Happy reading!
●
●
●Now playing : Cemburu Menguras Hati by Vidi Aldiano
●●●
Sinta masih terus menatap lukisan yang ada di pangkuannya selama Bunda mendorong kursi rodanya menuju kamar rawat Reka.
Tibalah mereka di depan kamar rawat Reka. Sebelum masuk, Bunda terlebih dahulu mengintip ke dalam melalui kaca persegi kecil yang ada di pintu. Dan ternyata di dalam sedang ada seorang dokter dan seorang suster berdiri di sisi ranjang Reka.
Akhirnya, Bunda dan Sinta memutuskan untuk menunggu sejenak hingga dokter dan suster keluar.
Setelah kurang lebih 5 menit, dokter dan suster keluar dari ruang rawat Reka. Lalu setelah membalas senyum yang sempat disunggingkan oleh dokter kala melihat Bunda dan Sinta, mereka pun langsung masuk ke dalam.
Terlihat Ibu Reka dan Shakira tengah memeluk tubuh yang terbaring di ranjang sambil menangis. Sedangkan Ayah Reka sedang duduk termenung di atas sofa.
Jantung Sinta berdegup kencang. Ia berusaha menyangkal apa yang ada di pikirannya.
‘ Nggak, Ta. Ini bukan seperti yang kamu pikirin ‘
Sinta menggigit bibir bawahnya sambil mencoba untuk bernapas dengan teratur agar degup jantungnya bisa kembali normal.
Ibu Reka mengangkat kepalanya dan melihat ke arah Sinta di ambang pintu. Lalu ia segera menghambur menuju Sinta dan memeluknya sambil berlutut.
Tepat di telinga, Sinta dapat mendengar setiap isakan dari Ibu Reka.
Degup jantungnya sudah tak dapat ia kontrol lagi. Pandangannya buram akibat air mata yang menggenang disana.“ Sinta.. Reka udah nggak ada.. “
Suasana terasa hening seketika di kepala Sinta. Matanya panas, napasnya tertahan.
Hilang sudah niatnya saat di perjalanan tadi untuk tidak menangis mendengar kabar yang tak pernah ia harapkan akan datang secepat ini.
Air matanya tak bisa dibendung lagi. Setiap isakan yang keluar dan ia dengar dari orang-orang disekitarnya, membuat ia merasakan suatu aliran listrik yang mengalir di kulitnya dan terasa menyakitkan.
Sinta memeluk erat --orang yang paling disayang oleh kekasihnya-- yang ada didepannya sekarang.
Ia membuka matanya sebentar dan melihat dengan pandangan buram seorang lelaki yang tertidur di atas ranjang dengan tangan yang terlipat di atas badannya.
Lalu ia kembali menutup matanya. Kembali menangis.
●●●●
Ayah Sinta mendorong kursi roda Sinta di tengah tanah lapang yang disana tersebar beberapa batu nisan dengan nama-nama yang berbeda.
Di balik kacamata hitamnya, Sinta melihat sebuah tenda yang berdiri di depannya. Yang di bawahnya banyak sekali orang-orang dengan pakaian hitam.
Bunda di sampingnya memegang payung sambil sesekali memperhatikan Sinta yang duduk manis di atas kursi rodanya sambil memegang lukisan.
Sampailah ia di bawah tenda dan tak jauh di depannya, Reka terbujur kaku di balik kain putih yang membalut tubuhnya.
Sinta kembali terisak. Matanya tak sanggup menahan beban air yang mendesak ingin keluar.
“ Rekaaa.. “ ujarnya di tengah tangisannya.
Bunda berlutut di samping Sinta dan memeluknya. Sinta mengalihkan pandangannya. Tak sanggup melihat apa yang terjadi di depannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
House Of Love
RomancePerjalanan hidup nampaknya tidak akan seru jika hanya berdua. Maka dari itu kita butuh orang lain untuk menjadi bumbu di perjalanan. Dan bukan kemungkinan kecil apabila ia akan ikut campur didalamnya. Karena setiap orang hadir untuk suatu alasan. S...