Assalamu'alaikum para readers...
Pada nunggui nggak lanjutan ceritanya? Ya udah langsung dibaca aja ya.
Jangan lupa loh...di vote dan comentnya.
Selamat membaca.
#ADriti#
Setelah makan, mereka pergi ke taman. Mereka berdua duduk di bangku taman.
"Udah kan? Ayok pulang?" Ajak Andi.
Melati masih dengan lamunannya.
"Hei. Ayok! Lo mau pulang apa kagak?" Tanya Andi lagi yang sudah berdiri di hadapan Melati.Melati tersadar dari lamunannya. Ia menerima uluran dari tangan Andi dan berjalan mengikuti Andi menuju mobilnya.
****
"Thanks ya Andi, buat malam ini?"
"Iya. Sama-sama. Ya udah gue balik dulu ya. Bye."
"Bye." Melati melambaikan tangannya di udara.
Ia masuk ke dalam rumahnya sampai ia melihat Irda di dapur.
"Kakak dah pulang? Gimana kak nge-date nya?" Tanya Irda yang melihat kakaknya sudah pulang.
"B aja. Kakak ke kamar dulu ya." Melati meninggalkan Irda dengan langkah yang amat lemas.
Sesampai di kamar, Melati berganti pakaian dan melihat dirinya di pantulan cermin. Perkataan Andi masih terus terngiang di kepalanya.
Dia merebahkan tubuhnya dan menatap langit-langit yang penuh dengan warna putih.
"Lo mau nggak jadi pacar gue?"
"Meisya?"
Sebenarnya apa maksud perkataan Andi?
"Meisya?" Tanya Melati.
"Iya. Kira-kira dia mau nggak jadi pacar gue?" Tanya Andi.
Melati hanya menampilkan senyum.
Betapa bodoh dirinya yang begitu mengharapkan Andi akan menyukai dirinya bahkan berharap Andi akan menjadi miliknya.
Melati mengacak rambutnya frustasi. Memang temannya pernah dengar dari gosip TECA, bahwa Andi sedang dekat dengan siswi kelas XII IPS 3.
Tak terasa cairan bening mulai membasahi pipinya. Ia teramat kecewa sekaligus merasa marah kepada Andi.
Dia tidak boleh menangisi orang seperti Andi. Andi sungguh tak pantas untuk ditangsi oleh dirinya.
Tetapi cairan bening itu terus mengalir tanpa hentinya. Melati yang sudah merasa lelah akhirnya tertidur dengan air mata yang membasahi pipinya.
****
Melati yang masih tertidur dibangunkan oleh guncangan dahsyat.
Jangan bilang kalau ini adalah GEMPA? Apa mungkin. Paling juga mamanya.
"Bangun Lati!!"
"Huuuaamm... apa ma?"
"Ma, mi, mu. Emang gue emak lo. Udah buruan bangun!" Melati seperti kenal dengan suara ini, ia langsung mengubah posisinya.
"Lo ngapai ke kamar gue?"
"Gue disuruh nyokap lo. Udah buruan bangun terus mandi. Kalo lo kagak mau nanti gue gendong sampe kamar mandi!"
KAMU SEDANG MEMBACA
ADRITI
Novela JuvenilMelati, sosok gadis yang tengah di mabuk cinta. Tiada seorang pun yang pernah mengajarkan arti 'Cinta' padanya. Namun Tuhan menyiapkan skenario berbeda dengan perencanaannya. Takdir berubah seketika. Perasaan dan pikiran tak lagi sejalan. Bahkan ras...