Author' POV.
"Kalian udah pada makan belum?" Tanya mama Melati.
"Belum tan." Jawab Kevin tanpa dosa.
"Ya udah kita maber aja yuk." Mereka akhirnya berjalan menuju ruang makan dan makan bersama.
"Ini yang namanya Cindy ya?" Tanya mama Melati.
"I... iya tan." Ucapnya sambil tersenyum.
"Manis ya." Ucap mamanya yang membuat Cindy malu.
"Tante duluan ya. Kalau udah siap nanti panggil aja bi Rata."
"Iya tan." Mereka pun menghabiskan makannya.
Satu persatu keluar dari ruang makan dan berkumpul di ruang tengah.
"Gue balik dulu ya. Udah malem soalnya." Ucap Kevin.
"Vin gue nebeng ya?"
"Gue juga ya."
"Ya udah."
"Lati kami pulang dulu ya. Nitip salam sama nyokap lo." Melati mengangguk dan mengantarkan mereka sampai didepan pintu rumahnya.
Dia pun kembali menuju ruang tengah dan masih ada Adrian.
"Gue juga balik deh. Salam buat nyokap lo ya. Thanks ya." Melati mengangguk dan melakukan hal yang sama kepada temannya tadi.
Dia masuk kedalam rumah dan menutup pintu.
"Senang banget deh. Meskipun gue masih sedikit sedih dengan si Andi. Tapi karena ada sahabat gue dan dia, gue bisa ngelupai masalah kemarin." Ucapnya pada diri sendiri.
Dia pun masuk kedalam kamarnya dan berbaring di atas kasurnya. Perlahan matanya mulai berat dan akhirnya dia terlelap.
****
"Lat...!! Bangun!!" Teriaknya yang terus mengguncang tubuh gadis itu.
"Iya ma... ntar lagi."
Sekarang lelaki itu menggendong dirinya dan
BURRRRR.....
"Ah... tsunami! Tolong...."
"Hahah...." Lelaki itu sekarang tertawa.
"Apaan sih lo. Gak lucu kali. Dingin..."
"Habis lo dibanguni nggak bangun juga."
"Iya. Sekarang gue dah bangun. Tapi lo banguninya gak usah bawa gue ke sini."
"Iya. Maaf loh... sepupu gue yang imyut." Ucapnya sambil mencubit pipi gadis itu. "Ya udah lo cepat mandi habis itu kita sarapan."
"Iya." Jawab Melati.
Lelaki itu sudah keluar dari kamar Melati. Melati sudah siap dengan seragamnya dan menghampiri mamanya.
"Pagi ma. Papa mana ma?"
"Papa udah pigi sama Irda."
KAMU SEDANG MEMBACA
ADRITI
Teen FictionMelati, sosok gadis yang tengah di mabuk cinta. Tiada seorang pun yang pernah mengajarkan arti 'Cinta' padanya. Namun Tuhan menyiapkan skenario berbeda dengan perencanaannya. Takdir berubah seketika. Perasaan dan pikiran tak lagi sejalan. Bahkan ras...