1.4

133 11 0
                                    

Grayson.

Dari tadi Nessie cuma senyum-senyum doang setelah dia mendengar pengakuan tentang perasaan gue ke Kyiara. Sekarang Nessie sedang memandang gue sambil senyum-senyum minta gue gebuk. Gue risih banget sumpah kalau di tatap kayak gini. 

Gue masih di kantin, lagi ngisi perut sebelum bertempur dengan pelajaran matematika sehabis ini. 

"Gue bilang Kyiara ya, Gray?" gue langsung mengangkat kepala gue untuk menatap perempuan yang sedang duduk di depan gue. Wha ... Nih cewek nyari masalah apa ya sama gue.

"Jangan apa Ness," pinta gue sambil memasang wajah memelas.

"Dari pada di pendem, ntar sakit. Mending gue bilangin aja ya." Nessie mulai mengambil ponselnya, dan tiba-tiba dia langsung menempelkan benda persegi itu di telinga.

Awalnya gue nggak peduli, karena gue kira dia cuma bohongan. Tapi tiba-tiba dia mulai mengucapkan sepatah kata, yaitu 'halo' sumpah demi Tuhan gue mulai takut kalau dia emang beneran nelpon Kyiara dan mengatakan tentang perasaan gue ke cewek itu.

Dari tempat duduk gue memberi kode pada Nessie agar tidak mengatakan yang macam-macam tentang perasaan gue yang sebenarnya, dan gue juga memberi kode ke Nessie untuk mematikan sambungan telpon secepatnya. Dia melirik ke gue beberapa kali, tapi sambungan telpon nggak di matiin. 

"Ra, lo mau tau nggak?" tanya Nessie.

"Apa tuh?" Anjir, gue bisa denger kalau itu beneran suaranya Kyiara. Gue mulai panik, dan menatap Nessie dengan tatapan was-was.

"Sebenarnya, ada yang suka sama lo." Dia melirik gue. Gue langsung mematung di tempat. Gue belum siap kalau Kyiara tau tentang perasaan gue sesungguhnya ke dia.

"Ness," gue berbisik.

"Nih, yang suka sama lo lagi duduk di depan gue." Nessie memasang wajah jahil sambil menatap gue selama tiga detik.

"Ness,"

"Katanya si Gr--" Gue langsung mengambil ponselnya, dan mematikan sambungan telpon itu. Nessi langsung memarahi gue karena kesal ponselnya gue ambil dan sambungan telponnya gue putuskan.

"Lo ish."

"Jangan kasih tau dia, please. Gue nggak mau kalau dia tau tentang perasaan gue."

"Niat gue tuh baik Gray, gue pengen nolongin lo." 

"Nggak, jangan sekarang." pinta gue.

"Trus lo maunya kapan?" 

"Nanti aja, kalau waktunya udah pas."

"Kelamaan, stupid." Nessie langsung mengambil ponselnya dari tangan gue.

"Kalau nelpon Kyiara, please jangan kasih tau ke dia kalau gue naru rasa sama dia." ucap gue sambil memohon, "Ya, ya, ya?" 

Nessie membuang nafasnya malas, "Iya."

  🍦🍦🍦    

Kyiara.

Sumpah, gue penasaran banget sama apa yang di bilang Nessie tadi. Katanya ada yang suka sama gue, trus katanya orang suka sama gue lagi duduk di depan Nessie. Tapi, pas Nessie mau memberi tau nama orang tersebut sambungan telpon langsung terputus. Gue jadi penasaran.

Dari tadi gue kepikiran terus sama apa yang di bilang Nessie. Pokonya nanti kalau ketemu, atau mungkin setelah dia pulang sekolah gue pengen langsung telpon dan nanya siapa cowok yang suka sama gue. 

🍦    

Saat gue tidur, gue merasa ada yang mengusap rambut gue lembut. Ketika gue merasakan ada seseorang yang menyentuh kepala gue, gue langsung membuka mata untuk melihat orang tersebut.

Tenyata Grayson.

Grayson.

IYA GRAYSON. SUMPAH NGGAK BOHONG. 

GOD!

"Hey," sapanya ketika gue sudah membuka mata. Gue menyikapinya hanya dengan tersenyum. Sejujurnya, jantung gue hampir melompat keluar ketika gue tau Grayson yang sedang mengusap rambut gue lembut.

"Gara-gara aku ya kamu bangun?" tanyanya lembut. Gue mematung di tempat ketika dia bertanya seperti itu.

"E-enggak kok," gue tersenyum kikuk.

"Oh iya, aku ke sini mau jenguk kamu. Sekalian bawain kamu buah." Dia masih tersenyum, membuat jantung gue hampir berhenti berdetak.

"Thank's." gue maru buah itu di atas nakas samping tempat tidur. 

Gue mulai merubah posisi menjadi duduk dengan kepala yang menyender di kepala ranjang. Gue menatap Grayson, dan Grayson pun juga menatap gue. Kita bertatapan selama beberapa saat sampai akhirnya suara deheman dari Grayson memecahkan keheningan tersebut.

"Apa kabar?" akhirnya dia mulai bersuara setelah beberapa saat bungkam. 

"Sudah membaik," jawab gue sedikit kaku.

Grayson menganggukan kepalanya. "Kapan masuk sekolah?" 

"Ya ... Paling dua sampai tiga hari lagi." lagi, Grayson kembali mengangguk. 

"Hmm... Yaudah, aku izin pulang ya?" katanya, "Kamu harus butuh istirahat biar cepet sembuh." Grayson berdiri dan bersiap-siap untuk pulang. 

"Aku balik ya. Jangan lupa istirahat, makan dan minum obat." 

Gue mengangguk mengerti, kemudian dia mulai berjalan pergi meninggalkan gue sendiri di kamar.

Seperti ada kupu-kupu di perut gue. Gue senang banget bisa ngeliat dia hari ini, walaupun cuma sebentar. Tapi setidaknya gue bisa menghilangkan sedikit kerinduan gue kepadanya. 

  🍦🍦🍦    

Ayok Vote dan comment nya ya jangan lupa. Kritik dan saran aku tunggu. 

Luv, A.

First Love | Grayson DolanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang