First Love | Grayson Dolan

0.8

Grayson

Gue menghela napas lega ketika Pak Toni sudah keluar dari kelas sambil membawa kertas ulangan matematika yang gue yakini pasti nilai gue bakal jeblok.  Gue merentangkan tangan ke atas untuk merenggangkan otot-otot tubuh yang terasa kaku. Dan perlahan-lahan rasa pusing yang melanda kepala gue hilang. 

Ethan lagi ngumpul sama gengnya di belakang, gue pengen melangkahkan kaki ke arah sana, tapi dengan cepat gue urungkan kala gue melihat Kyiara lagi menatap gue dari tempatnya. Entah dorongan dari mana, tiba-tiba gue melangkahkan kaki ke arah bangku perempuan itu. Gue masih penasaran sama perempuan itu, dia itu diam-diam menghanyutkan. Suka merhatiin gue dari jauh.

Gue manarik salah satu kursi kosong milik Doni --Cowok yang duduk di depan meja Kyiara. Lalu gue membalikkannya ke arah meja perempuan itu. Saat gue sudah duduk manis di depannya, dia langsung mengalihkan pandangannya ke arah jendela yang basag akibat terguyur hujan. 

"Hai." gue mencoba membuka percakapan dengan cara menyapanya. Dia merespon sapaan gue hanya dengan menengok sebentar ke arah gue sambil memberikan senyuman tipis.

"Kyiara, kan?" 

Dia menganggukan kepalanya. Dia kelihatan gerogi banget. Gue nggak tau kenapa.

"Gue boleh kan duduk di sini?" Dia mengangguk pelan. Dan setelah itu dia menundukan kepalanya.

Dia lucu banget sih.

🍦🍦🍦

Kyiara

Dengan buru-buru gue langsung pergi meninggalkan kelas, dan juga meninggalkan Nessie yang masih sibuk merapihkan buku-buku tulisnya. Dari tadi,saat jam pelajaran kosong, Grayson duduk di depan gue, sambil merhatiin gue terus sampai jantung gue mau copot karena saking kencangnya berdetak. Kita nggak ngobrol banyak sih, tapi ya, lumayan seru, lah.

"Kyiara," Nessie berjalan ke arah meja kantin yang gue tempati. Gue tadi juga lagi bete banget sama dia, karena selama Grayson duduk di depan gue dia godain gue terus. Jadinya gue bete.

"Lo ish ninggalin." katanya sambil mengerucutkan bibirnya. Dia duduk di depan gue sambil menatap ke arah gue dengan tatapan betenya.

"Hai guys!" saat mendengar suara itu gue langsung mengangkat kepala gue dan menengok ke arah sumber suara. Jantung gue semakin berdetak nggak karuan, lagi.

"Boleh gabung, kan?" Grayson mengangkat sebelah alisnya, meminta jawaban.

Nessie menggidikkan bahu, lalu dia menunjuk ke arah gue. Itu artinya seperti, "Nggak tau deh, tanya aja sama dia."

Gue yang mengerti maksud itu langsung menganggukan kepala pelan.

"Thank's."

Please, ini degup jantung gue berdetak kencang banget dan serasa kayak pengen lompat dari tempatnya. Gue berharap Grayson nggak mendengar degupan jantung gue ini. Karena kalau dia sampai denger, mampus gue.

"Oh iya, gue mau pesan makanan. Kalian mau pesan apa? Biar sekalian." tawar Nessie.

"Hmm ... Gue aja deh Nes, yang pesenin." kata gue.

"No! Biar gue aja." ucap Nessie sambil tersenyum mengerikan. "Lo mau apa Gray?"

"Samain aja deh kayak lo."

"Oke," Nessie mengacungkan jempolnya, "Kalau lo, Ra?"

"Yang kayak biasa," ucap gue lemas.

"Siap. Tunggu ya." dan setelah itu Nessie langsung pergi meninggalkan gue dan Grayson berdua.

Awkward momment.

Gue diam, Grayson juga diam. Dia lagi memainkan ponselnya yang sedari tadi bunyi.

Gue bingung harus apa. Gue nggak mau kelihatan seperti orang kikuk di depannya. Gue pengen terlihat biasa aja, tapi susah.

"Kyiara," tiba-tiba Grayson memanggil nama gue, membuat gue menatap ke arahnya.

"Lo kenapa sih diem aja kalau ada gue?"

Gue nggak tau harus jawab apa. Karena buat berbicara satu kata aja susah. Efek lo itu berlebihan buat gue.

"E ... Enggak," jawab gue terdengar aneh.

"Gue nggak gigit kok, jadi lo nggak usah takut gitu." katanya.

Gue cuma bisa tersenyum tipis sebagai jawaban.

"Hmmm ... By the way gue lebih suka ngeliat lo berambut pendek kayak gini. Jadi lucu, pipi lo tembem, bikin gue gemes pengen nyubit."

Astaga, astaga, astaga. Gue harus apa, Tuhan? Duh, sumpah ya, gue yakin pasti pipi gue saat ini sudah semerah kepiting rebus.

"Makasih," hanya itu yang bisa gue ucapkan sebagai jawabannya.

"Sama-sama." dia masih menatap gue dengan tatapan tajamnya. God!

🍦🍦🍦