Part 1

174 14 6
                                    

Novel perdana aku nih!
Minta bantuannya ya kalo nemuin kesalahan atau kejanggalan di dalam cerita.

- - - - -

" Ka, serius mau ngebolos? Matkul kesukaan lo loh. ". Adri memperhatikan raut wajah Reka yang panik.

   " Iya serius. ".

   " Yaudah deh.. Tapi ngomong-ngomong pacar lo lebay banget sih pake pingsan segala. ".

   " Apaan sih lo! Nggak usah ngejelek-jelekin Sinta. Udah ah gue cabut dulu! ". Reka memasang raut kesal saat mendengar temannya itu menjelek-jelekan gadis pujaan hatinya.

Reka berlari menuju parkiran motor. Menyalakan mesin motornya lalu melaju menuju klinik tempat Sinta, kekasih hatinya, kini berada.
Sesampainya disana, ia memarkir motor dan masuk ke dalam klinik mencari kamar rawat Sinta.

Ia mengingat-ingat beberapa waktu lalu saat tiba-tiba Dara, sahabat Sinta menelponnya dan memberi kabar bahwa Sinta tiba-tiba pingsan saat kebetulan Dara tengah berkunjung kerumah Sinta.

Sinta dan Reka memang sudah berpacaran hampir dua tahun. Dan hubungan mereka sudah diketahui oleh kedua orang tua dari kedua belah pihak. Lalu teman-teman Sinta dan teman-teman Reka pun juga sudah mengetahuinya. Terutama Dara dan Angga. Sahabat Sinta dan sahabat Reka yang memang mengikuti perkembangan hubungan mereka sejak awal.

- - - - - - -

   " Ka? Kamu ngapain di sini? ". Tiba-tiba terdengar suara Sinta yang lemah. Reka spontan berdiri melihat Sinta yang sudah siuman. " Dara mana? ".

   " Eh Sin, kamu udah bangun? Aku ya nungguin kamu lah. Dara lagi ke depan cari makan buat kita. ".

   " I'm fine. Kamu balik ngampus aja. Aku ada Dara kok disini ". Ujar Sinta sambil tersenyum.

   " Sekali-sekali bolos ngampus. " Reka tersenyum sambil mencubit pipi Sinta yang belakangan ini menjadi lebih berisi. " Mendingan aku nemenin pacar aku disini. " kini Sinta yang tersenyum-senyum dibuatnya.

- - - - - -

   Sinta berjalan menuju sisi lapangan basket sambil membawa kotak bekal di tangannya. Tempat dimana Reka dan Angga sedang melakukan pemanasan. Ia menghelas napas panjang sebelum tiba disana dan mulai tersenyum.

   " Kamu bawa apa, Sin? " tanya Reka sesampainya Sinta disana.

   " Aku punya brownies nih. " jawab Sinta. " Hai Angga! Nanti kamu ikut makan aja ya! " ujar Sinta, yang dijawab hanya anggukan tanpa lirikan dan tanpa senyuman.

Udah biasa. Ujar Sinta dalam hati. Ia menghela napas lalu berlalu menuju bangku penonton.

   Sinta sudah sering seperti ini. Menjadi satu-satunya penonton saat Reka dan Angga sedang melakukan man to man di area basket kampus di setiap weekend. Dan ia selalu membawa sesuatu di kotak makan berwarna merah muda miliknya.

   Ia tidak keberatan dan tidak merasa bosan. Tapi ia selalu merasa bingung dengan sikap dingin Angga padanya. Ia tidak pernah tau alasannya.

  " Ga, ini browniesnya! ". Sinta menjulurkan kotak makannya kepada Angga, tetapi hanya dilirik oleh yang di tawarkan.

   " Gue kayak biasa. " Ujarnya datar, lalu mengambil tasnya dan berlalu.

   " Hati-hati ya, Ga! " ujar Sinta pada pemilik tubuh tinggi dan atletis yang baru saja meninggalkan area basket.

Udah biasa kok.

- - - -

Untuk tanya2, kritik & saran bisa di komentar.

Terima kasih

House Of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang