Halo HOL readers!
Maaf atas ketidakpuasan kalian karena udah nunggu lama. Urusan aku baru selesai semua nih (urusan mendapat julukan 'maha').
So, this is for you!
●
●
●Sudah hampir sebulan semenjak Sinta bangun dari komanya. Tetapi sudah hampir sebulan juga Alya tidak ada kabar. Ia tidak pernah menghubungi Angga lagi. Membuat Angga heran bukan main.
Angga sangat ingin menghubungi Alya untuk mengkonfirmasi tentang saat Sinta bangun dari komanya. Alya ada di sana, tapi tidak memberitahu dirinya.
Tapi entah mengapa ia ragu untuk menghubungi Alya duluan.○ ○ ○ ○
Angga menghentikan mobilnya di parkiran fakultas desain dan seni rupa. Lalu ia mengambil kursi roda di bagasi dan membantu perempuan yang sedari tadi duduk di kursi penumpang untuk pindah ke kursi roda.
“ Thanks, Ga! “ ujar Sinta. Lalu ia mulain menjalankan kursi roda. Angga menatap Sinta, bingung.
Lalu Angga menghampiri Sinta dan mengambil alih kursi rodanya.“ Eh? “.
“ Mana mungkin aku cuma nurunin kamu di parkiran terus kamu dengan susah payah jalanin kursi roda ke kelas. Emang aku cowok apaan.. “ ujar Angga sambil tersenyum miring. Sinta juga tersenyum, tetapi Angga tidak melihatnya.
Teman-teman kelas Sinta menyambut Sinta dengan heboh. Beberapa dari mereka menyerbu Sinta dengan memperhatikan dan menanyakan keadaan Sinta. Sedangkan yang lain, sibuk berbisik-bisik.
“ Eh, si Sinta udah balik. Gila! Kayaknya kecelakaannya parah. “.
“ Iya lah parah. Orang dia sampe koma seminggu.. “.
“ Eh, pacarnya ganti sekarang? Bukan si Reka Reka itu lagi? Parah! Mentang-mentang kecelakaannya pas lagi sama si Reka, langsung diputusin. Dapet yang lebih cakep lagi.. Buat gua aja dah si Reka! “.
Begitulah sekiranya celetukan-celetukan teman-teman Sinta. Membuat Angga menggeleng-gelengkan kepala sambil tersenyum.
○ ○ ○ ○
Alya menatap tv di depannya dengan tatapan kosong. Kini ia sedang berada di ruang tv kamarnya, tapi pikirannya sedang melayang menuju lelaki berperawakan atletis yang belakangan ini memenuhi pikirannya.
Alya menghela napas panjang untuk yang ke sekian kali. Lalu ia mematikan tv, mengambil handphonenya yang tertinggal di dresser room dan menuju balkon kamarnya.
Ia menekan satu buah nama lalu mengetikkan sesuatu. Tapi beberapa detik kemudian, ia menghapusnya. Lalu ia mengetik ulang, dan menghapusnya kembali. Ia kembali menghela napas panjang.Kangen kamu, Ga.
Sudah 2 minggu Alya tidak menghubungi Angga semenjak kejadian dimana Sinta sadar dari komanya. Ia takut.
Bukan, bukan takut tentang Angga yang akan menanyakan tentang keberadaan Alya pada saat Sinta sadar dari komanya.Tapi ia takut untuk bertatap mata langsung dengan Sinta apabila ia ingin bertemu dengan Angga. Karena belakangan ini Angga selalu berada di rumah Sinta dilihat dari beberapa momen di Path-nya. Entah itu lokasi, foto, ataupun sedang menonton film.
Ia tidak siap bertemu dengan orang yang telah berhasil memiliki hati lelaki pujaannyaa. Ia sudah sangat benci. Mungkin ia bisa melakukan apa saja untuk memusnahkan sosok bernama Sinta itu. Tapi itu tidak memperbaik keadaan.
Tetapi di sisi lain, ia rindu Angga. Dan ia takut apabila Angga juga akan di rebut Sinta. Walaupun sangat kecil kemungkinannya karena status Sinta yang berpacaran dengan Reka.
KAMU SEDANG MEMBACA
House Of Love
RomancePerjalanan hidup nampaknya tidak akan seru jika hanya berdua. Maka dari itu kita butuh orang lain untuk menjadi bumbu di perjalanan. Dan bukan kemungkinan kecil apabila ia akan ikut campur didalamnya. Karena setiap orang hadir untuk suatu alasan. S...