22

5.7K 254 0
                                        


Aku menunggu kak zero keluar dari kamar mandi,  dengan peraasan gelisah sekaligus penasaran,  sebenarnya ada hal apa yang akan dibicarakan oleh kak zero? Kenapa kelihatannya sangat penting sekali.

Setelah beberapa saat kemudian, terdengar suara decitan pintu kamar mandi yang ku yakini kak zero sudah selesai membersihkan dirinya.

Entah kenapa jantungku berdetak dua kali lebih cepat, diriku sangat resah dan gelisah. Pemikiran pemikiran buruk terlintas di kepalalu begitu saja, kenapa aku berfikir bahwa kak zero akan menceraikanku?ohh ya tuhan aku sangat takut jika itu akan terjadi. Diriku dengan tidak sadarnya mencintai dia, mencintai kakakku sendiri. Ku mohon Jangan pisahkan aku dengannya.

Dia berjalan mendekat ke arahku dengan menyungging senyuman, tetapi sebaliknya denganku, wajahku menunjukkan ketakutan Dan kegelisahan, hingga dahiku mengeluarkan keringat.

Dia duduk di hadapanku, tangannya memegang tanganku, diriku masih gelisah Dan takut, bahkan tubuhku bergetar saking takutnya.

"Hey kenapa tegang sekali?" Tanyanya. Kepalaku ku dangakkan sedikit untuk bisa melihat mata kak zero.

"Kakak ku mohon..." Ucapku dengan suara pelan Dan memohon, dia mengerutkan dahinya.

"Ada apa zeva?" Tanyanya. Aku langsung memeluk tubuh kak zero dengan sangat erat, tetesan air mataku Sudah turun tanpa kuminta, aku menangis di bahu kakakku, diriku bergetar karena menangis. Sedangkan orang yang ku peluk, menenangkanku dengan cara mengusap punggungku Dan rambutku, sesekali dia memberikan kecupan kecil di kepalaku.

"Kakak.. Ku mohon.. " ucapku dengan isak isak tangisan, dia semakin memelukku dengan sangat erat ketika aku berbicara. Bahkan hingga kini, ia masih memelukku, tangannya masih mengusap rambutku Dan punggungku.

Setelah beberapa saat, aku Sudah merasa lebih tenang, bahkan tangisanku sudah tidak sekencang tadi. Dia melepaskan pelukannya. Lalu tangannya mengusap bekas air mataku.

"Kenapa menangis?" Tanyanya dengan cemas. Aku menatap matanya sambil kepalaku ku gelengkan.

"Kakak jangan menceraikan zeva, zeva tahu kakak ingin bicarakan tentang hubungan kits, kakak Akan menceraikan aku kan?" Tanyaku dengan suara lemas. Dia menatapku dengan berkerut dahi, lalu menggelengkan kepalanya sambil menyungging senyuman.

"Siapa Yang bilang kakak ingin membicarakan tentang penceraian?" Tanyanya. Aku tidak menjawab pertanyaannya, tetapi mataku masih menatap matanya.

"Kakak enggak Ada niatan sedikitpun untuk menceraikan kamu zev, kenapa kamu bisa berfikiran seperti itu?" Tanyanya.

Aku masih terdiam,  tetapi saat ini aku sudah menundukkan kepala, mataku tidak lagi menatap matanya.

Terdengar, kak zero sedang menghela nafas, lalu tangannya mendangakkan kepalaku dengan jari telunjuknya supaya aku bisa menatap matanya lagi.

"Kakak hanya ingin membicarakan soal kepergihan kakak" katanya

Mendengar itu, tangisanku mulai kembali, hal ini lebih  menyakitkan jika kak zero pergi  meninggalkanku, ini sama saja dengan penceraian.

"Ck. Kenapa menangis lagi?" Tanyanya sambil berdecak.

"Bagaimana aku tidak menangis, jika kakak ingin pergi meninggalkanku, itu sama saja kakak Akan menceraikanku" kataku.  Dia menggeleng.

"Kenapa pemikiranmu bisa seluas itu si zev? Kenapa kamu selalu berfikiran negatif?" Tanyanya. Mendengar itu aku mengerutkan dahiku.

"Kakak pergi bukan bermaksud meninggalkanmu" katanya menggantung.

"Kakak pergi karena Ada urusan penting zeva" katanya lagi. Aku semakin mengerutkan dahiku.

"Besok kakak akan pergi ke singapura karena ada meeting di sana" katanya. Mendengar itu aku bernafas lega.

My Lovely Brother #wattys2017Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang