01

20.1K 1.9K 219
                                    



"Yak sampai sini pembahasan hari ini kurang lebihnya saya mohon maaf dan saya mau berterimakasih kepada kalian yang udah mau datang ke kelas saya dan mengikuti aturan aturan yang saya buat selama saya mengajar disini dan saya juga mau minta maaf apabila ada kesalahan atau sifat yang tidak mengenakan untuk kalian," kata Pak Mardi.

"Lah bapak ngomong kayak gitu kayak pengen kemana aja dah," saut Jackson.

"Saya besok udah nggak ngajar kalian, saya udah berhenti kerja jadi dosen dikampus ini udah bosen sama karena saya harus lanjutin study saya di Belanda." Pak Mardi menjawab dan sukses membuat muridnya ternganga tak percaya.

"Serius pak?!!" Teriak Yuta dan dijawab anggukan.

"Dan kamu Shaqila, saya sudah rekomendasikan kamu untuk menjadi ketua kelas baru kalian nanti. Kalau begitu sampai berjumpa dilain kesempatan assalamualaikum" kata pak Mardi ke gue dan langsung keluar dari kelas.

Heran. Maksudnya, biasanya bukan gue yang ditunjuk untuk jadi ketua kelas gini. Gue juga biasanya cuma ditunjuk untuk membantu ini itu aja. Tanpa ada title jabatan.

"Qil, gapapa atuh itu ditunjuk seenaknya sama pak Mardi?" Tanya Yuta langsung nyamperin gue ketika Pak Mardi sudah hilang dari kelas.

"Gapapa Yut, udah biasa gue diginiin sama dia haha," kata gue menjawab.

Karena memang biasanya Pak Mardi suka seenaknya sama gue. Jadi ya sudah biasa.

"Qil, si Taeyong udah di depan noh," kata Jackson dan sontak bikin gue kaget.

"Ha? Bokis lo ah orang dia nggak ngomong apa-apa sama gue."

"Liat aja sendiri, noh noh anaknya masuk."

Dan bener aja kata si mulut beleber yang tak bertuah, Taeyong lagi jalan ke arah gue.

"Lah kamu ngapain kesini?" Sontak gue langsung bertanya.

Iya, Taeyong pacar gue.

"Kamu nggak suka?" Tanya dia sambil ngelus-ngelus sayang rambut gue.

"Gue balik duluan ya," pamit Yuta tiba tiba.

"Yut, mau kemana?"

"Pergi, males di sini," jawabnya dan langsung keluar.

"Kamu nggak suka aku samperinn??" Tanya Taeyong lagi.

"Bukannya aku nggak suka, kan bukannya kamu sekarang harus latihan basket?"

Gue sama Taeyong udah pacaran mau hampir 4 bulan dan cukup ngebuat gue tau jadwal dia.

"Enggak, aku lagi mau sama kamu aja," jawabnya.

"Lah tumbenan amat biasanya juga aku dikalahin ama basket."

"Yuadah ayuk, kamu belum makan kan? Makan yuk." Ajak dia dan gue menyetujui ajakannya.

"Jen, gue pergi dulu yaa dadahhh," kata gue dan meninggalkan Jennie.

Gue sama Taeyong akhirnya sampe di kantin fakultas gue, by the way, gue sama Taeyong beda fakultas gue ambil Administrasi dia ambil Komunikasi.

"Kamu mau makan apa?" Tanya Taeyong.

"Aku mau bihun siyon ajaa kaya biasa yaa."

"Kaya biasa kamu kaya gimana?"

"Itu loh pake bumbu kari, sambelnya banyak, seledrinya banyak." Suara Yuta terdengar.
"Masa lo udah pacaran sama Shaqila berbulan-bulan gatau dia makan bihun siyon yang kaya biasa sih?"

Gue ngeliat muka Taeyong udah gedek banget liat Yuta tiba tiba dateng kaya gitu.

"Iya Tae kaya yang Yuta bilang hehe," kata gue biar nggak tegang-tegang amat itu orang berdua. Yuta nggak pernah suka sama Taeyong gatau deh alasannya kenapa. Akhirnya Taeyong langsung ke tempat mie ayam siyon dan Yuta duduk disebelah gue.

"Lo kenapa sih Yut, dateng dateng kaya gitu?" Gue menanyak dengan rasa sedikit kesal.

Ya maksudnya siapa sih yang nggak kesel tiba-tiba Yuta kayak gitu?

"Gapapa, lagian masa gitu aja gatau," jawabnya.

"Yaudah sih Yut jangan suka make otot kalau ngomong sama Taeyong." Pinta gue dan tiba tiba Taeyong udah di depan komuk gue duduknya.

Beberapa menit kemudian Siyon dateng dengan pesanan yang gue sama Taeyong minta.

"Nih neng, udah saya buatin bihun kaya biasa neng minta masa si mas Taeyong nggak tau apa pesenan neng Shaqil kaya biasa" kata Siyon dateng dateng dan Taeyong cuma garuk tengkuknya yang gue yakin nggak gatel.

"Udah gapapa Yon, dia emang pelupa macam kakek kakek," kata gue dan diketawain sama Siyon.

Lagi makan bihun enak enak eh handphone gue geter.

drtt drtt drtt

Dan tertera nama pak Mardi.

"Halo pak?"
"Sekarang banget pak?"
"Saya lagi makan pak"
"Iya 5 menit lagi saya kesana pak"

"Siapa?" tanya Taeyong.

"Pak Mardi katanya aku harus ketemu dia sekarang, maaf ya aku ninggalin kamu dadahh!" Pamit gue buru buru dan ga lupa Taeyong narik tangan gue.

"Kenapa?" tanya gue bingung ke Taeyong.

"Sini ngedeket."

"Apasih?"

"Ngedeket aja," akhirnya gue ikutin kata katanya dan gue ngedeket.

dan

cup!

Taeyong nyium pipi gue dan berhasil bikin pipi gue merah kaya tomat busuk.

"Udah sana pergi," kata dia dan gue masih megangin pipi gue sambil senyum senyum abis itu pergi buat ketemu Pak Mardi.

Iseng iseng bikin kali aja pada suka:) vommentnya ditunggu yaa jangan jadi sider terimakasih!

Our Lovely Lecturer; Johnny ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang