26
Zero POVMataku terbuka karena merasakan sebuah tangan yang dingin sedang menggenggam tanganku. Ketika aku membuka mata, diriku sangat terkejut ketika melihat zevanya sedang duduk di atas lantai dengan tangan menggenggam tanganku. Rasanya aku sangat ingin memeluk tubuhnya secara langsung, aku ingin sekali menghirup aroma tubuhnya yang sangat aku sukai. Tetapi semua itu aku harus urung.
Aku langsung menghempaskan tangannya secara langsung dan memarahinya.
"untuk apa kamu kesini?" tanyanya dengan suara kasar. Terlihat dia menjadi tersentak kaget, tetapi aku menghiraukannya
"pergi dari sini, aku tidak ingin di ganggu dengan mu" kataku dengan intonasi suara tegas. Dia terdiam sejenak, bisa ku lihat matanya saat ini sudah berlinang air mata. Bukan hanya ia yang sakit hati, tetapi aku juga. Melihat wanita yang kita cintai menangis karena ulah kita sendiri sama saja menusukkan pisau ke tubuh kita sendiri.
Dia langsung pergi meninggalkanku, sedangkan aku menatap kepergihannya dengan tatapan lesu. Kenapa aku lagi lagi harus menyakiti perasaanya? Aku tidak bisa terus menerus seperti ini, aku tidak bisa melihat zevanya terus menerus sedih karena sikap kasarku, aku tidak ingin melihatnya menangis, bahkan ketika hubunganku masih membaik dengannya, aku pernah berjanji padanya kalau aku akan selalu memberikan kebahagiaan untuknya. Tapi aku menginkarinya, aku sudah memberikan penderitaan dan kesedihan untuknya.
Tetesan air mata jatuh begitu saja dari mataku ketika aku memikirkan hubunganku dengan zevanya. Tidak hanya dia yang menangis, aku juga. Hati aku hancur ketika melihat zevanya menangis.
Aku menghela nafas dengan berat, lalu bangkit dari tidurku dan berjalan ke kamar mandi untuk mengambil air wudhu.
***
Zevanya POV.
Letih. Aku sudah letih untuk bersabar akan sikap kasarnya kak zero, bahkan kini sudah dua minggu ia bersikap kasar kepadaku. Aku benar benar tidak bisa sabar lagi, kesabaranku sudah habis kali ini. Hatiku sudah hancur berkeping keping, tidak hanya hatiku, tetapi tubuh serta fisik mentalku sudah hancur. Aku sama sekali tidak bisa berfikir lagi bagaimana aku menanggapi sikapnya kak zero. Bahkan dua hari yang lalu, mama dan papaku membawaku pergi untuk meninggalkan kak zero, iya mereka sudah mengetahui tentang hubungan ku dengan kak zero sedang ada masalah. Mereka mengetahui ini semua karena fany, aku menceritakan masalah masalahku terhadap fany, dan fany malah mensebarkan masalah ini kepada mama dan papaku, sehingga mereka berdua memarahi kak zero, bahkan papa sampai ribut dan berantem dengan kak zero. Rasanya aku tidak mempercayai semua ini.
Yang membuat ku tidak percaya lagi adalah ketika mama memohon kepadaku untuk menceraikan kak zero, mama bilang kepada ku lalau ia sangat mengkhawatirkan keadaan fisik dan mentalku. Bahkan mama dan papa mengira aku adalah korban kekerasan dalam rumah tangga, tetapi itu salah menurutku, karena kak zero tidak pernah memukulku dia hanya bersikap kasar denganku, bahkan ia tidak pernah main tangan ketika aku sedang berdebat kecil dengannya. Ia hanya mengatakan dengan perkataan kasar
Pernah suatu kali, aku bertanya padanya, kalau tidak salah satu minggu yang lalu. Dia pulang sangat larut malam, aku bahkan menunggunya hingga dia pulang di depan rumah.
Aku mencurahkan isi hatiku kepadanya saat itu, mencurahkan betapa sakitnya hatiku ketika dia bersikap kasar, bahkan aku sampai menganggapnya sedang mempunyai selingkuhan. Tentu saja dia marah, tadinya ketika aku mengatakan kalau dia sedang mempunyai selingkuhan, bertepatan dengan itu ia ingin memukulku, tetapi tidak jadi, pukulannya di sengaja olehnya untuk tidak tepat sasaran, ia malah memukul tembok di sebelahlu hingga tangannya berdarah.
Melihat darah yang menetes dari tangannya, aku menjadi sangat cemas, refleks tanganku langsung memegang tangannya, tetapi ketika tanganku baru saja menyentuh tangannya, ia sudah menangkis terlebih dahuku. Sambil berkata ' jangan sok peduli denganku, aku tidak butuh sikap sok pedulimu!! Pergi dari hadapanku saat ini!!' itu lah perkataannya ketika aku ingin membatunya. Tetapi aku tetep keukeh, aku tidak peduli dengan perkataanya, aku lebih peduli kepada lukanya. Maka dari itu, aku menarik lengan kak zero dan mengiringnya untuk duduk di sofa. Sedangkan aku mencari kotak obat. Lalu setelah itu, aku mulai mengobati luka kak zero dengan pelan pelan, diriku meringis ketika melihat luka kak zero hampir mengeluarkan daging sedikit.
Jujur saja, aku tidak peduli dengan sikap kasarnya, aku ingin selalu di sampingnya, aku ingin selalu terus menjadi istrinya walaupun ia bersikap kasar kepadaku. Menurutku tetap berada di sisinya itu sudah cukup kepadaku walaupun aku terus menerus menangis karena ulahnya.
Saat ini aku sedang duduk termenung di balkon kamarku, maksudku balkon kamarku yang dulu, bukan kamar aku dan kak zero, bahkan sejak kemarin yang lalu. aku sudah tinggal di sini karena di paksa oleh anggota keluargaku. Mereka selalu menghiburku dengan cara apa pun tetapi aku tidak merasa sedikitpun terhibur, aku hanya ingin kak zero berada di sisiku, seenggaknya ia berada di sekelilingku.
Diriku tersentak kaget ketika merasakan tangan yang sedang memegang bahuku dari belakang punggungku, refleks aku menoleh ke arah belakang. Ternyata mamaku yang menepuk bahuku, ia tersenyum kepadaku dan aku membalas dengan senyuman juga walau semyuman itu sudah ku pastikan sangat terlihat paksaan.
Dia ikut duduk di sampingku dengan tatapan menatap ke depan. Tangannya menggenggam tanganku.
"mama tahu apa yang kamu rasakan sekarang zeva" katanya. Aku hanya terdiam.
"mama mohon ceraikan zero, mama enggak mau kamu terus menerus terpuruk seperti ini, mama dan yang lainnya janji akan membahagiankanmu" katanya lagi. Aku menggelengkan kepalaku.
"mama, zeva enggak mau ada penceraian di dalam kehidupan zeva, biarlah seperti ini, lagian juga zeva baik baik saja" kataku. Dia menatapku dengan tatapan sendu. Lalu memeluk tubuhku dengan erat, sesekali mencium kepalaku.
"maafkan mama zeva, ini semua karena mama, zero marah kepada mama karena dia merasa sudah di bohongi oleh mama, dia marah karena mama lah yang menyebabkan kehancuran keluarganya" kata mamaku. Aku yang mendengar itu menjadi mengerutkan dahi.
"apa maksud mama?"
"mama sudah merahasiakan jati diri dia siapa, bahkan mama sudah memisahkannya dari opa dan omanya, dan mama juga penyebab kematian dadnya"
"dia menjadikan kamu sebagai balas dendam zev, maafkan mama sekali lagi" katanya lagi. Aku menggeleng, lalu melepaslan pelukan mamaku.
Aku mencoba untuk tersenyum kepada mamaku.
"mama enggak salah, jangan menyalahkan diri mama, zeva enggak suka" kataku. Dia tersenyum tipis.
"zev, di bawah sedang ada dokter daevan, dia menanyai kamu kenapa kamu tidak masuk magang" kata mamaku. Aku tersenyum.
"iya ma, yaudah aku samperin dia dulu" kataku. Mamaku mengangguk, lalu aku berjalan meninggalkan mamaku, ketika aku baru turun menuruni tiga tangga, tiba tiba kakiku tergelincir dan aku terjatuh.
"MAMA!!" Teriak ku ketika aku jatuh.
***
Zero POV.
Dengan bodohnya aku membiarkan zevanya pergi dari rumah, sekarang wanita itu, yang tidak lain mama zoya telah memisahkan aku dengan zevanya, dia lagi lagi mengambil orang yang sangat aku sayangi, dulu mom dan dad ku sekarang istriku yang sudah di rampas dengannya.
Emosi, itu lah yang saat ini terjadi di dalam tubuhku. Aku benar benar sudah hancur karena zevanya meninggalkanku, bahkan dia di suruh oleh mamanya untuk menceraikanku, arghh apa tidak cukup dia sudah merusak keluagaku dan sekarang dia ingin merusak hubungan rumah tanggaku.
Suara bel rumahku tiba tiba berbunyi, aku semakin emosi ketika mendengar suara itu tidak berhenti berhenti juga, dengan perasaan emosi dan kesal, aku membuka pintu rumahku dan...
bughh
Satu tonjokan sudah mendarat di wajahku sehingga membuat ujung bibirku mengeluarkan darah, tanganku refleks menghapus darah itu, mataku terkejut ketika melihat om fandi sedang berada di hadapanku dengan mimik wajah emosi.
"brengsek, kamu apakan zevanya hingga ia seperti kehilangan akal?" tanyanya dengan berapi api.
"dan beraninya kamu sudah memaki mama kamu sendiri, orang yang selalu menyayangimu bahkan menganggapmu sebagai anaknnya sendiri, kamu malah memakinya!!" ucapnya dengan tegas, lalu ia memberikan selembar kertas kepadaku. Aku membuka kertas itu, mataku membulat, tubuhku terkejut ketika membaca isi surat itu.
#
#
![](https://img.wattpad.com/cover/90968484-288-k596236.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
My Lovely Brother #wattys2017
Romancecover by : @kamubiru. [Saquel of my[husband]]. Seharusnya pernikahan ini tidak akan terjadi kalau saja aku tidak datang ke club malam sendirian. Hidupku dan masa depan ku sudah hancur, sejak malam terkutuk itu. Sungguh aku tidak akan bisa melupakann...