Bagian 27

1.8K 121 27
                                    

Bagian 27

Pesta perayaan ulangtahun Hinata sudah selesai, menyisakan sakit yang mendalam bagi Hinata dan penyesalan bagi Sakura.

Dan disini Sakura sekarang berada, di mansion Naruto, berdiri gelisah di depan pintu. Dirinya ragu ketika ingin menekan bel, tapi untuk apa? Bukankah jika Ia ingin masuk rumah itu tinggal masuk saja tanpa perlu menekan bel atau menggedor-gedor pintu.

Sakura menarik nafas kemudian membuang nya secara kasar. Ini sudah menjadi keputusannya untuk menjelaskan pada Hinata dan Naruto apa yang terjadi, lalu minta maaf dan semua akan selesaikan? Tapi apa kau yakin jika itu semua mudah di lakukan Sakura?

Ting

Ting

Ting

"Ya sebentar" gerut Naruto, baru saja dirinya tidur dan sekarang siapa yang berani menekan bel sebanyak itu yang membuat telinganya sakit dan kepalanya pusing.

"Ap-" Naruto menghentikan ucapnya lalu Ia menatap Sakura heran.

"Um hai" sapa Sakura.

"Kau tahu Aku bisa saja mengcekik mu sekarang jika kau tak punya alasan logis menekan bel sebanyak itu Sakura" desis Naruto.

"Haha" Sakura tertawa hambar, melihat ekspresi memberrenggut Naruto.

"Dan tidakkah kau terlalu idiot menekan bel sebanyak itu? Dimana kebiasaanmu yang sering main menerobos rumahku?" Cibir Naruto, lalu membuka pintunya lebar-lebar dan mempersilahkan Sakura masuk.

"Naruto" panggil Sakura.

"Hoam"

"Baka! Aku memanggilm mu!" Bentak Sakura.

"Kau tahu adik? Aku baru saja tidur jam 4 hanya untuk menenangkan Hinata yang semalam penuh menangisi si Teme" Naruto membuang nafas kasar kemudian menggaruk rambut belakangnya asal. Sakura menatap Naruto iba.

"Dimana Hinata sekarang?" Tanya Sakura.

"Dia masih tertidur di kamar" jawab Naruto lalu melangkah kedapur dan mengambil bir yang sudah tersedia di kulkasnya. Secepat kilat Sakura menyambar kaleng bir tersebut dari tangan Naruto. Naruto menatap Sakura tak terima.

"Apa yang kau lakukan Sakura?!" Desis Naruto tajam.

"Ini masih pagi dan kau sudah mau meminum bir? Apa kau ingin mati muda? Dasar idiot!" Ujar Sakura ketus.

"Kau menghancurkan moodku adik"

"Ada yang ingin ku bicarakan dengan mu Nii-san" ucap Sakura pelan.

"A-Apa?" Ucap Naruto nyaris tak percaya. "Kau memanggilku apa barusan? Nii-san? Ahahahaha" Naruto tertawa terbahak hingga meneluarkan cairan di sudut matanya.

Wajah Sakura memerah kesal. "Berheti tertawa dasar Baka Dobe!"

"Kau-ahahah" Naruto tak mampu menahan tawanya, kemana hilangnya Sakura adik kecilnya yang selalu memanggilnya Naruto tanpa embel-embel Nii-san.

"Maaf" dan saat itu juga tawa Naruto berhenti. Sakura menunduk meremas kemeja putih yang di pakainya.

"Maaf untuk semuannya" lanjutnya. Naruto menaikan sebelah alisnya.

"Kau aneh, apa kau sakit? Pulanglah dan berobat" ujar Naruto datar.

"Maaf Naruto-nii" ucap Sakura lagi.

"Kau itu kenapa sih?" Tanya Naruto gusar. Naruto tahu apa yang akan di katakan Sakura hanya saja Ia berpura-pura tidak tahu, Ia hanya ingin tahu apa adik kecilnya ini berani berkata jujur? Dan menjelaskan apa yang telah dia perbuat selama ini, hingga harus menyakiti permata hati nya?
Naruto marah, sangat marah mengetahui jika Sakura terlibat dalam hal ini, Ia kesal karena tidak bisa mendidik Sakura menjadi wanita yang baik. Ia frustasi ketika melihat Sakura adik kecilnya berubah menjadi wanita jahat. Apa penyebabnya dan Naruto sangat penasaran untuk itu.

You're Mine Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang