Be patient.

432 15 2
                                    

"Vik,bisakah kau melihat wajahku yang biru sebelah ini?",Zulfah mendekati Vika yang sedang ber istirahat.

Vika memutar matanya.Biru?apalagi yang diperbuat temannya yang dungu ini?mewarnai wajahnya dengan spidol birukah?ya tuhan.

"Vik coba kau lihat",Zulfah menghadapkan pipi kirinya yang membiru."ini sakit Vik,padahal warnanya biru bukan merah"

Vika terkejut."kenapa bisa Zul?kau terhantup pintu?atau apa?jelaskan padaku!"

"Tadi Si rambut blonde memberikan kotak kado,terus dia menyuruhku membuka,ketika aku membukanya ternyata itu kotak pandora,tiba-tiba saja mengenaiku!"

Vika mengepalkan tangannya,benar-benar kelima lelaki dungu itu keterlaluan."terus kau balas?kau apakan mereka?kau hajar?"

Zulfah menggeleng."aku bilang itu sangat hot!"

Vika berharap ada palu thor yang tiba-tiba turun dari langit yang mengenai kepala zulfah lalu otaknya pun terletak sempurna ditempatnya.

"Kenapa kau bilang hot?"

"Yah karena mengenai wajahku.dan itu panas,langsung sajakubilang hot"

Vika terdiam sebentar,harus apa dia menyadarkan temannya yang satu ini.

"Vik kenapa kau diam?kau iri dengan wajahku yang biru sebelah?",Zulfah memandangi Vika dengan heran.

"Zul apa kau punya otak?",Vika harus dengan berat hati bertanya seperti ini,peduli Zulfah tersinggung atau tidak

Zulfah diam,lalu berfikir.

"Aku punya otak atau tidak ya vik?"

Vika harap,ada angin besar yang menerbangkan Zulfah sampai ke zimbabwe.

***

*Niall Point of View*

Hahaha! hei tidak pernah aku sebahagia ini! Mengerjai kedua gadis yang entah dimana Paul mendapatkannya,setidaknya mereka bisa menjadi hiburan kami.

"Apa kita tidak keterlalun?",Liam bertanya dengan wajah yang tak bisa kutebal ekspresinya.

Kami semua memandang heran ke arahnya,tak biasanya dia seperti ini.Biasanya dia yang paling bersemangat mengerjai orang.

"I mean,aku rasa kita keterlaluan,kita mengerjai mereka secar fisik lihatlah nanti teman si Vika pasti salah satu pipinya membiru"

Ah kamipun tertawa terbahak-bahak lagi,ya ampun Liam! ternyata kau bodoh juga,mana mungkin kotak pandora itu dapat membuat wajah seseorang biru?

"Dan si Vika pasti pinggangg dan bokongnya sakit sudah terjatuh dengan kerasnya",tambah Liam.

"Why with you Li?itu tidak akan membuat mereka terluka",sahutku santai,disambut anggukan dari Louis,Zayn dan Harry.

"Yah terserah kalian sajalah,aku sudah memberi tahu",Liam mengendikkan bahu lalu pergi kekamarnya.

"Hey kau!",aku menegur Vika yang baru saja lewat,dia menoleh lalu menghampiri kami semua.

"Buatkan jus pisang ya dan kentang goreng aku harap cepat",Harry menatap sinis ke arah Vika,yah didapur kan tidak ada buah-buahan.

"Oke-oke",Vika juga membalas tatapan kami dengan sinis uh-oh apakah sebegitu sakit bokongnya?hahah!

*Zulfah Point of View*

Harus kuapakan pipiku yang biru ini?memang kelihatan unyu sih tapi kok Vika marah ya sama aku?uh

lebih baik aku mencari kelima lelaki dungu itu. aku akan menghajajarnya satu-satu.

"Hei kalian!" Aku berteriak sambil berjalan menuju mereka biarlah aku dianggap tidak sopan.

"Wih.. Pipimu sangat keren, i like it" apa?keren? Kan sudah kubilang pipiku ini keren.dasar Vika dungu,

"Benarkah?terima kasih ya kalian sudah memberiku kado itu,berkat kalian pipiku jadi keren," aku bertepuk tangan ria sambil menatap mereka semua, anehnya ketika aku tepuk tangan mereka malah menepuk dahinya dan... Pingsan.

"Tapi kenapa ya?jika disentuh pipiku terasa sakit?padahal pipiku ini biru bukan merah?",aku bertanya dengan mereka,seperti biasa aku ini butuh penjelasan lebih.Semoga mereka mengerti.

Lelaki keriting itu menggaruk pipinya.Kenapa ya dia menggaruk pipinya?apa ia digigit nyamuk?dasar gila.

"Kau tidak pernah diajari ibumu ya?"

Ibu? Dia menyinggung soal ibu?


Wah ada apa nih tentang ibu ya?kenapa tiba-tiba Zulfah jadi begitu?apa otaknya sudah benar?sorry for typo(s) keep comment vote and read,love ya!

HeartbreakerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang