Selamat membaca!
●●●●
Sinta dan Reka sudah mengalami koma selama seminggu. Dan selama seminggu itu lah, Alya dan Angga bolak-balik menjenguk mereka setiap harinya.
Bukan, hanya Angga yang menjenguk mereka. Sedangkan Alya hanya menjenguk Reka.
Alya berkali-kali meminta untuk menemani Angga menjenguk Sinta, tapi selalu ditolak oleh Angga. Dan ia enggan untuk menyusul karena takut kejadian saat ia pertama kali menyusul Angga ke kamar rawat Sinta, terulang lagi. Hingga akhirnya ia memilih untuk menunggu di depan kamar rawat Sinta.
Perasaan Alya sangat kacau. Melihat Angga yang mengecup tangan dan kening Sinta membuat perasaannya kacau bukan kepalang. Tapi ia menyembunyikan perasaan itu.
Pada saat itu, ia langsung menuju ke parkiran dan duduk di kursi dekat mobil Angga di parkirkan. Beberapa menit kemudian Angga muncul.Setelah meminta maaf karena lama menyusul akibat Angga harus mencari bunda Sinta untuk pamit pulang, mereka pun masuk ke dalam mobil.
Alya duduk diam tak bersuara, membuat Angga bingung harus berbuat apa. Akhirnya ia langsung melajukan mobilnya keluar rumah sakit.
" Al, kamu kenapa? " tanya Angga memecah keheningan.
" Nothing. " ujar Alya, lalu ia menghela napas.
" Serius? " Alya hanya mengangguk.
" Kamu punya rasa sama Sinta? " tiba-tiba pertanyaan itu terlontar dari mulut Alya. Angga sedikit kaget dengan pertanyaan itu. Lalu ia berdeham untuk menjernihkan suaranya sebelum ia berbicara.
" Nggak. Emang kenapa? ".
" Tapi kalo diliat kamu kayak punya rasa. ".
" Soal tadi? " tanya Angga. Lalu Alya mengangguk pelan. " Ya aku kan sahabatan sama dia. Jadi apa yang salah? ".
Mendengar jawaban Angga, Alya menghela napas. Merasa tak puas dengan penuturan Angga yang sangat singkat.Kejadian itu lah yang mengilhami Alya untuk ada di koridor rumah sakit pada sore hari ini. Ia tidak yakin bahwa Angga tidak punya perasaan khusus kepada Sinta dan tidak pernah menjalani hubungan yang lebih dari persahabatan.
Karena dari sorot mata Angga, ia bisa melihat ada kerinduan disana.Ia beberapa kali mengintip ke balik tembok yang menuju ke bagian koridor yang lain. Lalu saat matanya menangkap seseorang yang ditunggu-tunggunya keluar dari sebuah ruangan dan berjalan menuju pintu keluar, ia pun tersenyum dan keluar dari tempat persembunyiannya.
Alya mengetuk pintu sebuah kamar rawat sebelum ia memasukinya. Di dalam, seorang anak perempuan berumur 13 tahun sedang duduk di sofa sambil membaca novel. Ia tersenyum kepada Alya.
" Hai kak Alya! Kak Angga tadi baru aja ke sini loh. Kenapa nggak barengan? " Shakira meletakkan novelnya di atas sofa dan menghampiri Alya untuk menyaliminya.
" Iya, tadi aku ada jadwal ngampus. Baru sempet sekarang. ".
" Oh gitu.. Yaudah, aku tinggal dulu ya, Kak. Mau cari jajanan. " ujar Shakira, lalu segera pergi keluar kamar.
Alya melangkahkan kakinya untuk duduk di kursi samping ranjang tempat Reka berbaring.
" Hai, Ka! " Alya tersenyum, lalu ia mengusap tangan Reka. " Maaf ya, aku kesininya telat. ".
" Aku kangen kamu, Ka. " air matanya menetes, tapi bibirnya tetap mengulas senyuman. " Kangen sebagai sahabat ya, Ka. ".
Lalu ia mengingat satu memori. Membuatnya tersenyum.
" Hai, Reka! " Alya menyambut Reka yang baru saja sampai di rumah. Sedangkan Reka membalasnya dengan wajah bingung.
" Kok kamu ada di sini, Al? Kan udah malem. " tanya Reka sambil menunjuk Alya.
" Yaa.. Nggak apa-apa, kan? " Reka menggaruk-garuk kepalanya. Lalu ia mengangguk. " Ya udah, sekarang kamu ikut aku ke halaman belakang ya? Aku udah siapin makanan buat kamu. " ujar Alya sambil tersenyum sumringah. Dan Reka hanya mengangguk lagi.
