2.1

220 10 0
                                    

Grayson.

Malam ini gue mau ngedate sama Kyiara. Yes! Akhirnya waktu yang gue tunggu-tunggu pun tiba. Niatnya si nanti malam gue mau mengungkapkan tentang perasaan gue kepada dia. Mudah-mudahan aja Kyiara bakal nerima gue sebagai pacar.

Ya, gue si positive thinking. Soalnya, seumur-umur gue hidup. Gue belum pernah ngerasain di tolak cewek. Ya, makanya malam ini gue yakin banget kalau Kyiara nggak bakalan nolak gue.

Setelah beberapa menit gue berdiri di depan kaca, dan merasa kalau penampilan gue sudah oke, akhirnya gue mulai bersiap-siap untuk pergi menuju rumah Kyiara.

Saat mengendarai mobil, beberapa kali gue melirik ke arah jam tangan yang melingkar di pergelangan tangan kiri. Ternyata waktu masih menunjukan pukul setengah delapan. Padahal gue janji sama Kyiara mau jemput dia jam delapan. Tapi kayaknya gue kecepetan. Ah, nggak apa-apa lha ya.

Kalian tau kan, cewek kalau mau pergi itu rempongnya nggak nahan. Apalagi kalau lagi make up. Gila! Pake alis aja bisa satu jam. Kadang juga, kita udah nungguin satu jam lebih, eh ternyata dia belom ngapa-ngapain. Dan di situlah kesabaran seorang laki-laki sedang di uji.

Suka geleng-geleng kepala sih gue ngeliatnya. Sebenarnya menurut cowok, cewek yang apa adanya itu lebih cantik. Apalagi kalau yang dandanannya natural. Rasanya pengen gue acungin dua jempol.

Jarak rumah gue kerumah Kyiara itu sebenarnya lumayan dekat, jadi gue hanya butuh waktu lima belas menit untuk sampai ke sana.

Setelah sampai, gue memarkirkan mobil di depan rumah Kyiara. Gue melihat ke arah sekitar, sepi. Kemudian gue mulai mengambil ponsel yang gue taru di tempat duduk sebelah. Gue langsung mencari kontak Kyiara untuk menelponnya dan memberi tahu kalau misalkan gue sudah sampai di depan rumahnya. Kyiara bilang gue di suruh tunggu sebentar. Katanya dia lagi ngambil tas. Dan benar, nggak lama kemudian perempuan itu keluar dari dalam rumahnya.

Gue agak kaget sih melihat penampilan Kyiara yang bisa di bilang 'cukup natural dan apa adanya'. Ini tumben banget sih gue ngeliat cewek yang berpenampilan kayak Kyiara. Biasanya kan setiap cewek yang mau ngedate sama gue ribet dan kadang make-up nya agak berlebihan.

Gue membulatkan mata ketika melihat penampilan Kyiara malam ini. Dia lebih cantik dari hari-hari biasanya. Malam ini dia kelihatan lebih 'perempuan' karena ya ... Gue emang jarang banget ngeliat Kyiara pakai dress atau rok gitu. So, ya.

Karena merasa di perhatikan, akhirnya Kyiara memukul lengan gue pelan. Dia menyadarkan gue dari lamunan.

"Kenapa ngeliatin gue kayak gitu?" tanya nya. "Penampilan gue jelek ya?" sambungnya.

"Enggak kok, sumpah." gue meyakinkan.

"Tapi kok lo natap gue gitu banget?" Kyiara mengerucutkan bibir. Gue tersenyum melihatnya.

"Gue cuma terpukau aja sih," jawab gue jujur. Karena ya ... Memang kenyataannya seperti itu.

"Yaudah yuk. Kita berangkat." gue marik tangan Kyiara untuk mengantarkannya ke mobil. Gue membukakan pintu mobil dan membiarkan masuk. Gue memperlakukannya layaknya seorang Putri Kerajaan.

🍦🍦🍦

Kyiara.

Sejujurnya gue sedikit nervous sih. Karena ini pertama kalinya gue ngedate sama Grayson. Dan asalkan kalian tau, sedari tadi degup jantung gue berdetak nggak karuan. Rasanya kayak pengen loncat dari tempatnya. Untung aja Grayson nggak bisa mendengar suara degup jantung gue ini. Kalau misalkan dia sampai denger, gue pasti bakal malu banget.

Selama di perjalanan menuju tempat tujuan gue dan Grayson sama-sama bungkam. Hanya terdengar suara musik yang mengalun ringan mengisi ruang kosong di antara kami.

Agak canggung memang. Tapi memang ini adanya.

Gue nggak tau sih sebenarnya Grayson mau ngajak gue ngedate kemana. Gue juga nggak nanya sama dia.

Ya sejujurnya pas tau Grayson mau ngajak ngedate, gue sempet rada bete gitu sih. Maksudnya, ya coba deh kalian ada di posisi gue yang lagi berusaha menjauh untuk melupakan seseorang. Eh, tapi pas kalian mau menjauh, si doi justru malah mendekat. Kira-kira, bagaimana perasaan kalian?

Capek? Pasti.

Awalnya sih gue pengen menolak ajakannya ini, tapi setengah dari hati gue mengatakan kalau gue harus menerima tawarannya. Entah apa alasannya.

"Kenapa sih, kok diem?" Grayson bersuara. Memecah keheningan di antara kami.

"Oh, enggak." gue tersenyum kaku sambil menatap Grayson sekilas.

"Jangan diem aja dong." katanya, "Ngomong dong,"

"Ngomong apa?" tanya gue masih terus setia menatap ke arah jalan.

Dan Grayson malah mengangkat bahunya sebagai jawaban.

"Hmm ... Sebenarnya kita mau kemana sih?" gue mulai bertanya karena gue mulai penasaran.

"Mau makan malam. Berdua. Di resto favorite gue." jawab Grayson sambil tersenyum di akhir kalimat.

Gue hanya mengangguk menanggapi ucapannya itu.

Dan nggak lama kemudian mobil yang di kendarai Grayson berhenti di sebuah Restaurant yang cukup besar dan kelihatan sangat berkelas. Gue sempat mengernyit bingung menatap sekitar. Hati gue terus bertanya-tanya ketika mobil yang di kendarai Grayson sudah terpakir rapih di parkiran mobil.

Kenapa Grayson membawa gue ketempat yang bisa di bilang cukup mewah ini? Apa acara makan malam kita ini formal?

🍦🍦🍦

First Love | Grayson DolanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang