Action : eps 1.

117 10 6
                                    

Setelah Liam eek di semak-semak yang ternyata ditumbuhi banyak keong-keong sawah termasuk keong emas. Untungnya Liam selamat, setelah Liam kembali dia terkejut melihat teman-temannya sedang membicarakan sesuatu. Lantas dia menubruk dan ikutan berbicara.

“Brengsek, bau banget kamu, Li. Kamu belum cebok ya? Idih.” Semprot Zayn yang langsung menutup matanya.

"Hidung bungul, malah mata. Dasar goblok." Ketus Liam kemudian menatap temannya satu per satu.

"Ketua Brekele benar-benar mengancam kita." Ucap Vika yang langsung disusul anggukan dari yang lainya terkecuali Liam. Dia menganga membiarkan ratusan lalat menghampiri dan bertengger di mulutnya. "Iya, Li. Kita musti atur rencana kalau begini."

Kemudian Harry menjentikkan tangannya pertanda ia menemukan sebuah ide. "Aku punya rencana."

"Apa itu?" Niall mendekat ke arah Harry.

"Bagaimana kalau kita kembali ke kota lalu pergi ke distrik 12. Di sana banyak peralatan membidik yang cukup banyak." Balas Harry yang langsung berdiri namun dicegat oleh Louis.

"Kalau kita tertangkap bagaimana? kita tidak punya pegangan untuk sekarang, bodoh." Harry menggeram dikatai bodoh sepert itu, lantas dia mengeluarkan baling-baling bambunya.

"Louis, Niall dan Liam ikut aku. Sementara Zayn, kamu alihkan orang-orang yang berjaga di distrik dua belas. Dengan begitu kami bertiga mudah masuk. Usahakan jangan sampai ketahuan. Kalau Vika dan Ristia kalian berburu makanan di supermarket."

Niall membentak. "Apa-apaan?! Kenapa jadi belanja?"

"Dengar, Ni. Kita tidak sebentar di sini. kita memakan banyak waktu, apa kau mau mati kelaparan? Jika iya kubunuh sekarang kamu." Ujar Harry.

"Baiklah-baiklah." Dengan itu mereka semua berdiri kemudian memakai baling-baling bambu.

"Aku akan mengambil satu mobil untuk kita, dan ingat. Kita berkumpul di belakang distrik nantinya." Tambah Zayn.

"Ini akan menjadi pertempuran terhebat yang akan aku alami. Hahaha." Liam menepuk-nepuk dadanya kemudian dia berteriak melihat kawan-kawannyya sudah pergi terbang. "Woi mentang-mentang gue belum cebok lo pada semua ninggalin." Lalu dia terbang bersama burung rajawali.

Harry-Louis-Niall

Harry memasuki pintu belakang distrik yang disambut oleh dua penjaga kemudian dia menghajar dua penjaga tersebut. Setelahnya dia mengambil pistol beserta peluru dari sipenjaga.

"Niall, kamu jangan diam aja dong." Ketus Harry.

"Aku takut, bungul."

"Cepat, jangan sampai ketahuan." Ujar Louis lalu mereka semua mengendap-endap memasuki satu per satu kamar tempat penyimpanan pistol, granat, juga alat komunikasi sekaligus alat pelacak keberadaan lalu mengambil semuanya.

"Harry dibelakangmu!" Pekik Niall. Harry langsung berbalik dan menembak penjaga yang kebetulan ingin menembaknya. Good job, Har. "Ayok naik ke atas.

"Memangnya ada apa di atas?!"

"Ada barongsai." Harry menunjul kepala Niall. "Di atas ada baju khusus penangkal peluru."

"Bagaimana kau tahu, Har?" Tanya Niall.

"Jelaslah, mereka membeli baju tersebut sama acilku. Diam sudah, ayok ke atas. Sekali lagi lihat disekeliling kalian."

Kemudian mereka menaiki lift dan berhenti dilantai dua. Enam penjaga langsung musnah seketika oleh bidikan peluru dari mereka bertiga, meski dada Niall harus tertembak. Tapi tidak mematahkan semangatnya, untuk menyelamatkan Zulfah. Calon kekasih sehidup sematinya.

HeartbreakerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang