PART 15

28 9 3
                                    

Sorry ya para readers gue kelamaan ngepublishnya karena banyak tugas.

****

Melati's POV

"Lati!!" Gue membalikan badan.

Adrian?

"Ada apa? Tumben lo nyariin gue."

"Gue cuma mau nanya."

"Ya udah nanya."

"Buku yang lo cari judulnya apa?"

"Tatapan Kesunyian. Emang ada apa?"

"Ka-kagak ada apa-apa. Ya udah. Lo pulang dijemput?"

"Iya. Cuma kayaknya Daffa kagak jemput gue deh."

Gue melihat ekspresi wajahnya berubah saat gue nyebut nama Daffa. Kenapa ya?

"Heem, pulang bareng gue ya?" Kagak ada hujan tumben ngajak pulang bareng.

"Ya udah deh." Dia tersenyum. Baru kali ini gue lihat dia senyum kayak gini.

"Udah ngaguminya?"

"Apaan sih."

"Udah buruan." Dia menarik tangan gue. Kami berjalan menuju parkiran sekolah.

"Pegangan."

"Kagak mau."

"Yakin lo? Gue ngebut nih."

"Ya udah ngebut aja."

Kayaknya dia sengaja. Dia melajukan motornya dengan kecepatan tinggi. Kan gue refleks jadinya.

"Jangan kencang banget!! Pelani dikit." Teriak gue yang masih memeluk pinggangnya.

****

"Kok kita ke sini?" Tanya gue saat berada di toko buah.

"Ya mau beli buah lah."

"Iya. Kalo itu sih gue tau. Tapi kenapa kita beli buah? Emang ada yang sakit?"

"Kagak. Mama gue minta di belikan buah." Gue manggut-manggut aja.

"Bu mangganya sekilo ya bu." Ucapnya.

Setelah membeli buah kami pulang. Ok ini udah mau dekat rumah gue. Tapi ntar dulu, kok ngelewati rumah gue?

"Yan rumah gue kelewatan tuh."

"Emang iya."

"Emang mau kemana lagi?"

"Udah nanti lo tau."

Gue mengkerucutkan bibir gue. Males banget. Tapi jangan bilang kalau dia mau culik gue?

Gue mematung. Ok, dia bawa gue ke rumahnya. Jangan tanya kenapa gue tau rumahnya.

Kan gue udah dua kali datang ke rumahnya.

"Lo kagak mau masuk?" Gue pun tersadar dan masuk.

"Assalamu'alaikum, Ma?"

"Wa'alaikumsalam. Pesanan mama mana?" Adrian memberikan kantung plastik ke mamanya.

"Eh ada Lati. Masuk nak."

ADRITITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang