Happy Reading Guys!!
..
..
Ino syok, ini terlalu mengejutkan baginya.
Tapi bagaimana bisa?
Kenapa?
Kenapa Hinata menyetujuinya untuk menjadi kekasih Sasuke?
Apa ini akhir dari kisah cintanya?
Kisah cinta bertepuk sebelah tangan eh?
Ino tersenyum kecut. Matanya memanas, liquid bening itu siap meluncur kapan saja tanpa adanya peringatan.
Ini menyakitkan.
Ini membuat dadanya semakin sesak.
Ia yang selama ini selalu memberikan perhatian pada Sasuke tapi pria itu? Pria itu menganggapnya tidak lebih dari sekedar sahabat?
Apa pria macam Sasuke tidak tahu yang namanya kepekaan?
Dan malah sekarang pria itu berpacaran dengan sahabatnya sendiri.
Drama romansa pisican macam apa yang sedang di jalankanya sekarang.
Ino terduduk di taman belakang sekolah.
Ia terus menangis. Membenamkan wajahnya ke lutut, dengan tangan yang memeluk lutut.
Ini terlalu menyakitkan baginya.
"S-Sasuke" panggil Ino di sela-sela tangisannya. Ia menggigit bibir bawahnya agar tangisannya tak terdengar oleh siapapun.
"Kenapa kau membiarkannya?" Ino mengangkat kepalanya lalu ia tolehkan kesamping guna mencari asal suara itu.
"Kau mencintainya bukan?"
"T-tidak!" Jawab Ino gugup, kemudian langsung berdiri dari posis duduknya.
"Kau tak pandai berbohong Ino"
"Jika aku mencintainya lantas apa yang harus ku perbuat? Menghentikan itu semua? Jangan konyol Naruto! Aku tak mungkin menyakiti Hinata" jelas Ino wajahnya begitu pucat terbukti bahwa dirinya benar-benar merasa tersakiti.
Bukan hanya sakit tapi juga frustasi.
"Kau juga menyakiti dirimu sendiri Ino" jawab Naruto.
Memang itu memang benar.
Tapi ia bisa apa?
Ia hanya seorang Yamanaka Ino, wanita pencinta bunga yang lemah lembut dan selalu memikirkan perasaan orang lain.
"Aku tak akan egois lebih dari ini Ino" ucap Naruto serius. Ino menatap Naruto dengan serius pula.
"Apa maumu Naruto?" Tanya Ino was-was. Hey ayolah pasalanya Ino sudah paham tingkah laku Naruto.
Pria ini jika sudah berbicara dengan nada serius itu artinya ucapannya bukan main-main semata."Bawa Sasuke kesampingmu dan biarkan Hinata bersamaku" ucapnya penuh dengan keseriusan. Bola mata Ino membulat sempurna.
Apa dia gila?
Membawa Sasuke kesampingnya?
Menjangkaunya saja ia tak bisa.
Lalu Naruti menyuruhnya membawa Sasuke kesampingnya.
Jangan bercanda!
Dia berbicara seperti itu seolah berkata 'bawa nasi itu'
"Lebih baik seperti ini Naruto, aku tak mau menyakiti mereka berdua" ucap Ino pelan.
"Well, pilihan ada di tangan mu Ino, Aku hanya memberikam sebuah penawaran yang menguntungkan satu sama lain" balas Naruto sembari mengedikkan bahunya acuh, seolah penawaran tadi hanyalah sebuah omong kosong yang di terpa angin tak kasat mata.
Ino menatap kosong ke arah Naruto.
"Jika kau berubah pikiran datanglah padaku, tawaran ku masih berlaku untukmu Ino" ucap Naruto lagi sembari tersenyum lembut ke arah Ino.
Lalu
Gerp
Dan
Cup
Naruto membawa Ino kedalam pelukannya memberikan kecupan singkat di puncak kepala Ino.
Ino melebarkan bola matanya.
Kaget?
Tentu saja bung!
Ini di luar prediksi.
Naruto menyeringai penuh kemenangan, jika yang tadi ia lihat itu tidak salah, Maka selama ini dugaannya benar.
Bahwa
Ada yang salah pada situasi ini.
Tapi ia sendiri tidak mau gegabah untuk menyimpulkan situasi ini semua.
Kemudian Naruto melepaskan pelukannya pada Ino.
Ino sudah berdecak pinggang menatap Naruto dengan pandangan penuh permusuhan.
"Apa yang kau lakukan hah!" Ketus Ino galak.
Naruto hanya menggaruk tengkuknya yang tidak gatal sembari tertawa cengengesan.
"Hanya ingin menenangkan mu itu saja" balasnya dengan tampang tanpa dosanya.
"Naruto!!!!!" Teriak Ino marah.
"Bye! Kalau kau berubah pikiran datanglah padaku" Naruto membalas teriakan Ino juga, kemudian kakinya melangkah pergi meninggalkan Ino yang menatap punggung Naruto sendu.
'Terlalu rumit eh?' Dewa batin Naruto mengejek.
"Semuanya pasti akan terbukti dan mari kita lihat siapa yang akan terskiti lebih dalam di sini" Ucap Naruto pada dirinya sendiri.
Naruto memejamkan matanya sembari menikmati angin yang menerpa wajanya, Naruto terus melangkah kearah kelas yang tak jauh dari pandangannya sekarang.
"Berhati-hatilah jika bermain dengan yang namanya cinta karna akibatnya akan sangat mengerikan" ucapnya pada diri sendiri.
~~~~~~
"Semuanya akan baik-baik saja" Ucap Ino pelan menyemangati dirinya sendiri. Kini ia sudah berada di depan pintu kelas.
"Ini akan sulit" keluh Ino. Percuma saja menyemangati dirinya sendiri tapi melihat kenyataan di hadapannya saja membuatnya sakit.
"Ganbatten Ino" Ino mengepalkan tangannya semangat.
"Inooii!!!" Teriak Hinata kemudian Hinata menepuk kedua pundak Ino. Ino memiringkan kepalanya kesisi kanan.
"Kau kemana saja!" Tanya Hinata sebal.
"Toilet" balas Ino lembut.
"Ka-"
"Selamat atas pacar baru Hinata" Ucap Ino sembari tersenyum kecil. Wajah Hinata memerah mendengar ucapan selamat dari sahabatnya itu.
"Aku bahagia Ino, Aku menyukainya" bisik Hinata yang sedang memeluk Ino.
Ino memejamkan matanya. Mendengar pengakuan dari Hinata tentang perasaannya pada Sasuke ternyata jauh lebih menyakitkan.
"Aku juga ikut bahagia Hinata, setidaknya sekarang kau tidak akan menyandang gelar jones lagi" Ino terkekeh, Hinata mengumpat mendengar ucapan Ino.
'Ini menyakitkan' Ino.
'Biarkan seperti ini Tuhan, kumohon walau ini menyakitkan. Aku akan bertahan' Hinata.
'Dan pada akhirnya dialah yang akan tersakiti lebih dalam' Naruto.
'Maaf' Sasuke.
..
..
TBC
VOTE VOMEN!!!!!!!! Hihihihi
Tersayang,
NidiaRizal/Ms.Lvnder :*
KAMU SEDANG MEMBACA
You're Mine
Fanfiction"Karna memilikimu membutuhkan sebuah pengorbanan yang besar" Story by NidiaRizal .. .. .. Story Versi SasuHinaNaru [Fiction SasuHinaNaru] - [MK] - [16+] - [Ms.Lvnder]