Mereka berjalan beriringan menuju taman belakang rumah Reka. Dan ternyata di tengah taman sudah terdapat dinner set untuk 2 orang lengkap dengan makanannya. Reka hanya bisa menatap bingung.
Setelah Reka duduk, ia melihat apa yang sudah tersaji di meja. Dua potong lasagna dan dua gelas jus stroberi.
" Ini kamu yang bikin? " tanya Reka spontan, yang hanya dijawab anggukan oleh Alya.
" Aku udah siapin makanan dan minuman favorit kamu. ".
" Thanks, ya. " ujar Reka. " Tapi ini dalam rangka apa? " lanjutnya.
Jantung Alya berdegup kencang. Ia meyakinkan dirinya untuk menuntaskan apa yang sudah ia lakukan.
" Emm.. Ka, aku mau bilang sesuatu. " Alya berkeringat dingin. " Aku mau jujur sama kamu.. Kalo aku tuh.. Aku tuh sayang sama kamu, Ka. ".
Kini jantung Reka yang dibuat berdegup kencang. Tak menyangka akan pengutaraan itu. Setelah sekian detik terjadi keheningan, Reka membuka suaranya.
" Al, makasih ya. Makasih buat ini semua, buat makanan dan minuman yang kamu bikin, makasih buat malam yang indah ini, makasih buat kejujuran dan pengutaraan kamu, dan juga makasih banyak buat rasa sayang kamu ke aku. " Reka berdeham, menjernihkan suaranya.
" Tapi maaf. Aku nggak bisa balas rasa sayang kamu. Bukan kamu yang ada di hati aku. " lanjutnya.Alya terbengong.. Napasnya tertahan. Ia tak menyangka akan mendapat jawaban seperti itu. " Siapa, Ka? ".
" Dia sahabat aku. Dia yang ada di hati aku. Dan alasan aku pulang malem hari ini karena nyiapin persiapan buat nembak dia besok. Maafin aku ya, Al. ".
Kini air mata Alya sudah tidak bisa ditahan lagi. Ia sudah menangis seperti seorang bayi yang haus. Ia kecewa. Sangat kecewa. Rasanya ia ingin membunuh siapapun itu yang telah merebut hati Reka.
Tapi ia bukan siapa-siapa. Ia harus bisa menerima itu." Kak Alya, kenapa nangis!? " suara panik Shakira menyadarkannya dari lamunan.
Lalu Alya buru-buru menghapus air matanya yang telah membanjiri pipinya, syalnya, bahkan seprai ranjang Reka.
- - - - -
Kini Alya berdiri di depan ranjang sebuah kamar rawat. Bukan, bukan ranjang Reka. Melainkan ranjang Sinta.
Ia menghampiri Sinta. " Hai, Sinta! Aku Alya. Aku kesini pengen liat keadaan kamu. "." Aku juga pengen nyapa someone special yang udah berhasil curi hatinya Reka. Walaupun bukan dari aku. Karena aku belum sempet milikin hati dia. Karena kamu.. ".
Alya memperhatikan setiap sudut wajah Sinta yang tidak tertutup perban. Wajahnya yang cantik, kulitnya yang bersih walaupun pucat. Dan yang membedakan Sinta dengan Alya adalah tubuh Sinta yang lebih berisi dan berkulit kuning langsat. Sedangkan Alya, tubuhnya cenderung kurus dan memiliki warna kulit sawo matang karena sering berjemur di pantai.
" Seminggu yang lalu, aku liat Angga disini jengukin kamu. Dia keliatan sayang banget sama kamu. " kini hatinya sedih mengingat kejadian seminggu lalu. " Dan aku mohon sama kamu... ".
" ...jangan rebut Angga dari aku. Cukup Reka aja, jangan Angga juga. " dadanya terasa sesak. Ia ingin menangis, tetapi sudah lelah.
Lalu ia pun berbalik untuk pergi, tapi sebuah tangan menahannya.
" Kamu siapa? ".
●
●
●
KAMU SEDANG MEMBACA
House Of Love
RomancePerjalanan hidup nampaknya tidak akan seru jika hanya berdua. Maka dari itu kita butuh orang lain untuk menjadi bumbu di perjalanan. Dan bukan kemungkinan kecil apabila ia akan ikut campur didalamnya. Karena setiap orang hadir untuk suatu alasan. S...