Part 18

32 3 0
                                    

Happy reading!



Flashback mode on

   Suatu sore, di balkon sekolah, Angga dan Sinta berbincang-bincang sambil menatap para anggota OSIS yang sedang menata lapangan sekolah dengan tema hati dan pink.

   “ Kayaknya bakal seru ya Go, acara ‘I Love You’ day di sekolah kita besok. Apalagi ini pertama kali diadain. Dan aku seneng banget bisa dapet beasiswa di sini. Jadi bisa kenal sama kamu dan bisa nikmatin acara ini sama kamu juga. “ Sinta tersenyum lebar kepada Angga yang beberapa sentimeter lebih tinggi dari dirinya. Angga pun membalas senyumnya.

   “ Are you excited? “ tanya Sinta.

   Angga berbalik badan dan menyandarkan dirinya di balkon sambil memasukkan tangannya ke dalam saku celananya. “ Not really. “.

   “ Why? “. Angga terdiam menatap Sinta yang juga sedang menatapnya lekat, menunggu jawaban. “ Kamu takut nggak ada yang kirim surat cinta buat kamu ya? “.

   ' More than that. I’m afraid to lose you. '

   Angga tersenyum. “ Kamu pasti besok bakal dapet banyak surat cinta, ya kan? “ ujar Angga dengan tersendat-sendat.

   “ Of course. Tapi meskipun begitu, surat cintaku akan tetap tertuju kepada satu destinasi.. “ Sinta tertawa kecil. Napas Angga tertahan. Ia memalingkan wajahnya dari Sinta untuk mengatur napasnya yang tak beraturan.

   “ Are you okay? “ Sinta memegang wajah Angga dan mengarahkannya untuk menghadap ke arah dirinya.

   Angga tersenyum. Dilepaskannya tangan Sinta dari wajahnya dan ia genggam dengan kedua tangannya.

   “ Siapapun orang yang kamu sebut destinasi itu. Jangan pernah lupain aku ya. As your best friend, I will support every decision that you make. Meskipun itu hal tentang cinta sekalipun.. “.

   Sinta menatap Angga datar. “ I won’t, Anggo. “.

●●●●

   Sinta berjalan menyusuri koridor agar sampai menuju kelas 11 IPA-2. Sesampainya di sana, ia menghampiri sebuah kotak kardus yang berukuran seperti tempat sampah di setiap kelas dan sudah dihias dengan bentuk hati dan aksen-aksen lain yang bertema pink.

Lalu ia mengambil sebuah kartu ucapan dari sakunya dan memasukkan kartu tersebut ke dalam kotak kardus.
Setelah itu ia meninggalkan kelas 11 IPA-2 yang merupakan kelas dari Angga.

Saat ia baru saja ingin berbelok ke koridor lain tiba-tiba saja ia menabrak seseorang yang sedang membawa minuman. Alhasil minuman itu membasahi baju si pemilik dan sedikit bagian rok Sinta.

   “ Sorry sorry.. I didn’t see you.. “ ujar Sinta kepada seseorang yang ditabraknya.

   “ That’s okay.. “ ujar si pemilik minuman sambil memperhatikan bajunya yang lepek.

   “ Ta? Kamu mau kemana? Kok buru-buru? “ tiba-tiba suara seseorang yang Sinta kenal terdengar dari belakang si pemilik minuman. Sinta menoleh.

   “ Anggo? “ jantung Sinta berdegup kencang. “ Eh.. Hai! “ dengan kaku Sinta melambai kepada Angga, yang disambut dengan tatapan bingung oleh Angga.

   “ Kamu abis dari kelas aku? Nyariin aku ya? “.

   “ Ga, lo kege-eran banget sih jadi cowok! “ si pemilik minuman pun tertawa.

   “ Yee berisik lo! Oh iya Ta, kenalin, ini temen aku dari SMP, namanya Reka. Dia anak IPA juga. Dan ini Sinta, dia anak IPS. “ Angga pun mengenalkan mereka masing-masing.

House Of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang