Author's POV.
"Selamat pagi semuanya..." Ucap bu Vitri saat masuk.
"Pagi bu..." jawab semua siswa.
"Sekarang kalian mendapatkan kulkas baru..."
"Ibu nggak bercanda?" Tanya Fero ketua kelas.
"Enggak Ibu cuma berjanda." Guru yang satu ini suka sekali melawak. Dulu dia pernah mengikuti lomba stand up comedy tapi nggak lolos.
Kok kita malah ngebahas nih guru. Balik ke topik awal.
"Ahhahaha....." semua siswa tertawa.
"Baiklah hari ini kalian mendapatkan teman baru. Silakan masuk nak." Seorang siswi berkacamata, rambut hitam sebahu dan penampilan yang rapi masuk ke dalam kelas.
"Sekarang perkenalkan nama kamu."
"Perkenalkan nama saya Fedina Cindy. Panggil saja Cindy. Saya pindahan dari Tanggerang."
"Sekarang kamu boleh duduk." Cindy pun mengikuti pintah bu Vitri. Pelajaran pun dimulai.
*****
"Sampai di marauke saja kita belajarnya dulu ya. Besok atau lain kali aja kita belajarnya sampai ke Korea. Selamat siang." Ucap bu Vitri.
"Siang bu...." bu Vitri keluar kelas begitu juga dengan semua siswa.
Melati dan Safa mendatangi meja Cindy. Ayo mereka nggak mau ngebully Cindy kan? Kagak lah. Masa iya, anak baik dan soleha kayak mereka mau ngebully anak manusia. Bukan anak orang. Ingat MANUSIA bukan ORANG!!
"Lo nggak ke kantin?" Tanya Safa. Cindy menggeleng.
"Gue belum punya teman untuk ke kantin." Ucapnya.
"Ya udah sekarang kami teman lo. Yuk ke kantin." Ajak Melati. Mereka bertiga pergi menuju kantin.
Sesampainya dikantin, Kevin menjadi bingung. Dengan siapa mereka sekarang?
"Perkenalkan ini Cindy. Teman baru kita."
"Cindy."
"Kevin." Mereka berjabat tangan.
"Lo pindahan dari mana?" Tanya Kevin.
"Gue dari Tanggerang." Jawab Cindy dan mereka mulai akrab satu sama lain.
"Gimana kalo minggu ini kita nonton? Setuju kagak?"
"Boleh tuh Lati."
"Kalo kamu gimana Cindy?" Cindy mengangguk setuju.
"Lo Kev?" Tanya Safa.
"Kalo gue sih setuju aja. Asal ada yang mau bayari."
"Dasar nggak bermodal." Cibir Safa.
"Ya udah deal ya." Cindy dan Safa mengangguk.
KAMU SEDANG MEMBACA
ADRITI
Teen FictionMelati, sosok gadis yang tengah di mabuk cinta. Tiada seorang pun yang pernah mengajarkan arti 'Cinta' padanya. Namun Tuhan menyiapkan skenario berbeda dengan perencanaannya. Takdir berubah seketika. Perasaan dan pikiran tak lagi sejalan. Bahkan ras...