Part. 16

64 5 3
                                    

Happy reading!



Flashback mode on

Dua bulan yang lalu, di tanggal ini, Sinta dan Reka resmi menjadi sepasang kekasih.

Sekelebat memori 2 bulan yang lalu terlintas di pikiran Sinta. Seperti saat mereka berdua berdiri di sebuah kain berbentuk hati, lalu teringat pula bagaimana Reka menyatakan cintanya dengan sebuah lagu dan diiringi petikan gitar dari tangan lihai Reka. Ah, sungguh indah.

Khusus hari ini, ada yang berbeda dari isi tas Sinta. Hari ini ia membawa 2 kotak bekal. Ia berencana akan menghabiskan waktu istirahatnya di sekolah bersama Reka memakan bekal yang ia bawa.

Sinta menuruni anak tangga dengan riangnya. Dua tas kotak bekal di tangannya pun juga ikut bergoyang-goyang dengan riangnya.

Dan sampailah ia di depan kelas Reka. Ia melongokkan kepalanya. Lalu mendapati Bobi, teman sekelas Reka yang juga teman Sinta karena pernah berada di SMP yang sama.

" Bob, ada Reka nggak? " tanya Sinta kepada Bobi. Bobi pun langsung mengalihkan pandangannya ke sekeliling kelas, tepatnya ke pojok belakang kelas.

Suasana kelas sangat ramai, hingga Bobi harus beberapa kali memanggil nama temannya dan menyuruhnya untuk menunduk.

" Nah itu si Re... " Bobi menunjuk ke suatu arah yang langsung diikuti oleh mata Sinta. " ...ka ".

Di pojok kelas, Reka sedang duduk menghadap ke seorang cewek berambut pendek yang tak terlihat mukanya, karena posisinya yang berlawanan dari arah pandang Sinta.

Tetapi, dari tempat Sinta berdiri, yaitu di depan pintu, jelas terlihat bahwa tangan Reka sedang menggenggam kedua tangan perempuan di depannya itu dengan tatapan bahagia.

Mata Sinta terasa perih. Ternyata memori dua bulan yang lalu, peristiwa-peristiwa romantis mereka, hanyalah omong kosong.

Sinta meletakkan satu tas kotak bekal di meja Bobi. " Titip ya, Bob. Buat jerk di belakang sana. " Sinta mengedikkan dagunya ke arah Reka.

●●●●

" Ternyata Reka sama aja kayak cowok-cowok lain, Ra. Kata-kata manisnya itu cuma bullshit. Bahkan, tadi pas pulang sekolah, dia nggak negor aku sama sekali, Ra. Padahal kita itu papasan. Such a dummy guy! " Sinta menjejalkan segenggam popcorn ke dalam mulutnya. " Apa coba maksudnya!? Dasar cowok gila! ".

" Kalo penasaran, mending langsung hubungin aja Rekanya. Pasti ada alasannya dia ngelakuin itu. Lo harus dengerin dulu. " Dara mengambil alih mangkok popcorn di pangkuan Sinta.

" Walaupun ada alasannya ya, Ra, pasti itu bukan alasan yang mau di dengerin sama cewek-cewek di dunia ini. " Sinta menatap Dara. Lalu ia melirik ke layar laptopnya yang sedang menjalankan sebuah film. " Kenapa sih, Ra, aku gak bisa dapet kisah romantis kayak di drama-drama korea? " Sinta merengut.

" Heh, seromantis-romantisnya drama korea, emang gak ada sad partnya? ".

" Ya ada. Tapi kan akhirnya tetep bahagia. ".

" Lah elo gimana tau akhirnya gimana kalo dengerin alasannya si Reka aja lo nggak mau. " Sinta terdiam.
" Udah, mendingan nggak usah pikirin si Reka lagi. Gue punya tawaran menarik buat lo. Jadi, gue, Alaiza, sama Tasya mau ke kepulauan seribu besok, mau cari spot bagus buat stok postingan di instagram. Dan kita punya Rafa sebagai driver. Gimana? Lo mau ikut nggak? Itung-itung refreshing, Ta. "

Sinta tampak menimbang-nimbang. Lalu ia berdiri dan pergi keluar kamar, 20 detik kemudian ia kembali sambil tersenyum dan mengangguk-angguk kepada Dara.

House Of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang