Empat

756 68 0
                                    

Dari dekat tungku api, Davin melihat Kepala Laura yang terantuk dipohon berkali-kali. Dan...

-Buk-

Laura terjatuh dilengan Davin setelah Davin berlari sigap kearahnya

Ya ampun ngebo banget sih. Batin Davin.

Dia mengangkat Laura Sehati-hati mungkin, agar dia tidak bangun. Tapi Sialnya. Entah dari mana datangnya batu laknat didepan Davin yang membuat Davin tehuyung dan tersungkur tiba-tiba.

"Aduh." Laura terbangun kaget.

Saat Davin Jatuh dengan Posisi Pantat Duduk ditanah. Laura mendapati Dirinya dalam pangkuan Davin. matanya membulat lebar.

"Apa? Nyusahin banget sih jadi orang?" Gerutu Davin,  melepaskan dekapannya dari lengan Laura.

Dengan Cepat dia Berdiri meninggalkan Laura ke tenda. Membiarkan Laura yang masih terus meneliti punggung lebar Davin dengan 'ruh' setengah belum sadar itu.

Beberapa Menit Kemudian, setelah Laura berhasil mengumpulkan semua 'ruh' nya, Laura melihat telapak tangan Davin yang dililit seutas kain hitam.

"Tangan Lo.. kenapa?" Tanya Laura takut-takut

"Apa?"

Seperti tak mendengar pertanyaan Laura tentang Tangannya. Laura menarik paksa tangan Davin, berusaha merusak lilitan di telapak tangan Davin. Dan Dia menemukan telapak Tangan Davin yang sedikit robek. Masih ada sedikit darah dan kerikil kecil yang tertancap disana.

Laura menganga.

"Tangan Lo..."

Davin hanya menarik kasar pergelangan tangannya dari tumpuan telapak tangan Laura.

"Inget. ini hasil kerjaan Lo"

Davin mengangkat tangannya. melambaikan tangannya kearah Laura

"Sorry..."

"Okey. Kalau Lo merasa bersalah. sekarang lo gantiin gue masak"

"Tapi gue nggak bisa masak."

Davin Diam.

"Lo tau nggak?"

"Apa?" jawab Laura Lirih

"Ini." Davin memegang telapak tangan kanannya,

"Sakit."

Laura Diam, melihat mata lekat Davin menatap kearahnya, berfikir keras. Apa yang harus dia katakan padanya.

"Kita order makanan delivery Service aja gimana?" tawar Laura"Gue yang bayar."

Laura menatap Davin penuh harap,

Davin mengangkat sebelah alisnya.

"Okey"

Laura tersenyum Lebar. Dan Davin terlihat menyambut senyum itu dengan mata hangat, menikmati senyuman itu.

"Ini gunung mbak, bukan komplek rumah lo,"

Laura Cemberut. itu Artinya, dia harus menggantikan Davin masak, Harus!

♡♡♡


"Lauraaa!"

Suara Olyn terdengar melengking disekitaran tenda panitia.

Sementara Olyn Sibuk mencari Laura, Davin yang melihat tingkah rusuh Olyn melambaikan tangan padanya.

"Laura mana?" Tanya Olyn

Davin mengedarkan pandangannya kekanan. melihat Laura sibuk menata memanjang makanan diatas alas daun pisang itu.

"Waaah. jadi kita makan rame-rame nih, yang ini langka, nanti harus di-post di IG,"

Olyn Sibuk berkicau sendiri. sambil cepat-cepat mengeluarkan ponselnya dan ber-selfie ria didepan tatanan makanan menggoda selera semut dan serangga lainnya itu! Wew-

Semua MABA itu melongo. melihat tatanan makanan menjijikkan didepan mereka. Mie Goreng yang Lembek. Nasi bercampur sedikit kerak coklat. Sayur mayur Sup yang layu dengan tampilan yang sangat jelek. Sambal Goreng Tempe berwarna coklat tua yg mengerikan.!

Oke! Itulah Masakan Laura, meskipun Davin sudah mengintruksi cara memasak yang benar padanya. tapi tetap saja hasilnya, mengerikan!

"Lo masak apa sih, Ra?" tanya Olyn menyikut Lengan Laura Sambil mengigit sendoknya
Laura hanya nyengir malas.

"Udah lengkap Nih? Yuk makan Yuk!" Komando Daniel pada semua peserta MABA yang masih belum duduk.

Terdengar kasak kusuk diantara mereka.

"Ya ampun, ini apa?"

"Yakin ini bisa dimakan manusia?"

"Makanan model sampah gini, siapa yang masak sih?"

"Ogah ah gue makan, mending sakit perut aja dari pada diare mendadak"

Laura menunduk lemas.

Entahlah! Laura membatin.

"Udah makan deh, kalian gak bakal mati juga kok kalau makan ini." Sahut Davin Tiba-tiba. Dia duduk sendirian.

"Yuk ah makan, nggak usah pada kolokan gitu deh" Vena menimpali.

Dia mengambil posisi duduk didepan Davin. kemudian diikuti Panitia dan MABA lain. dengan amat sangat terpaksa. mereka semua memakan masakan terkutuk Laura itu.

Cappuccino CupTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang