Bagian 13

1K 114 38
                                    

Hallo Minna-san

Author update cepet ini hehe:v
Author mau curhat dikit yahh.
Si author ini lagi gaslaw, lagi sedih, sakit ati kecewa dll.
Author bingung mau nyalurinnya rasa sakit nya kek gimana, masa iya mau teriak2 ngeluarin sumpah serpah kan gaguna yahh, lagian dianya juga ga akan dengar kan?-,- cape2 ati bener ga?
Jadinya author ngelampiasinnya lewat updatean cerita ini.
Jadi maaf kalo ceritanya agak Gajelas.
Di lanjut entar yahh curhatnya.
Oh iya Yangg lgi sedih mau curhat barengg sini ama aku ajaaaaa :v
Biar aku ada temennya hihi

Cuss ahhh mari kita baca aja.

..

Bagian 13

"Kau akan pergi bersama Hinata?" Tanya Ino penuh dengan tuntuan.

"Ya, aku terlanjur sudah bilang akan menemaninya" jawab Sasuke yang sekarang berada di ruangan lukis.

"Ya, ya, selamat bersenang-senang kalau begitu" ketus Ino sebal.

"Kau marah?" Tanya Sasuke. Ino mendelik ke arah Sasuke.

"Ya! Kau tahu hari ini aku berencana ingin mengajakmu keluar, tapi sudahlah jika kau memang akan pergi bersama Hinata pergilah" balas Ino datar tanpa menatap Sasuke, matanya fokus pada lukisan di depannya.

Sasuke memeluk Ino yang sedang duduk dari belakang. Wajahnya ia sembunyikan di tengkuk Ino.

Tapi tunggu, ini ada yang aneh. Kenapa jika ia menghirup aroma Hinata ia akan merasa nyaman dan tenang. Tapi ketika menghirup aroma Ino ia tidak mendapatkan hal seperti itu.

'Damn' umpat Sasuke dalam hati.

"Jangan merajuk seperti itu sayang, kita akan pergi keluar hari ini sepulang sekolah, lagi pula Aku akan menemani Hinata malam hari" ucap Sasuke lembut, Ino menengokan wajahnya kesamping. Hidung mereka salling bersentuhan. Wajah Ino memerah tapi tidak memerah pekat seperti Hinata.

"Benarkah?" Tanya Ino pelan. Sasuke menangguk sebagai jawaban. Lalu melepaskan pelukannya pada Ino.

"Kencan pertama" ucap Sasuke dengan nada menggodan sambil mengedipkan sebelah matanya.

Ino tersenyum miring mendengar ucapan Sasuke.

"Kau menggelikan" kekeh Ino.

Jika Hinata, mungkin sekarang wajahnya sudah memerah lagi dan dia pasti akan mengoceh dengan mengeluarkan nada datarnya.

Kenapa Ia merasa ini ada yang berbeda.

*******

"Precious, hari ini Aku tidak mengantarmu pulang tak apa kan? Aku ada perlu" ucap Sasuke yang tengah membereskan buku dan mematikan Notebooknya.

Hinata menengok ke arah Sasuke sekilas. Lalu tersenyum tipis. "Tak apa Sasu, Aku bisa pulang bersama Naruto"

Sasuke menghembuskan nafasnya lalu menatap Hinata yang sedang menatapnya.

"Berjanjilah untuk tidak berselingkuh dengannya, dan berjanjilah untuk tidak terpesona padanya" ucap Sasuke serius.

Hinata tersenyum tipis. "Kau tenang saja Sasu, Aku tak mungkin berselingkuh dengannya" kekeh Hinata.
"Dan untuk terpesona pada Naruto mungkin Aku akan berpikir dua kali Sasuke, karna jika boleh memilih Aku lebih baik terpesona pada dia di bandingkan terpesona padamu yang ujung-ujung Kau yang akan memenangkan permainan ini" lanjut Hinata yang masih memamerkan semyuman tipisnya tanpa menatap Sasuke.

Sasuke menatap Hinata sinis. Di matanya ada kilatan marah dan kecewa ketika mendengar ucapan Hinata.

"Kita lihat saja nanti, ucapanmu itu penuh dengan keraguan dan kebohongan sayang" desis Sasuke datar. Hinata terdiam dan menatap tas sekolahnya dengan pandangan sendu.

You're Mine Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang