Bagian 21

1.2K 102 46
                                    

Bagian 21

..

Naruto mengerjapkan matanya, tangannya meraba kesamping tempat tidurnya.

Kosong?

Kemana Hinata-nya?.

Lalu dengan gontai Naruto pergi kemar mandi.

"Jadi?"

"Apa?" Sakura memutar matanya malas.

"Kenapa kau terbangung di ranjang Naruto?" Tanya Sakura penuh tuntunan, matanya menatap curiga kepada Hinata.

Wajah Hinata memerah, Sakura mengendus geli.

"Pasti terjadi sesuatu benar kan?" Tanya Sakura menggebu-gebu.

"Tidak terjadi apa-apa, jadi hentikan pikiran liarmu itu Sakura" ketus Hinata.

"Ahahah tidak usah malu-malu begitu" Sakura tertawa lepas melihat air muka Hinata.

"Apa yang kau lakukan di rumahku?" Suara baritone itu menghentikan tawa Sakura.

Sakura mencibir. "Aku hanya ingin melihat keadaan calon kakak iparku"

"Pergilah, Kau mengganggu Sakura" usir Naruto.

"Hey! Kau tak bisa seenaknya mengusirku begitu saja! Aku hanya ingin numpang sarapan bodoh!" Ketus Sakura tak terima dengan usiran Naruto.

Naruto memutar matanya malas.
"Kau bisa sarapan di rumah utama, tapi tidak di rumahku, kau menganggu pagi hariku yang menyenangkan"

"Dan Aku tak perduli" ejek Sakura.

"Sudah hentikan lebih baik kita sarapan, dan dudukan bokongmu itu di kursi sekarang Naruto" titah Hinata, Naruto hanya diam menurut.

"Ah pasangan yang romantis" ucap Sakura terharu sambil menyatukan kedua tangannya di samping pipinya.

"Kau menjijikan" ketus Naruto datar, Hinata hanya tertawa kecil. Baginya ini adalah pagi yang terbaik.

Suara getaran itu menghentikan aktifitas sarapan Sakura, Ia menatap ponselnya dengan raut wajah yang sulit di artikan, Naruto menyerit heran melihatnya, dan Sakura pun permisi pergi ke lantai atas untuk mengangkat panggilan tersebut.

Naruto menggenggam tangan Hinata. Dengan tangan yang satunya lagi memengan roti. "Kenapa kau meninggalkan ku saat aku masih tidur tadi?" Rajuk Naruto.

Hinata tertawa kecil. "Aku hanya ingin membuat sarapan Naruto, kenapa kau jadi manja sekali"

"Hey, Aku manjakan pada tunangan ku sendiri, apa itu salah?" Tanya Naruto sebal.

Hinata tersenyum tipis. "Aku gemas padamu Naruto" Hinata berjalan kearah Naruto kemudian duduk di pangkuan Naruto. Lepas itu Hinata mencubit pipi Naruto kuat-kuat.

"Sakit hey! Hime, hentikan" gumam Naruto.

"Hahaha, wajahmu lucu sekali Naruto" Hinata menangkup wajah Naruto. Lalu Ia memeluk leher Naruto menyembunyikan wajahnya di perpotongan leher Naruto.

Naruto merasakan jika lehernya basah. Hinatanya menangis.

Tapi kenapa?

Hatinya tiba-tiba menjadi sesak.

"Maaf karana telah mengabaikan kehadiran mu selama ini" guman Hinata di sela isakannya.

Dan saat itu juga Naruto merasakan kelegaan yang luar biasa.

Lalu tangannya memeluk Hinata posesif.

"Aku mencintamu" ujar Naruto tulus.

"Aku tahu Naru, aku tahu itu" balas Hinata yang masih memeluk Naruto.

You're Mine Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang