Mayday.

536 28 0
                                    

*Vika point of view*

Aku membuka mataku perlahan-lahan, kalau saja Zulfah tidak membangunkanku, mungkin aku masih bermimpi menjadi orang kaya. Uh!

Zulfah meneriakkan kata-kata yang tidak dapat ku tela'ah dia memang seperti nenek-nenek jika sudah pagi seperti ini selalu cerewet.

Aku mengacuhkannya,kembali memejamkan mataku,dan ah sialnya tidak bisa kembali tertidur,sekarang aku harus apa ya?ah pejamkan saja mata siapa tau aku bisa kembali tertidur,tapi...perutku lapar sekali,pantas saja aku susah tertidur.

Zulfah mengiming-imingiku dengan ubi rebus,uhmmm sepertinya lezat,makanya aku langsung duduk tegak dan lari kekamar mandi.

***

Yeah! Kau tau? Kami tengah berada dijalanan dengan memakai sepeda ontel, sementara Zulfah yang mengonceng, Aku membawa sebuah kantung plastik besar berisikan Abu gosok yang tidak tau harus kami jual ke mana.

"Uh, sampai kapan kita harus menaiki sepeda ontel ditengah terik matahari seperti ini?" aku mulai menggerutu

"Dasar cerewet.Syukuri saja apa yang ada Vik,sukur-sukur kita punya sepeda"

Uh dasar nenek sihir,sempat-sempatnya dimenceramahiku begitu!aku pun menepuk pundaknya kuat.Oops! itu malah membuat sepedanya oleng.Dari kejauhan aku melihat seorang berbadan berotot dengan tampang sangar,ah! tidak salah lagi sepede dungu ini pasti akan menabrak orang itu.

AAA
Bruak..

Kau bisa membayangkan sekarang, wajahku dipenuhi abu gosok sedangkan Zulfah wajahnya masih terlihat bersih. Uh.

Aku lalu bangkit dari tempat di mana aku terjatuh tadi, tak lupa juga aku mengusap wajahku dengan kedua tanganku. ah sial! wajahku sekarang berwarna abu-abu.

"Hei, kau bisa tidak hati-hati. sekarang abu kami berantakan semua." Ketus ku, pemuda berotot itu hanya berdiri sambil membershikan abu gosok yang menempel dibadannya.

"Maafkan kami pak",Zulfah menunduk didepan si berotot.Huh dasar Zulfah dungu,kenapa dia yang meminta maaf?otak Zulfah sepertinya sudah putus semua.

"No problem",sahut si berotot dengan wajah stay coolnya! huh sudah wajahku dipenuhi abu begini dan dia cuma mengetakan nope?tempe.

Aku masih saja memasang tampang jutekku ketika siberotot itu melihatku,sini jika dia berani memukulku akan kulempar dia.

"Hey,kalian menjual abu gosok ya?",tanyanya sambil menatap aku dan zulfah bergatian,tidak ada mood untuk menjawabnya,aku masih kesal.

"Yes sir.apa kamu mau membelinya?"

Zulfah-zulfah kapan sih dungumu hilang?lagian kalau dia mau membelinya apa yang harus dijual?lagian abu gosoknya sudah tidak ada sudah menguap menjadi serpihan abu!

Si berotot tampak termenung,dahinya berkerut-kerut seperti lipatan rok anak sd,dasar sok serius.

"Uhm kalau begitu apakah kalian mau berkerja denganku?",tanya si berotot dengan tatapan yang menurutku sok ramah."oh ya,i'm Paul"

Aku menyenggol siku Zulfah yang matanya sudah berbinar-binar seperti keruntuhan durian emas."hey!jangan terima sepertinya dia mau menjual kita ke luar negri"

Zulfah mengindahkanku,lalu mengangguk,mengiyakan ajakan si berotot,uhm maksudku si paul.

"memang apa yang harus kita berdua kerjakan?",tanyaku setelah beberapa saat tidak membuka suara,yah aku was-was juga siapa tau dia benar ingin menjualku dan temanku yang dungu ini keluar negri.

"Semacam cleaning servis,pesuruh dan asisten,jadi bagaimana?"

Hidupku rasanya ditindih seribu gajah ketika melihat anggukan Zulfah,tuhan sepertinya pekerjaan baru kami akan lebih merepotkan.

Tbc:)

ah ada-ada aja ya kelakuan mereka berdua. masih penasaran?keep vote and comment.jgn jadi silent readers ya

HeartbreakerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang