Melati's POV.
Apa yang di katakan Meisya itu benar? Arragghh... gue bisa mati kalau begini.
Apa salah gue, sampai gue jadi begini? Ok, salah gue emang banyak sih. Tapi kok hukumannya kagak berhenti-henti?
Gue yakin Adrian pasti nggak bakalan berbuat seperti itu ke gue. Gue yakin.
****
Author's POV.
"Lati!! cepat turun, ada Adrian nih." Melati turun dan menghampiri mamanya di ruang tamu.
"Kamu udah siap?" Melati mengangguk.
"Ya udah tan. Kami berangkat dulu. Nanti keburu telat. Assalamu'alaikum tan." Adrian dan Melati mencium tangan nyokap Melati.
"Wa'alaikumsalam. Hati-hati ya."
"Nih helmnya." Melati duduk di jok belakang motor Adrian dengan wajah tanpa ekspresi.
"Pegangan!" Melati pun menurut saja.
Adrian semakin merasa ada yang aneh dengan Melati. Biasanya ia akan menolak atau bawel, tapi sekarang ini ia hanya menurut saja.
Adrian pun melajukan motornya menuju sekolah tercinta.
****
"Melati!!" Melati pun menghentikan langkahnya.
"Kamu kok ninggalin aku?" Tapi tak ada jawaban dari Melati.
"Kamu nggak apa-apa kan?" Melati mengangguk.
Adrian merasa ada yang disembunyikan oleh Melati. Tetapi dia akan mengetahui semuanya.
"Aku duluan ya?" Sebelum Adrian menjawab, Melati sudah meninggalkan lelaki itu.
"Ada apa sih sama kamu?" Ucap Adrian saat Melati sudah pergi ke kelasnya.
"Saf!!" Panggil Adrian saat melihat Safa tak jauh darinya.
"Gue mau nanya."
"Ya udah nanya, emang lo mau nanya soal apa?"
"Lo tau nggak kenapa sikap Lati berubah?"
"Berubah?" Adrian mengangguk. "Berubah gimana maksud lo?"
"Iya. Dia kayak nggak biasanya. Sekarang dia kayak ngediamin gue gitu."
"Heem, gue juga kagak tau si Yan. Tapi nanti gue usahai buat nyari tau."
"Thanks ya Saf. Kalau gitu gue ke kelas dulu ya."
"Iya." Adrian pergi ke kelasnya. Dan Safa masih bertanya-tanya ada apa dengan sahabatnya itu.
****
Teng... teng... teng...
"Saf, tolong jagain hp gue ntar ya?"
"Emang lo mau kemana?"
"Mau ke kamar mandi. Udah kebelet nih. Ya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
ADRITI
Teen FictionMelati, sosok gadis yang tengah di mabuk cinta. Tiada seorang pun yang pernah mengajarkan arti 'Cinta' padanya. Namun Tuhan menyiapkan skenario berbeda dengan perencanaannya. Takdir berubah seketika. Perasaan dan pikiran tak lagi sejalan. Bahkan ras...