8

8.9K 350 8
                                    


Hubunganku dengan zevanya jauh lebih baik dari sebelumnya, ia sudah memaafkan kesalahanku, bahkan sikapnya sangat baik pada ku.

Pagi tadi, aku heran padanya karena ia tiba tiba menangis Tanpa sebab, aku tanyakan ke pada dia, dia kenapa? Tetapi tangisannya semakin pecah. Tentu saja aku menjadi sangat cemas padanya, aku langsung mendekap dia ke dalam pelukanku. Dan tangisannya semakin pecah, aku mendiamkan dia terlebih dahulu untuk membuatnya lebih tenang.

Saat ku dengar suara tangisannya tidak terdengar lagi, hanya isak isak tangisan, aku melepaskan pelukanku, menghapus air mata zevanya dengan kedua tanganku.

"Kenapa zeva?" Tanyaku dengan suara lembut, dia terdiam tidak menjawab.

"Kakak tidak Akan menceraikan zeva kan?" Tanyanya Tiba tiba. Aku mengerutkan dahiku.

"Kan udah kakak bilang, kakak enggak Akan menceraikan kamu" kataku. Dia menghapus bekas air matanya di pipinya.

"Memangnya kenapa?" Tanyaku. Dia menatapku.

"Zeva takut, zeva takut kakak ninggalin zeva, zeva enggak punya siapa siapa lagi selain kakak" katanya sambil menangis lagi, aku menggeleng Dan menghapus air matanya.

"Enggak Akan zeva" kataku.

"Tadi zeva mimpi kalau kakak marah sama zeva terus kakak menceraikan zeva, zeva enggak mau, zeva enggak mau menjadi janda" katanya, aku menggeleng

"Itu hanya mimpi buruk zeva, enggak Akan menjadi kenyataan" kataku mencoba untuk membuatnya percaya. Ia mengangguk.

"Tapi kakak janji kan sama zeva enggak Akan menceraikan zeva?" Tanyanya. Aku mengangguk.

"Janji zeva" kata ku.

"Terus hubungan kakak sama kak Alicia bagaimana?" Tanyanya. Seketika itu aku menjadi teringat pada Alicia, beberapa hari ini semenjak hubunganku membaik dengan zeva, aku tidak memirkirkan dia. Terakhir aku bertemu denganya, ketika dia tiba tiba datang ke kantorku tetapi di saat itu, aku sedang buru buru karena zeva menyuruhku pulang.

Aku terdiam tidak menjawab.

"Kakak udah menjelaskan hubungan kita?" Tanyanya. Aku terdiam tidak menjawab, lalu menggeleng.

"Kenapa? Kakak harus jelasin" katanya.

"Kakak enggak mau menyakiti hatinya zeva" kataku pelan.

"Tapi kak, dia harus tau tentang kita" katanya.

"Iya kakak tahu, kakak Akan coba untuk memberitahunya" kataku.

"Apa kakak mau, aku ajah yang memberitahunya?"

Aku menggeleng.

"Tidak usah zeva, nanti kakak Akan bicara padanya" kataku. Dia tersenyum lalu mengangguk.

"Kalau kakak masih mau berhubungan dengannya tidak apa apa, aku bisa maklumin kok"

Seketika itu aku menatapnya tajam.

"Jadi kamu nyuruh kakak untuk selingkuh?"tanyaku. Dia mengangguk.

"Enggak apa apa kak, zeva tau kalau kakak sangat mencintai kak Alicia, zeva enggak mau jadi perusak hubungan kakak" katanya. Aku menggeleng.

"Enggak zeva, kakak Akan putuskan hubungan kakak dengan Alicia" kataku. Dia terdiam.

"Tapi kak__"

"Enggak ada tapi tapian zeva, kakak mau belajar mencintai kamu Dan menjadi suami yang baik untuk kamu" kataku dengan serius Dan memotong perkataanya. Dia terdiam.

"Terserah kakak, zeva juga Akan coba seperti kakak" katanya. Seketika itu aku tersenyum bahagia.

"Coba apa?"tanyaku meledeknya, ia tersenyum malu malu.

My Lovely Brother #wattys2017Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang