Prologue

577 43 15
                                    

We Don't Talk Anymore

By: NoonOwl

***

Jimin menapakkan kaki di Bandara Internasional Incheon, dia baru saja tiba dari Italia setelah menyelesaikan studinya di Florence. Setelah mengurus barang-barangnya, dia langsung menelepon seseorang.

"Hello... Ya, aku baru saja sampai... Baiklah, aku akan ke sana." Setelah panggilan berakhir, Jimin keluar dan melihat orang yang dicarinya, dihampirinya orang itu. Pria berpakaian rapi itu didampingi sekitar 8 pengawal dengan setelan jas hitam dan kaca mata hitam, orang-orang itu juga ikut membungkuk pada Jimin.

"Selamat datang Tuan Muda, kami sudah menunggu anda." Orang itu diketahui sebagai Jung Chunsuk, sekretaris keluarga Jimin.

"Terimakasih Sekretaris Jung, jadi bisa langsung ku pakai?" Jimin membalas hormat Chunsuk, dia mengeluarkan eye smile-nya. Salah satu dari 8 orang itu mengambil alih koper dan tas Jimin lalu meletakkannya didalam mobil bewarna dark grey.

"Tentu saja Tuan Muda. Bahan bakarnya sudah diisi dan semuanya dalam keadaan baik." Chunsuk menyerahkan kunci mobil Broon F8 warna dark grey.

"Baguslah. Oh ya, bagaimana dengan apartemenku?"

"Anda akan tinggal di Plus Apartment, unit nomor 731. Anda tinggal menyebutkan nama di bagian resepsionis dan mereka akan mengurusnya. Barang-barang yang anda kirim beberapa hari yang lalu sudah kami tata dan interiornya pun sudah dibuat sesuai selera anda." jelas Chunsuk detail.

"Wow, kalian ini... Sebenarnya tidak perlu sampai seperti itu." Jimin menepuk punggung Chunsuk.

"Sudah menjadi tugas kami, Tuan Muda."

"Baiklah, terima kasih banyak Sekertaris Jung. Aku akan pergi kalau begitu." Jimin menekan tompol pada kunci mobil.

"Hati-hati di jalan, Tuan Muda." Cunsuk membungkuk.

"Hati-hati di jalan, Tuan Muda!" Para oengawal juga memberi hormat pada Jimin.

"Ne.. Ne.. Terima kasih." Jimin masuk dan mulai mengendarai mobilnya.

"Waah, Seoul terlihat lebih ramai sekarang." Gumamnya sambil melihat sekeliling.

"Hmm.. Sepertinya bagus kalau sambil mendengar lagu." Jimin menyalakan music player dan mengaturnya dalam mode radio. Terdengar lagu yang akhir-akhir ini menyita perhatiannya.

We don't talk anymore
We don't talk anymore
We don't talk anymore
Like we used to do
We don't love anymore
What was all of it for?
Oh, we don't talk anymore, like we used to do...

"Wah, pas sekali lagunya." Gumamnya lagi.

I just heard you found the one, you've been looking
You've been looking for
I wish I would have known that wasn't me
Cause even after all this time
I still wonder
Why I can't move on
Just the way you did so easily

Don't wanna know
Kind of dress you're wearing tonight
If he's holdin' onto you so tight
The way I did before
I overdosed
Should've known your love was a game
Now I can't get you out of my brain
Oh, it's such a shame

Tak sengaja mata Jimin menangkap toko bunga, dia pun menghentikan mobilnya tepat dihadapan toko itu.

"Selamat datang di Jangmi Florist, anda ingin bunga apa?" Ujar seseorang yang sepertinya pemilik toko.

"Aku ingin anyelir merah muda." Jimin bicara sembari melihat-lihat bunga di sekitarnya.

"Baiklah, tunggu sebentar."

Tak sampai lima menit, bunga yang dipesan Jimin sudah siap. Setelah membayar, Jimin kembali melanjutkan perjalanan.

That we don't talk anymore
We don't talk anymore
We don't talk anymore
Like we used to do
We don't love anymore
What was all of it for?
Oh, we don't talk anymore
Like we used to do

I just hope you're lying next to somebody
Who knows how to love you like me
There must be a good reason that you're gone
Every now and then I think you might want me to
Come show up at your door
But I'm just too afraid that I'll be wrong

Don't wanna know
If you're looking into her eyes
If she's holdin' onto you so tight the way I did before
I overdosed
Should've known your love was a game
Now I can't get you out of my brain
Oh, it's such a shame

Jimin sampai di tempat tujuannya.

Krematorium

Jimin berjalan menuju salah satu rak dengan guci bertuliskan 'Park Jangmi'.

"Anyeong Jangmi-ya, aku datang." Ujarnya sambil tersenyum, diletakkannya bunga itu didalam rak.

That we don't talk anymore
We don't talk anymore
We don't talk anymore
Like we used to do
We don't love anymore
What was all of it for?
Oh, we don't talk anymore
Like we used to do
Like we used to do

"Bagaimana kabarmu? Apa kau merindukanku?" Jimin hanya berdiri  sambil menatap foto yang berada disana, foto seorang gadis mengenakan seragam sekolah dengan rambut merah dkuncir dua.

"Mulai hari ini aku akan menetap di Seoul, aku jadi bisa lebih sering mengunjungimu."

Don't wanna know
Kind of dress you're wearing tonight
If he's giving it to you just right
The way I did before
I overdosed
Should've known your love was a game
Now I can't get you out of my brain
Oh, it's such a shame

That we don't talk anymore
We don't talk anymore
We don't talk anymore
Like we used to do
We don't love anymore
What was all of it for?
Oh, we don't talk anymore
Like we used to do

"Sekarang aku sudah menjadi koki, aku menjadi koki masakan Italia, makanan kesukaanmu." Jimin menatap lamat foto itu.

"Andai saja kau masih disini, pasti aku sudah memasak semuanya untukmu."

"Kau tahu, aku sangat handal membuat lasagna kesukaanmu."

Don't wanna know
Kind of dress you're wearing tonight
If he's holding onto you so tight 
The way I did before

I overdosed
Should've known your love was a game 
Now I can't get you out of my brain 
Oh, it's such a shame

That we don't talk anymore

Jimin memejamkan matanya sebentar lalu menatap foto itu lagi.

"Aku merindukanmu, Jangmi-ya."

Tanpa sadar, setetes air mata jatuh membasahi pipinya.

***


To be continue...

We Don't Talk AnymoreTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang