Part 2

115 14 2
                                    

Selamat membaca!




   Reka membereskan bukunya dengan santai. Ia masih merasa tidak enak hati jika hari ini ia tidak mengantar Sinta pulang karena akan mengerjakan tugas dengan teman-teman satu kelompoknya di sebuah kafe dekat kampus yang bernama 'Roar Café'.

   " Guys, please give me time buat nganterin cewek gue pulang! " ujar Reka kepada teman-temannya dengan nada memohon dan muka memelas. Teman-temannya mulai berdecak bergantian. Bosan mendengar permohonan Reka yang sama sedari tadi siang.

   " Nanti lo ngaret. Gue males banget! " Adri menyilangkan tangannya di dada sambil menatap Reka.

   " Nggak bakal. Sumpah! " Reka membentuk huruf V di udara dengan jarinya.

   " Udah izinin aja. Percaya sama gue dia nggak akan telat! " Angga yang sedari tadi hanya duduk di pojok kelas sambil menatap ke lapangan melalui jendela, mulai angkat bicara. " Udah ah, yuk cabut! " ia bangun dari duduknya dan berlalu keluar kelas yang langsung diikuti oleh teman-temannya sambil bergumam 'yaudah deh' kepada Reka.

   " Thanks, brother! "

   Reka menjalankan motornya menuju gedung fakultas 'desain dan seni rupa' dan menuju kelas Sinta yang sudah sepi dan menghampiri gadis itu yang ternyata sudah seorang diri di kelasnya. Setelah mengucap 'sori' dan memberikan alasan keterlambatannya. Lalu ia langsung mengantar Sinta setelah itu kembali melajukan motornya menuju Roar Café.

- - - - -

   Reka memarkir motornya di VIP parked karena telah berhasil menunjukan kartu parkir VIP-nya yang ia beli beberapa waktu lalu.
Lalu ia berjalan masuk ke dalam dan menemukan teman-temannya sedang duduk berjejer di kursi bar. Reka pun ikut duduk di sebelah Bayu, teman sebangku Angga.

   " Kita work-nya di meja bar? Asik juga. Ide siapa nih? " Reka cengengesan sambil menatap ketiga temannya bergantian, yang dibalas oleh lirikan sinis dari ketiganya.

   " Lo nggak liat itu meja udah penuh semua? Di luar sih ada. Tapi udah di booked, " Bayu berkata lalu menyeruput Esprésso nya yang baru saja hadir di hadapannya.

Reka menatap sekitar. Ternyata sore itu banyak pengunjung yang mengisi ruangan bertema Katy Perry itu. Di luar pun begitu. Ramai akan pengunjung. Hanya satu meja yang kosong. Meja di dekat patung macan dengan tulisan 'Roar' di sisi kanan tubuhnya.

  Tiba- tiba seseorang menepuk pundak Reka, membuat ia menoleh kepada pemilik tangan yang menepuk pundaknya.

   " Reka? " ujar si pemilik tangan itu. Reka menatapnya lalu mengembangkan senyumannya.

   " Alya? " Reka menyebut nama 'Alya' dengan nada yang sama saat Alya menyebut nama 'Reka'. Tapi kali ini ditambah dengan jari Reka yang menunjuk ke arah Alya.

   " Hai, how are you doing? Kita udah lama banget ya nggak ketemu. Kangen deh sama kamu! " ujar Alya dengan setengah berteriak. Yang menyebabkan ketiga teman Reka menoleh kepada perempuan berpenampilan seksi dan fancy dengan tanktop putih, rok kuning dengan kesan nature se-mata kaki dan heels berwarna gold.

   " Aku lagi antri meja nih, mau ngerjain tugas. Lagi penuh banget hari ini. " jawab Reka. Alya mengangguk-angguk.

   " Well, gabung aja sama aku. Aku udah booked meja yang di luar sana, tapi temen-temen aku belum pada dateng. Lagian juga, mejanya terlalu besar. Aku cuma bertiga kok. ".

   " Serius nih? ". Alya mengangguk mantap sambil menunjukkan sederet giginya yang rapi.

Akhirnya Reka, Angga, Adri dan Bayu berpindah ke meja dekat patung macan yang sedari tadi kosong. Mata Adri dan Bayu sedetik pun tak luput dari tubuh Alya. Kulit kecoklatan yang bagian tangan hingga ketiaknya dan sedikit bagian dadanya, terekspos karena hanya memakai tanktop. Lalu rambut hitamnya yang ikal dan sedikit memiliki bagian merah hasil dari ombre.

   " Selamat bekerja guys! " ujar Alya lalu melanjutkan bermain iPad yang ada di tangannya.

- - - - - - -

   Pukul 7 malam, mereka selesai mengerjakan tugas dan bersiap-siap untuk pulang meninggalkan Roar Café yang masih ramai.

   " Tadi itu siapa sih, Ka? " tanya Angga disela-sela waktu mereka membereskan barang-barang mereka.

   " Oh. Tadi itu Alya. Temen sekolahnya Davis. "

   " Davis sepupu lo yang sekolah di International School? "

   " Yap. "

   " Pantesan. "

Lalu tiba-tiba handphone Reka berbunyi menandakan ada chat masuk.

Alya Kinanti :
>Reka, salam ya buat temen kamu yg namanya Angga dari aku. Sumpah, dia mirip banget sama mantan aku.

Reka tertawa kecil membaca Line dari Alya.
   " Dapet salam, Ga, dari princess Alya. "




Untuk tanya2, kritik & saran bisa di komentar.

Terima kasih

House Of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang