Wah udah mau ending aja nih. Wkwkw...
Tapi jangan lupa vote dan komennya ya.
😢😢😢.****
Kau tau, begitu sakitnya ditinggalkan orang yang engkau sayangin?
Mungkin aku tak bisa memutar waktu yang dapat mengembalikan orang yang aku sayang.
Aku tau, betapa aku harus kuat menjalani kehidupan ini tanpa adanya orang yang aku sayangin.
Aku tau, masih banyak di luar sana yang masih menyayangi diriku.
Karenanya aku mulai bangkit kembali.
Aku tak ingin merasakan hal yang sama untuk ke dua kalinya.Cukup hanya waktu itu saja, aku tak ingin merasakan hal yang sama lagi.
Hal yang dapat membuat semangat hidupku meluluh. Aku sangat sedih saat dirinya terbaring lemah di sana.
Bersama yang lain mungkin dapat membangunkan semangat hidupku yang telah lama menghilang.
Tetapi semua terasa berbeda, kau tau kenapa?
Ya karena semua harus di bangun dari awal.Banyak kenangan yang telah dibuat hanya tinggal kenangan terindah untuk di kenang.
Tapi apa yang bisa ku lakukan? Aku hanya manusia biasa yang tak dapat memutar waktu layaknya alat Doraemon.
Dan hanya dapat menerima semua ini dengan keikhlasan hati.
****
"Kamu lagi ngapain sayang?"
"Lagi buat puisi ma."
"Mana? Mama mau lihat dong." Anak perempuan itu memberikan hasil pekerjaannya kepada mamanya.
"Gimana ma? Bagus nggak?"
"Rupanya pada disini? Dicariin juga."
"Pa tengok deh, ini puisi yang aku buat. Bagus nggak pa?"
"Wahh.. bagus banget. Kamu belajar dari mana sayang?"
"Dari sini." Anak perempuan itu menunjuk kepalanya.
"Heem, memang anak papa ada aja jawabannya." Lelaki yang memanggil dirinya papa mencubit pipi putrinya.
"Oh ya ma, nanti kita jadi reuni'kan?" Perempuan yang dipanggil mama itu langsung mengangguk.
"Kemana pa?" Tanya putrinya.
"Ke rumah Reza sayang." Jawab papanya.
"Ke rumah Reza?" Papanya mengangguk.
"Kamu senang kan sayang?"
"Senang banget malah pa. Kapan kita piginya?"
"Sore ini." Ucap mamanya sambil tersenyum kepada putrinya.
****
"Kamu udah siap sayang?" Teriak mamanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ADRITI
Teen FictionMelati, sosok gadis yang tengah di mabuk cinta. Tiada seorang pun yang pernah mengajarkan arti 'Cinta' padanya. Namun Tuhan menyiapkan skenario berbeda dengan perencanaannya. Takdir berubah seketika. Perasaan dan pikiran tak lagi sejalan. Bahkan ras...