Happy Reading!
●
●
●Angga menyesap coklat panasnya di balkon sambil menghirup aroma rumput yang basah sehabis terkena hujan. Hujan deras mengguyur saat ia baru saja tiba di rumah dengan perasaan kacau mengingat ia baru saja meninggalkan Sinta di kafe karena ia tak habis pikir dengan tingkah Sinta yang aneh hari itu.
Ia tau Sinta pasti sedang mencoba mendekatkannya kepada Alya, ia bisa merasakannya dengan menganalisa tingkah-tingkah aneh Sinta. Yang ia bingung adalah kenapa? Kenapa Sinta tiba-tiba menginginkan dia bersama Alya? Dan dia juga masih bingung bagaimana Alya dan Sinta bisa dekat? Sejak kapan? Dan dari mana Alya bisa tau rumah Sinta? Setaunya kemarin ia belum genap 1 hari meninggalkan Sinta, tapi Alya dan Sinta dekat seperti sudah seminggu atau mungkin sebulan kenal dan bermain bersama.
Angga sungguh tak habis pikir. Ia menyesap lagi minumannya yang sudah tak lagi panas karena terkena angin dingin di luar. Lalu tiba-tiba saja ia teringat permintaan Papanya –melanjutkan sekolah master bisnis di London— kemarin malam.
Dia sangat mengerti bagaimana perasaan Papanya, mengingat beliau sudah tak lagi muda dan cepat atau lambat seseorang harus mengambil alih perusahaannya agar beliau bisa menikmati masa tuanya dengan tenang. Dia juga sepenuhnya mengerti bahwa tentu saja Papanya ingin Angga yang melanjutkannya, melihat bagaimana perusahaan itu telah dibentuk dan dikembangkan selama seumur hidup karir Om Randi, sudah pasti beliau ingin yang melanjutkan adalah darah dagingnya sendiri.
Tapi kenapa harus di London?
Begitulah sekiranya pertanyaan yang terlontar dari mulut Angga pagi ini di depan Om Randi, saat beliau kembali menyinggung hal itu tadi.
“ Tapi kenapa harus di London? Di Indonesia kan banyak sekolah-sekolah bisnis. Apalagi di Jakarta, “
“ Ga, hidup di luar negeri itu bukan cuma tentang menghabiskan uang demi terlihat bagus di masyarakat. Memang banyak sekolah bisnis bagus di Jakarta. Tapi hidup di luar negeri itu selain bikin kita jadi semakin cinta kampung halaman, hidup sendiri di sana bikin kita lebih mandiri, bertanggung jawab, disiplin, hati-hati dalam mengambil keputusan, itu semua sangat membangun kita sebagai seorang pribadi, Ga “
“ Meninggalkan Indonesia untuk mencari peruntungan di luar negeri itu sama seperti keluar zona nyaman dan mencoba suatu hal yang baru, yang membuat kita mengerti bagaimana hidup harus diperjuangkan, “
“ Kamu hidup cuma sekali. Jangan sia-siakan yang sudah menanti.”
Begitulah sekiranya ucapan Om Randi yang terdengar seperti mengkampanyekan gerakan ‘kuliah di luar negeri’ untuk membujuk anak semata wayangnya itu.
Tapi gimana dengan Sinta? Tiba-tiba saja pikirannya kembali melayang kepada gadis itu. Dia mengingat bagaimana matanya menangkap isi diary Reka yang menyiratkan bahwa Reka ingin Angga menjaga Sinta.
Bagaimana caranya menjaga Sinta saat ia di London? Apa ia harus mengajak serta gadis itu? Ah, rasanya tidak mungkin.
Tapi mungkin saja kalau mereka nanti jadi sepasang suami istri. Seorang istri pasti akan ikut kemanapun suami pergi, bukankah begitu?
Tapi mengingat bagaimana ia dulu pernah mencampakkan Sinta, rasanya akan susah merebut hati gadis itu lagi. Masih banyak yang harus dirubah dari dirinya. Salah satunya untuk tidak meninggalkan perempuan di kafe hanya karena perasaannya kalut.
Bodoh memang.
Tiba-tiba terdengar dering telepon Angga yang menandakan ada panggilan masuk. Ia merogoh sakunya dan melihat nama yang tertera di layar ponselnya. Sinta. Nama itulah yang tertera di sana. Tapi tidak dihiraukan oleh Angga. Setelah panggilan tersebut berhenti, ia segera memasukkannya lagi ke dalam saku celananya.
KAMU SEDANG MEMBACA
House Of Love
RomancePerjalanan hidup nampaknya tidak akan seru jika hanya berdua. Maka dari itu kita butuh orang lain untuk menjadi bumbu di perjalanan. Dan bukan kemungkinan kecil apabila ia akan ikut campur didalamnya. Karena setiap orang hadir untuk suatu alasan. S...