"Ih, ikut aja." Nessie mulai memaksa, "Gue bayarin deh." 

"Enggak ah."

"Yha elo mah, nggak asik." kemudian ia langsung mengerucutkan bibirnya.

  🍦  

Setelah memarkirkan kendaraan, gue dan Nessie langsung turun dari mobil dan mulai melangkahkan kaki untuk memasuki mall tersebut. Sebelum memulai belanja, kita pergi ke salon langganan Nessie terlebih dahulu. 

Nessie langsung duduk di salah satu kursi yang kosong untuk menunggu giliran. Hari ini salonnya nggak terlalu ramai, ya syukur deh. 

"Lo serius nggak mau ikut nyalon?" tanyanya lagi membuat gue jengkel.

"Enggak Nessie..." 

"Oh, oke."

Setelah beberapa menit menunggu, akhirnya Nessie mulai melakukan perawatan rambutnya. Gue cuma bisa nungguin dia sambil main hape.

"Ra, lo serius nih nggak mau nyalon?" entah untuk yang keberapa kali gue menarik dan menghembuskan nafas gue cuma karena pertanyaan menjengkelkan ini.

"Enggak Nessie..." ucap gue penuh penekanan.

"Lo nggak bosen ngeliat model rambut lo yang kayak gitu-gitu doang?"

Gue berpikir sebentar. Sebenarnya gue bosen sih sama model rambut gue yang entah udah kayak gimana bentuknya, gue udah hampir tiga bulan nggak potong rambut. Kini rambut gue udah panjang sampai sepinggang. Dan jujur aja sih, sebenarnya gue sedikit risih sama rambut panjang kayak gini. Kalian tau kan, kalau gue ini anaknya nggak terlalu suka perawatan, jadi gue punya sedikit masalah sama rambut. Gue males banget ngurusin rambut panjang. Tiba-tiba gue kepikiran buat potong rambut. Eh, apa iya gue harus potong rambut ini? Walaupun jarang di urus, gue sayang banget sama rambut panjang gue. Gue jadi bingung mau potong rambut atau enggak.

First Love | Grayson DolanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang