Ternyata tadi gue nangisin Grayson selama hampir dua jam. Hanya karena dia nyium cewek lain, efek samping yang berdampak sama gue jadi seperti ini.
Gue baru saja terbangun dari tidur. Langit sudah mulai terlihat gelap. Kemudian gue melirik ke arah jam yang ada di atas nakas. Jam Lima sore.
Gue beranjak dari atas ranjang dan pergi ke kamar mandi untuk mencuci muka. Gue berdiri di depan kaca sambil melihat pantulan diri gue sendiri. Di sana gue melihat, kalau mata gue bengkak akibat nangis tadi.
Hanya karena hal sepele, mood gue jadi hancur.
Setelah selesai mencuci muka gue langsung berjalan keluar. Gue pergi menuju dapur untuk mengambil cemilan. Karena untuk saat ini gue nggak mood buat makan nasi.
"Itu mata kamu kenapa bengkak begitu?" tanya Mamah yang ternyata diam-diam memperhatikan gue.
"Nggak kenapa-kenapa." jawab gue bohong.
"Kamu habis nangis ya?" gue yang mendengar itu langsung panik. Gue bingung mau kasih alasan apa.
"Apa sih Mamah." jawab gue reflek. Dan Mamah hanya menggeleng-gelengkan kepalanya saja.
Setelah gue sudah mengambil makanan, gue langsung kembali lagi kedalam kamar. Dan mengunci pintu sebanyak dua kali. Untuk saat ini gue nggak mau ada orang yang mengganggu ketenangan ini.
Gue mengambil ponsel, dan membuka beberapa social media. Gue membuka instagram dan melihat ada post terbaru dari Grayson. Wait ... Di foto itu dia sedang mencium menggandeng tangan perempuan tadi.
Kalau gue nggak cemburu, pasti gue bakalan muji hubungan kalian dengan kata goals.
Di situ gue berusaha buat nggak sakit hati. Gue udah biasa di giniin sama cowok. Gue nggak heran sama cerita percintaan gue yang selalu berakhir tragis. Cinta bertepuk sebelah tangan, di duain, di tinggalin, di campakin. Semua itu udah pernah gue rasain, sendirian. Gue mencoba kuat sama setiap keadaan, berharap kalau ini hanyalah sebuah badai untuk menuju hari yang cerah.
Dengan kesal, gue langsung memakan makanan ringan yang gue pegang dengan kasar. Gue bete ngeliatnya.
Tiba-tiba saja ponsel gue berbunyi, ada panggilan masuk. Nama Nenes tertara di layar ponsel gue yang menyala. Kemudian gue mengangkatnya.
"Halo." jawab gue dengan suara serak.
"Gue di depan rumah lo nih."
"Ish, ngapain?"
"Gue tau lo pasti lagi nggak baik-baik aja kan?" gue terdiam. Benar yang di katakan Nessie. Kalau saat ini gue lagi nggak fine.
"Pulang." kata gue datar.
"Pulang?" tanya Nessie bingung.
"Untuk saat ini gue lagi nggak nerima tamu. Lagi nggak mau di ganggu. Jadi mendingan lo pulang." ucap gue tegas. Kemudian gue mendengar Nessie meng-iyakan perkataan gue tadi. Tak lama kemudian, suara mesin mobil meninggalkan area rumah gue terdengar.
***
Grayson
"Lo mau kemana?" tanya Ethan kepada Grayson yang saat ini sedang berdiri di depan kaca sambil membenarkan jambulnya yang ganteng.
"Mau jalan sama Lily." jawab gue.
Ethan hanya mengangguk nggak peduli. Dia masih asyik dengan stick playstation di genggaman tangannya.
Setelah gue yakin kalau tampilan gue sudah keren, gue langsung pergi meninggalkan rumah dan membiarkan Ethan sendirian di sana.
Jam setengah tujuh. Saatnya on the way ke rumah Lily!
*
"Wow bagus banget Gray!" gue tersenyum ketika melihat senyum manis yang terpampang pada wajah Lily. Dia seneng banget pas gue kasih sebucket bunga lily yang indah.
Dari wajahnya, sepertinya dia suka sama apa yang gue beri. Saat ini posisi kita sedang ada di salah satu lestoran yang cukup terkenal. Kita sedang makan malam berdua.
"Ternyata kamu romantis ya!" ucap Lily.
Gue menanggapinya hanya dengan senyuman.
"Beruntung punya pacar kayak kamu. Humoris plus romantis." sambungnya lagi, "Please stay with me, Gray."
***
Kyiara.
Gue baru saja keluar dari kamar mandi dengan pakaian tidur dan handuk yang melilit di kepala gue. Gue baru selesai membersihkan diri.
Gue langsung duduk di kursi meja belajar dan segera membuka buku untuk mengerjakan PR. Tapi, entah kenapa tiba-tiba gue jadi nggak mood buat ngerjain PR pas gue kembali mengingat kejadian beberapa jam yang lalu.
Mengingatnya membuat hati gue semakin sakit. Namun, mau dilupakan rasanya sulit. Memang benar, sesuatu yang membuat kita terluka, tidak mudah untuk di lupakan. Seakan-akan rasa sakit itu masih membekas di sana. Cara paling ampuh untuk menghilangkannya adalah dengan kebahagiaan.
Gue kembali menutup buku. Kemudian gue menidurkan kepala gue di atas meja belajar. Rasa sesak di hati mulai terasa lagi. Tapi gue harus kuat. Nggak boleh nangis hanya karena kejadian sepele ini. Dan gue harus ingat, kalau gue bukan siapa-siapa dia.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
First Love | Grayson Dolan
Fanfiction(Hanya sampai part 27) Cinta pertama Kyiara adalah Grayson, seorang playboy yang hobbynya gonta-ganti cewek. #3-dolantwins #3-graysondolan #1-dolantwins copyright©2016-arabieo