Happy reading!
●
●
●“ Ta, maaf soal apa yang udah pernah aku lakukan ke kamu dulu. Dulu aku takut kalo cinta bisa pisahin kita berdua. Tapi sekarang, aku akan merasa bodoh kalo aku nggak bisa bersama kamu karena rasa takut. “.
“ Let me. Would you be my girlfriend? “.
●●●●
Sinta terdiam menatap Angga di depannya. Ia sama sekali tidak mengerti lagi apa maunya laki-laki di depannya ini. Tiba-tiba saja ia memintanya menjadi pacar di saat-saat yang seperti ini. Air mata sudah menggenang di pelupuk mata Sinta.
Sinta menghela napas panjang. “ Ga, aku sama sekali nggak ngerti apa yang kamu omongin tadi dan aku sama sekali nggak peduli. Yang aku tau, sekarang kamu udah gila! “ Sinta mengakhiri ucapannya dengan nada tinggi.
“ What!? “ Angga sangat kebingungan, ia pikir ucapannya tadi bisa diterima oleh Sinta dan membuatnya bahagia.
“ Ga, Reka itu baru kemarin meninggal! Ninggalin aku, ninggalin kamu. Nggak seharusnya kamu sekarang kayak gini.. “ setetes air mata jatuh di pipi Sinta. Membuatnya kehilangan tenaga untuk berbicara.
“ Tapi dulu aku udah relain kamu buat Reka. Dan sekarang Reka mau kalo aku yang jagain kamu. Ini adil. “.
“ Tapi ini nggak adil buat aku! “ akhirnya Sinta tak bisa lagi menahan air matanya. Semuanya tumpah. “ Aku bukan boneka yang bisa kamu mainin. Dan aku bukan anak kecil yang perlu kamu jagain. Aku cuma minta tolong untuk hargai aku yang sedang terpukul karena kehilangan Reka. Tolong.. “.
Sinta menutup wajahnya dengan kedua tangannya, membuat tangannya kini ikut basah oleh air matanya.
Ia tak kuasa melihat perempuan di depannya yang sedang menangis karena dirinya. Hatinya tersayat, sakit. Angga pun berlutut dan memeluk Sinta.
“ Maafin aku, Ta. Aku emang bodoh. Maaf.. Bukan maksud aku buat nggak menghargai kamu. Aku akan belajar untuk jadi lebih dewasa. “ ujar Angga sambil tetap memeluk Sinta.
“ Dan aku akan tetap menjaga kamu meskipun kamu bukan anak kecil lagi. Aku menjaga kamu karena rasa sayang yang aku punya untuk kamu.. “.
●●●●
Angga menghentikan motornya di parkiran sebuah pemakaman. Saat ini ia akan mengunjungi makam Reka.
Angga berjalan dengan beberapa tangkai mawar merah segar di tangannya.
“ Hai, Re! “ ujarnya saat sampai di sisi makam Reka. Lalu ia meletakkan beberapa tangkai mawar merah --yang ia bawa-- di atas makam.
“ Ini gue bawain bunga favorit Sinta. Gue tau lo pasti kangen banget sama dia. Dan dia juga kangen banget sama lo. “.“ Re, gue baru sadar kalo ternyata gue emang bukan cowok yang tepat buat dia. Cuma lo yang bisa mengerti dia. “.
“ Tapi gue akan berubah lebih baik lagi dan terus jaga dia seperti yang lo bilang. Karena gue .... “ ucapannya terpotong oleh tangisan histeris seorang perempuan dengan dress kuning yang minim dan kacamata hitam berjalan mendekati makam.
Lalu ia menjatuhkan dirinya di sisi makam dekat kaki Angga. Ia memeluk nisannya sambil tetap menangis.“ Rekaaa! “ perempuan itu masih histeris, membuat Angga menaikkan sebelah alisnya, bertanya-tanya siapakah gerangan perempuan tersebut sampai menangis begitu histerisnya di makam Reka.
“ I can’t believe that you left me so early. “ ujarnya, masih sambil menangis. Lalu ia menoleh dan menatap Angga yang masih berdiri sambil kebingungan.
KAMU SEDANG MEMBACA
House Of Love
RomancePerjalanan hidup nampaknya tidak akan seru jika hanya berdua. Maka dari itu kita butuh orang lain untuk menjadi bumbu di perjalanan. Dan bukan kemungkinan kecil apabila ia akan ikut campur didalamnya. Karena setiap orang hadir untuk suatu alasan. S...