1.8

230 13 0
                                    

Kyiara.

Malam ini gue terbangun karena mendengar suara dering handphone yang berbunyi. Jam setengah sebelas malam. Kira-kira siapa yang berani-beraninya nelpon gue jam segini?

Ponsel gue terus berdering bertanda ada panggilan masuk. Namun, saat gue melihat ke layar ponsel, justru malah menampilkan nomor yang nggak di kenal.

Awalnya nggak mau gue angkat. Tapi, kalo gue diemin, panggilan telpon itu masih terus berbunyi.

Dengan jantung yang berdegup, akhirnya gue berani untuk menjawab panggilan telpon itu. Tapi, setelah sambungan telpon itu tersambung, justru gue nggak mendengar suara apapun dari sebrang sana. Yang gue dengar hanyalah suara keheningan.

"Hallo?" hening. Nggak ada jawaban dari seseorang yang di seberang sana.

"Ini siapa?" masih nggak ada jawaban.

Gila! Sumpah ini nggak lucu. Gue paling nggak suka kalau ada yang jailin gue tengah malem kayak gini.

Tanp babibu lagi, gue langsung mengakhiri panggilan itu. Namun, saat gue sudah kembali berbaring untuk siap tidur kembali. Ponsel gue kembali berbunyi, ada panggilan masuk.

Gue melihat nomor itu lagi yang muncul di layar ponsel gue. Agak takut dan sempat bingung. Lebih baik gue mengangkat telpon itu, atau gue diemin aja?

🍦

Lagi asik nonton tv sambil makan es cream, tiba-tiba suara bel dari depan pintu berbunyi.

"Ya elah. Ganggu aja." dengan langkah malas, gue berjalan menuju ke arah pintu. Setelah sampai sana, gue segera membuka pintu dan nampaklah seorang tukang pos yang sedang menunggu di depan pintu.

"Kyiara?" tanya tukang pos tersebut.

"Iya?"

"Ini ada kiriman surat." katanya.

"Dari siapa?"

"Saya kurang tau."

"Oh, terimakasih ya pak." setelah tukang pos itu pergi, gue segera menutup pintu dan kembali lagi ke ruang tv.

"Apaan sih ini," gue membuka surat itu dengan nggak sabaran.

Jauhin Grayson

Tulisan itu di buat dengan menggunakan tinta merah. Sehingga terlihat seperti darah. Agak merinding juga sih gue membacanya. Tapi, ini siapa yang ngirim surat nggak guna gini ke gue?

Apa gue harus bener-bener ngajauhin Grayson?

🍦🍦🍦

Grayson.

Mumpung hari libur, gue mau pergi kerumah Kyiara. Mau mengajak perempuan itu jalan-jalan. Kapan lagi kan gue bisa jalan sama dia.

Setelah selesai berkaca diri di depan cermin, gue segera mengambil kunci mobil untuk segera pergi ke rumah Kyiara.

Gue belum ngabarin dia kalau gue mau menjemput dia. Jadi ya... Gue siap-siap aja nunggu berjam-jam demi nungguin perempuan make up.

Gue sebenarnya juga bingung sih, mau ngajak Kyiara pergi kemana. Tapi intinya, gue pengen aja ngajak dia jalan. Meskipun gue masih belum tau tujuannya.

Selama di perjalanan menuju rumah Kyiara, gue merasa sangat deg-degan. Entah apa penyebabnya.

Ketika mobil gue sudah berhenti di depan rumah Kyiara, gue langsung turun dari mobil. Lalu segera mengambil ponsel dari dalam saku celana. Gue segera menghubungi Kyiara kalau gue sudah berada di depan rumahnya.

Panggilan telpon pertama gue belum di jawab. Dan panggilan kedua pun sama. Gue mencoba menghubungi perempuan itu lagi untuk yang ke tiga kalinya.

Dan untungnya, panggilan ketiga itu di angkat. Gue seneng.

"Ada apa?" tanya nya dari seberang sana.

"Aku ada di depan rumah kamu nih." ucap gue santai.

"Hah?!" dari nadanya, Kyiara terdengar sangat terkejut.

"Beneran kamu ada di depan rumah aku?" tanyanya seraya memastikan.

"Bener lha." dan tiba-tiba gue melihat Kyiara yang baru saja menginjakan kaki di balkon. Dia nampak terkejut. Sedangkan gue hanya tersenyum sambil melambaikan tangan ke arahnya.

"Kamu mau ngapain?"

Kita masih berbicara lewat telpon. Tapi, mata kita saling menatap.

"Mau ngajak kamu jalan."

"Hah?!"

"Kenapa? Kamu belom mandi ya?" tebak gue asal.

"Eh? Hmm... Iya. Hehe."

"Yaudah, sana cepetan mandi, aku tunggu."

🍦

Gue mengajak Kyiara pergi ke taman. Katanya, Kyiara lagi pengen refreshing. Katanya dia lagi ada masalah yang membuatnya stres. Gue sebenarnya penasaran sama permasalahannya. Tapi, pas gue mencoba untuk mengorek informasi tentang masalahnya, justru Kyiara malah mengatakan kalau gue nggak perlu tahu. Dan dia juga mengatakan kalau dia akan memberi tahu ke gue di saat waktu yang tepat.

Sejujurnya gue penasaran, tapi ya gimana ya. Katanya gue nggak boleh tau. Jadi yaudah.

Sedari tadi Kyiara hanya diam sambil menikmati deru angin yang membuat rambutnnya berterbangan. Kami duduk di atas rerumputan yang hijau. Dia diam, gue juga ikut-ikutan diam. Karena, gue takut untuk memecahkan keheningan tersebut.

Dalam diam, gue memperhatikan Kyiara yang belakangan ini lebih banyak diamnya. Gue merasa Kyiara sedikit berubah. Dia seperti mencoba menghindar dari gue. Tapi itu cuma perasaan gue aja sih.

"Gray, kalo misalkan aku berubah. Aku harap kamu jangan heran ya." kata Kyiara tiba-tiba memecah keheningan.

"Kenapa?"

"Karena ada sebuah alasan yang pastinya nanti akan kamu ketahui sendiri."

🍦🍦🍦

First Love | Grayson DolanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang