Kyiara.
"Nes, gue pengen cerita sama lo," kali ini gue lagi video call sama Nessie lewat skype. Walaupun waktu sudah menunjukan pukul sebelas malam, gue sama sekali belum ngantuk. Dan untungnya Nessie juga lagi insom, jadi ya ... Lumayan bisa punya temen yang bisa di ajak ngobrol.
"Cerita apa?"
Gue bingung, mau ceritain hal ini ke Nessie atau enggak. Sebenarnya gue nggak kepengen ada seorang pun yang tau kalau gue suka sama Grayson, tapi, hati gue berkata lain. Hati gue berkata kalau gue harus ceritain hal ini ke Nessie. Tapi gue malu! Gimana dong?!
Gue yakin banget nih, pasti Nessie bakal ngetawain, kaget, dan mengira gue bercanda kalau gue suka sama Grayson. Gue yakin.
"Mau cerita apaan? Cepetan woy, jangan bikin gue penasaran." Nessie mendesak.
Dengan perasaan gugup, gue mencoba untuk mulai bercerita pada Nessie. Dia mendengarkan cerita gue dari awal sampai akhir. Gue ceritain semua perasaan gue tentang Grayson ke Nessie. Gue bisa melihat dari mimik wajahnya kalau ia terkejut. Tapi cuma sebentar, hanya sekitar tiga detik, setelah itu dia malah ketawa nggak jelas.
"Jangan ketawa ih," ucap gue yang tak di dengar oleh Nessie.
"Nessie!"
"Sorry, sorry," ucapnya, "Ini beneran lo suka sama Grayson?" tanya nya masih di sertai tawa.
"Beneran."
"Gila! Gue kira lo nggak bisa jatuh cinta sama cowok."
"Maksud lo, gue lesbi? Huh?!"
"Bercanda kok," dia masih memegangi perutnya yang terasa sakit karena kebanyakan tertawa. "Tapi beneran nih, lo suka sama dia?"
Gue memutar bola mata jengah, "Nanya mulu lo."
🍦
Pada pukul setengah sembilan pagi gue baru terbangun dari tidur. Keadaan kamar gue masih gelap, karena gorden kamar gue masih menutupi jendela, membuat cahaya matahari terhalang masuk.
Gue maraih ponsel yang tergeletak di atas nakas. Ada beberapa notif yang masuk, gue membukanya satu-satu. Kebanyakan notif itu dari social media gue yang jarang aktif. Walaupun jarang aktif tapi hampir tiap harinya ada notifikasi yang masuk.
Setelah membuka notif, akhirnya gue memilih untuk bangun dari tempat tidur, dan mandi.
🍦🍦🍦
Lily mengajak gue ketemuan.
Gue kaget. Maksudnya, ngapain coba pake ngajak ketemuan, kan kita udah putus dari beberapa minggu yang lalu.
Sekarang, di sinilah gue, berdua bersama mantan dalam ruangan yang sama. Dia sedang duduk di depan gue dengan dress berwarna biru langitnya. Hmm ... Sebenarnya gue sedikit risih duduk deket-deketan sama mantan. Tapi ya, mau gimana lagi.
"Langsung aja, lo mau ngomong apa?" tanya gue langsung.
Lily menghentikan kegiatan mengaduk minumannya dengan sedotan, "Hmm ... Sebenarnya," dia menggantung ucapannya. Membuat gue sedikit penasaran. Hanya sedikit.
Gue menunggu selama lima detik, tapi Lily masih aja bungkam sambil menunduk.
"Sebenarnya apa?" gue mendesak, karena penasaran.
"Gue sebenarnya masih sayang sama lo, Gray." ucapnya malu-malu, "Gue pengen kita balikan lagi kayak dulu."
Mau ngakak, tapi kasian.
"Lo ngajak gue ketemuan cuma buat ngajak balikan doang?" tanya gue.
"I-iya." ucapnya gugup, "Lo mau kan, balikan lagi sama gue? Gue tau lo masih sayang sama gue, kan?"
"Sori, kali ini ada satu cewek yang lagi gue perjuangin. Dan apa kata lo barusan? Gue masih sayang sama lo? Aduh, maaf-maaf aja nih ya, lo kan masa lalu gue, yang lebih pantas buat di kenang, bukan di sayang." kata-kata itu terlontar begitu saja dari bibir gue.
"Tapi Gray,"
"Udah ya Lily, masih banyak cowok yang lebih baik dari gue. Lo kan cantik, pasti banyak yang mau sama lo."
"Gray, aku sayangnya sama kamu," dia mencekat pergelangan tangan gue, karena gue sudah berdiri dari tempat dan bersiap untuk pulang.
"Kan waktu itu lo pernah bilang, kalau lo nggak boleh pacaran sama bokap lo."
"Trus kenapa?"
Gue membuang nafas jengah, "Bodo amat deh, gue mau balik." gue langsung mengambil kunci mobil dan bersiap untuk pergi meninggalkan kafe. Gue nggak menanggapi teriakan Lily dari belakang yang meminta gue untuk tetap di sana dan mendengarkan segala ucapannya. Mungkin yang orang-orang lihat kali ini adalah Drama gratis di dalam kafe. Bodo amat gue nggak peduli.
🍦
Pukul dua siang, gue memilih untuk pergi ke taman. Ya emang sih, ini taman masih sepi banget, ya maklum aja namanya juga jam dua siang. Mungkin sekitar jam tiga ke bawah taman ini bakal ramai di penuhi sama anak-anak kecil yang menggemaskan.
Saat mata gue sedang menyapu menatap tiap sudut taman ini, tiba-tiba pandangan gue terarah ke arah cewek yang lagi duduk di deket taman bunga. Dia cantik. Di tangan kanannya dia memegang pensil, dan di tangan kirinya dia memegang sebuah buku. Entah buku apa. Tapi, wajah perempuan itu nggak asing. Kayaknya dia Kyiara.
Mantap.
Dengan langkah gontai gue datang menghampirinya. "Sendirian aja?" Dia terkejut, langsung menutup buku itu.
"Eh ... Grayson." dia terlihat gugup. "Lo ngapain di sini?"
"Tadi gue lagi duduk di sana, terus tiba-tiba ngeliat cewek cantik di sini. Gue kira bidadari, tapi ternyata manusia." Kyiara menunduk malu.
"Nggak jelas lo!" dia memukul bahu gue pelan.
"Lo ngapain di sini?"
"Oh, nggak lagi ngapa-ngapain. Lagi cari angin aja," sekarang dia udah nggak terlalu kaku seperti sebelum-sebelumnya.
Gue menganggukkan kepala, "Rumah lo di deket-deket sini?"
"Ya, gitu deh."
"Lo sering dateng ke sini?"
"Jarang sih, nggak sering. Paling ke sini kalau jogging doang atau nggak kalau lagi banyak pikiran pasti larinya ke sini." ujarnya.
Gue mendengarkan setiap kata yang dia ucapkan.
Hening. Hanya suara angin yang mengisi keheningan ini, sisanya kami berdua bungkam. Bingung ingin membahas apa lagi, karena kami belum terlalu dekat.
"Oh iya, gue boleh minta nomor lo?" seketika raut wajahnya berubah jadi bingung. Dia menatap gue dengan tatapan yang nggak bisa di artikan.
"Buat apa?" tanya nya bingung.
"Buat PDKT." dia terlihat gugup setelah gue menyelesaikan dua kata itu. "Gimana? Boleh nggak?"
"I-iya udah," akhirnya gue menyerahkan ponsel gue ke perempuan di depan gue. Dia mulai menekan-nekan angka yang tertara di layar ponsel.
"Nih," Kyiara menyerahkan ponsel itu. Dengan senang hati gue pun menerima.
"Makasih," gue tersenyum dan dia membalasnya.
"Ya udah, gue mau balik ya."
"Ya udah, gue anterin ya," tanpa menunggu persetujuan darinya gue langsung menarik pergelangan tangannya.
🍦 🍦🍦
Yeay akhirnya bisa up. Hehe, slow up banget kan? WKWKWK maafkeun yoo. Insha Allah kalau ada waktu pasti selalu di usahain buat bisa nulis dan up. Hehe. Happy Reading and don't forget vote and comment.
Luv
-A
KAMU SEDANG MEMBACA
First Love | Grayson Dolan
Fanfiction(Hanya sampai part 27) Cinta pertama Kyiara adalah Grayson, seorang playboy yang hobbynya gonta-ganti cewek. #3-dolantwins #3-graysondolan #1-dolantwins copyright©2016-arabieo