Sebelas

552 49 0
                                        

"Ra, udah selesai belum, sayang?, ini ada Davin"

Mata Laura yang belum sepenuhnya terjaga, bisa mendengar dengan jelas ucapan mamanya itu. Dia berguling-guling malas di ranjangnya, menarik-narik gemas selimutnya yang sudah berantakan diujung ranjang.

Davin? Ngapain, Sih?

Mata Davin melirik malas kearah Laura yang benar-benar kusut, Rambut yang diikat keatas asal, mata yang hampir melolot keluar tanpa eyeliner, Piyama Kedodoran ditubuh yang sangat tidak Sexy- nya itu, membuat Davin semakin mual.

"Apa Sih?"

Davin mulai jengah beradu julit mata dengan Laura

Laura Mendegus Kesal " Bisa nggak, lo agak pinteran dikit, gitu?"

"Gue apa? udah deh, mending Lo masuk, mandi, makan, keluar. Gue udah nggak ada waktu buat dengerin khotbah lo."

"Eh Arogan, gue saranin ini cuma sekali yah, mending lo tuh lebih kreatif dengan tau schedule ngampus gue lebih dulu deh, baru nongol disekitaran gue."

Davin menggaruk kepalanya yang sama sekali tidak gatal.

"Cabut sana. gue nggak ngampus hari ini."

Laura meninggalkan Davin yang masih cengo dengan kaki terpincang-pincang dengan bantuan Kruk dikedua lengannya.

Davin yang sudah kenyang dengan kutukan Laura melenggang pergi setelah Mama Widya keluar dan mempersilahkan Davin masuk, tapi dia menolak, karena waktunya sudah terbuang sangat boros karena kutukan Laura tadi.

-Drrrt-

Laura melihat Notif Whatsappsnya. ada list chatting baru disana.

KIRIM SCHEDULE NGAMPUS LO SEKARANG.

Astaga! Laura terperanjat. kalimat itu entah terlihat seperti perintah. permintaan. atau bahkan ancaman.
Laura melempar Ponselnya malas. meraih remote tv di meja sebelahnya.

Jeda cukup lama.

"Ra, handphone kamu angkat tuh. Dari tadi brisik banget"

Keluh Mama Widya mengambil Ponsel Laura dan sudah langsung memencet tombol Answer di Screen Iphone itu.

"Ha-"

"Lo sengaja yah, sok cantik dengan nggak angkat telpon gue? biar kelihatan gue ngejar-ngejar lo dan lo nolak gue?"

Ya Ampuun!

Dalam Skala Laura. Davin adalah laki-laki yang terlalu cerewet baginya. Yah, meskipun sebenarnya, kadar cerewet laura itu lebih tinggi dari kadar cerewet Davin, tapi tetap saja, bagi Laura, Davin itu seperti emak-emak rempong yang anak perawannya tak kujung kawin!

"Habis ini gue kirim Schedule-nya" Ucap Laura tenang

Sepertinya Laura sedang malas meladeni bacot Davin hari ini. Salah! Lebih tepat, dia terlalu malas untuk mendengarkan bacot receh Davin lebih lama.

L, Widya sent a picture

Jari Davin membentuk gerakan membuka keyword ponselnya. Dia melihat gambar Capture Schedule laura yang ditulis sangat tidak manusiawi di memo ponselnya.

 Dia melihat gambar Capture Schedule laura yang ditulis sangat tidak manusiawi di memo ponselnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Terlihat Davin mengetik dengan santai.

Arogan : Lo jangan pakai bahasa kode-kode an sama monyet bisa nggak?

L, Widya : Lo aja yang IQ jongkok

Arogan : Gue minta Schedule Lo, nggak minta foto lo cumbu sama monyet 😗

L, Widya : minta pake mode bagusan dikit, bisa? 👊

Jeda.



Arogan : Hai Widyaku Cantik. 😍😚 Nyontek Schedule kamu bisa nggak? Please. 😢

"Bhahaha.."

Laura tertawa sampai batuk berdarah. LEBAY!
Dalam seringai tawa lebarnya, Laura sekilas membayangkan Davin yang Arogan menjadi Jinak.

"Bhaha.. Uhk.. Uhk.. "

Catat, hari ini Arogan itu membuat Laura terbahak sampai lupa bahwa seharusnya, saat ini, dia belum boleh terpingkal hanya karena lawakan nggak bermutu Davin padanya.

Dasar labil, bentar baik bentar nyolot. Payah!

Cappuccino CupTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang