*Niall Point of View*
Aku tak habis fikir dengan Paul,dari mana ia mendapatkan anak aneh satu ini,dia membuatku dan Harry hampir putus asa,kalau ada laut mungkin dia sudah kulempar.
"Oh ya nama temanku ini Vika"
Dia mulai berkicau lagi,apa dia tidak lelah ya dari tadi terus berbicara?apa mulutnya terbuat dari per?
"Kan sudah ku bilang aku tidak bertanya",Harry sudah mengacak-acak rambutnya dengan gemas,mungkin fikiran kita berdua sama.Kenapa kami harus dipertemukan orang seperti dia?temannya sih maksudku Vika tidak apa-apa.Tapi si Zulfah iniloh,membuatku ingin mensekapnya digudang.
"So,sir Paul ini ayah kalian?",Zulfah bertanya sambil melihat Harry yang sudah berasap."kok tidak mirip yah?"
Tuhannnn!adakah sesuatu tombol di anak ini?aku ingin mati.
"Hey kau",kulihat Harry menegur Vika yang sama frustasinya dengan kami berdua."kau temukan dimana anak ini?"
Vika menggaruk kepalanya bingung."maafkan temanku dia memang seperti ini",lalu Vika pun menarik Zulfah dan membisikkan sesuatu ditelinga Zulfah,dan langsung membuat Zulfah diam seribu bahasa.Hey adakah mantranya?kalau ada aku juga ingin!
Ah hari ini benar-benar sial bagiku dan mungkin juga bagi Harry, bisa-bisa nya Paul mendapatkan anak aneh seperti..ah tak taulah siapa namanya, yang jelas dia sudah membuat emosiku melunjak. terlalu polos atau apa?
"Akhirnya kau diam!" Ketusku, bisa kulihat wajahnya sedikit merengut! Baguslah, itu yang ku inginkan dari tadi.
"Aku baru tau kalau kalian ini penculik! Makanya aku tidak berani berbicara lagi kata vika nanti aku bisa dicincang. Kalian berdua ini mengerikan ya? kalian belajar dari mana cara mecincang orang?" Bayangkanlah, otak apa yang dia pakai, tampang seperti kami dibilang penculik, ah dasar dungu.
"Ssttt..opp!, Zulfah berhentilah berbicara, kau tidak lihat mereka semua sudah berasap?" Yap! bagus Vika, harusnya dari tadi kau seperti itu, aku yakin dia akan berhenti berbicara. Yes!
"Tapi mereka tidak terbakar, kok bisa berasap sih?lagian aku tidak melihat asapnya, kau sembunyikan di mana, Vik?" Oh Tuhan, rasanya aku ingin sekali mendekap mulutnya itu dengan bantal atau kalau perlu kasur. Uh!.
"Uhm, maaf, nanti aku akan memberi tahunya lagi" Mengapa harus Vika yang meminta maaf?
"Tak apa, suruh saja temanmu diam aku sudah sangat geram!"Kata Harry sambil mengepalkan tangannya ke arah Zulfah. lebih baik aku diam, malas sekali meladeni orang seperti..burung beo itu.
***
*Author Point of View*
Harry dan Niall yang baru beberapa menit bersama Zulfah sudah frustasi,sampai-sampai mereka rasa habis ini harus ke pskiater.
Lain halnya dengan Vika,dia sudah kebal dengan Zulfah yang berceloteh tidak-tidak.Tapi dia tidak enak hati dengan Harry dan Niall,uhh harus apa aku ini.Fikir Vika.
"Vika",Zulfah kembali berbisik ke Vika,Vika sudah siap membuka jendela dan melempar gadis disebelahnya ini keluar dari dalam mobil."bolehkah aku bertanya sesuatu padamu?"
Vika menoleh kaget,anak ini! kenapa bisa berbicara waras seperti itu?tuhan inikah anugrahmu?
Melihat Vika mengangguk,Zulfah tersenyum lebar,lalu dia berbisik ke Vika."kita ini mau kemana Vika?"
Ya Tuhan, kenapa zulfah jadi aneh seperti ini?tapi memang dari dulu sih dia aneh.
"Umhm, kita mau makan, Zul" Kata Vika Yeah! Zulfah yang mendengar ucapan Vika tadi langsung tersenyum lebar,baguslah jadi dia tidak banyak bicara.Batin vika.
Ketika mereka memasuki sebuah rumah yang besar, Vika dan Zulfah meloncat kaget karena melihat isi rumah itu sangat berantakan, dan tak jauh dari tumpukan barang-barang itu, nampak Zayn,Liam dan Louis tengah berdiri menyambut kedatangan 2 pembantu baru mereka, seperti yang kalian tau, mereka bukan membuat kejutan atau apalah itu tapi mereka semua sudah menyiapkan beribu kejahilan yang akan mereka lakukan nantinya.
"Silahkan, masuk!" Ucap sir Paul sambil tersenyum kearah Vika dan Zulfah, mereka hanya mengangguk.
"Astaga, rumah ini berantakan sekali, ya Zul" Kata Vika kaget sambil berbisik ditelinga Zulfah.
"Iya nih,Vik" Balas zulfah lebih kagetnya lagi.
"Itu, teman kami semua, kau akan menjadi pembantu kami. mengerti?" Harry memainkan rambutnya dihadapan 2 gadis itu, Vika hanya mengangguk, tak beberapa detik kemudian Zulfah kembali berbisik ke telinga Vika.
"Vik, yang benar saja kau, masa kita akan makan mereka, nanti yang ada kita kekenyangan"Ucap Zulfah polos sepolos polosnya, Vika berusaha menahan emosinya.
"Ya,biarlah." Jawab Vika santai,lagi-lagi Zulfah berbisik.
"Vika, mereka itu enak kan?nanti kalau tidak aku pasti akan muntah.huh" Kali ini Vika benar-benar tidak dapat menahan emosinya,Vika langsung pergi meninggalkan Zulfah dengan tampangnya yang masih kebingungan itu.
"Vas happenin' guys!",Zayn menyambut didepan pintu dengan tatapan yang tolong dicatat : sok ramah."welcome the boys home!"
"Vik,you know something?",Zulfah kembali berbisik kepada Vika setelah melihat Zayn,Zulfah jadi ngeri sendiri.
Vika melengos malas menanggapi Zulfah,pasti dia aneh-aneh lagi,ya Tuhan.apakah saat kau membagikan otak sahabatku ini tidak datang?Vika bertanya dalam hati,dah dia sudah siap jika keadaan sepi dia akan memasukkan Zulfah kedalam karung lalu membuangnya kesungai Thames.
"Hai the boys,i'm Zulfah",Zulfah dengan pedenya menjabat tangan Zayn,Vika yang disampingnya sudah melongo selebar mungkin.Yatuhann! turunkan lah pedang samurai!
"The boys?",Zayn begitu heran dengan sikap Zulfah,kenapa anak ini?apa benar ini pembatunya?
"Yeah.your name is the boys,right?",Zulfah kembali menjabat tangan Zayn."semoga kita bisa berkerja sama"
"Oh ya the Boys,ini temanku Vika,the girls",Vika tengsin berat,urat malunya sudah ia telan sedari tadi,Zulfah!! benar-benar kau ya.
Sementara Harry,Niall,Louis,dan Liam hanya ternganga dengan lebarnya.
Duh ada yang tahan gak sih kalo punya temen kayak zulfah?sorry kalau gak nyambung keep comment vote and read,love ya!
KAMU SEDANG MEMBACA
Heartbreaker
FanfictionUhm jadi seorang pesuruh di salah satu stasiun tv nasional yang lagi ngebintangin bintang top tapi konyol! Ofc itu one direction.Terus gimana kelanjutannya?uhm...