I don't know

376 18 0
                                    

Zulfah POV

Mereka sama sekali tidak menghargai leluconku,Ah! Menurutku tadi itu lucu kok,kenapa mereka tidak tertawa? ah biarlah. Tapi ngomong-ngomong tadi aku dicium Niall yah? Waw.

"Kita pulang?" Tanyaku ke Vika.

"Ya"balasnya singkat.

"Ke mana?"

"Ke rumah Tuhan"balas Vika.

Hei,kita ingin ke rumah Tuhan. Kau tau jantungku berdegup dengan kencang.

"Kira-kira Tuhan bersedia menerima ku?"tanyaku ke Vika.

"Nanti aku dan yang lainnya akan mengantarmu ke rumah Tuhan,setelah itu aku pergi. Kau tinggal di sana"balas Vika panjang lebar.

"Yes! Nanti kita teleponan yah?"

"untuk apa?"tanya Vika

"Untuk beri tau kalau aku betah di rumah Tuhan. Asik"

Seketika itu juga Vika,Harry dan niall menepuk dahinya. Aku salah apa sih? Selalu salah ya? beri tau aku..

"Tapi kenapa aku diantar kerumah tuhan Vik?",lalu aku menepuk bahu Niall dan Harry."kalian tahu jalan menuju rumah tuhan?jangan sampai tersesat aku mohon ya"

Harry dan Niall hanya mengangguk sambil menekuk wajahnya,apa sebegitu irinya mereka karna sekarang aku tinggal dirumah tuhan?

Vika Pov

Tuhan! kenapasih kau mencipatkan manusia seperti Zulfah?kenapa kau memberikannya padaku?aku tau dia baik,bahkan kelewat baik sampai-sampai aku ingin membunuhnya tuhan,tuhan dengarkanlah jeritan hatiku,aku jadi pengen boker kalau begini.

Coba tadi dia tenggelam saja biar dimakan naga,barangkali hidupku jadi aman dan tentram serta sehat sentosa.Kalau aku terus bersamanya lama-lama aku yang mengalami sakit jiwa.

Tapi! kenapa aku sedih sewaktu dia pingsan tadi ya? jangan-jangan aku menyayanginya! ah tidak mungkin! kan aku selalu berfikir untuk menggergaji badannya.Ah lupakan lah vik lama-lama kau yang jadi gila.

Plak

Lihatlah, apa salahku? Kenapa Zulfah menamparku? Sungguh,aku ingin pergi dari dunia ini atau sampai rumah nanti langsung kutusuk saja kepalanya pakai gantungan kunci. Tidak mungkin,dia pasti akan hidup lagi. Secara Zulfah punya sembilan nyawa,mungkin dia lain manusia?

"Kenapa kau?"Ucapku sambil mengusap-usap pipiku.

"Mau boker my Vika" Oh astaga,ya Tuhan,ya dunia,ya neraka,ya surga,ya api,ya tanah,ya monyet,ya kambing,ya zimbabwe,ya semuanya. Lenyapkanlah mahkluk ini.

Dengan penuh kesabaran aku menjawab pertanyaan nnya.

"Bokerlah dibotol ini"aku megambil botol yang sudah habis isinya terletak disamping Niall.

"Baiklah" Astaga,anak ini.

"Ja-jangan. Aku hanya bercanda"

"Tak apa,aku tak marah kok"

Vika,besok kau mati.

"Aku bukannya takut kau marah.."

"Tapi takut aku menghilang kan?"

Memang itu yang kuinginkan,oh Zulfah,sadarlah sadar.

"Sudah,Vik" Ucap harry .

"Iya",Niall mengangguk sambil mengambil gunting yang berada didasbor Harry,uh-oh mau apa dia."dan kau dungu! lebih baik kau diam! jangan pernah bicara!"

Zulfah hanya mengangguk lalu melihat kearah luar.

Aku menghela nafas lega-selega-leganya,akhirnya dia diam,Zulfah-Zulfah kasian sekali kau,jika kau mau waras sedikit saja pasti aku bahagia mempunyai teman sepertimu tapi karna kau tidak waras hidupku terasa tidak bahagia,maafkan aku Zulfah.

"Bagaiamana kalau kita makan",Harry mencetuskan ide.

"Ide bagus! kau pintar Hazz,aku sangat lapar",rumor yang kudengar sih Niall ini sangat hobi makan,kenapa badannya tidak melar?

"Kau bagaimmana Vik?apa kau mau makan?",tanya harry dengan suara lembut

Uhhh kenapa suaranya aneh begitu?

"Ya terserah kau saja"

Tbc:)

kira-kira kalian kasihan gak sama zulfah?haha. Tunggu chapt selanjutnya ya!keep read and vote.

HeartbreakerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang