2

5.9K 799 64
                                    

Malam ini udara terasa sangat dingin, Yoongi merapatkan lagi jaket kulitnya. Tangannya diletakkan di saku celana agar lebih hangat.

Seperti biasa, ia akan membeli makanan terlebih dahulu di supermarket untuk teman-temannya. Mereka akan sangat berisik jika kelaparan.

Selesai membeli makanan ringan dan minuman, ia kembali lagi ke mobilnya. Namun, sebelum ia membuka mobil sportnya dia tertarik pada sesuatu di seberang sana.

Terlihat beberapa orang mengerumuni seorang pengamen jalanan. Ia kemudian meletakan plastik belanjaannya ke dalam mobil lalu berjalan santai ke kerumunan itu.

Sebelum benar-benar sampai, ia sudah dimanjakan dengan suara merdu dari orang tersebut.

Ia membelah kerumunan tersebut dan ketika ia melihat sumber suara, ia teringat dengan seorang siswi yang bertemunya tadi siang di sekolah.

Yoongi menyipitkan lagi matanya, memastikan pandangannya tidak salah.

Dan ia yakin seratus persen, bahwa orang yang sedang bernyanyi sembari memegang gitar tersebut ialah siswi yang memergokinya di gudang.

Seungwan terus bernyanyi sambil tersenyum, mengikuti alunan musik yang ia bawakan. Dan ketika matanya tak sengaja melihat sosok Yoongi yang juga sedang menatapnya dengan wajah datar, ia buru-buru mengalihkan pandangannya dan wajahnya terlihat sedikit panik.

Seungwan mengakhiri pertunjukannya dan disambut tepuk tangan yang meriah dari semua orang, kecuali Yoongi. Lalu ia membungkuk dan segera pergi ke tempat dimana teman-temannya berada.

Yoongi yang melihat itu langsung berlari menyusul Seungwan. Matanya seolah tak lepas dari Seungwan.

Dari kejauhan, ia melihat gadis itu sedang berpamitan dengan teman-temannya yang Yoongi yakini junior di sekolahnya. Bahkan Yoongi melihat Jungkook disana. Jungkook ialah junior di ekskul basket.

Kembali pada Seungwan, ia melihat gadis itu berjalan sembari membawa tas berisi gitar. Ia mengikuti Seungwan dari jauh. Ia masih penasaran dengan Seungwan, ia bahkan sangat mengingat aroma tubuh Seungwan saat ia menghimpit gadis itu ke tembok tadi siang.

Seungwan merasa jalanan tak seperti biasanya. Ia berhenti sejenak lalu menggaruk tengkuknya dan menghadap ke belakang. Tak ada siapapun orang yang mencurigakan, hanya ada beberapa orang yang lalu lalang di jalanan. Namun, ia merasa seperti ada yang mengikutinya.

Saat ia menghadap lagi ke depan, alangkah terkejutnya Seungwan sampai ia hampir terjatuh ke tanah jika tak ada orang yang menangkapnya.

Seungwan memegang erat lengan orang itu yang ternyata ialah Yoongi. Entah dari mana asalnya, tiba-tiba Yoongi di hadapannya dan membuat Seungwan terlonjak kaget hingga ingin terjatuh.

Seungwan langsung menegapkan lagi badannya. "Ma--makasih sunbae."

Yoongi hanya diam dan membuang pandangannya ke samping.

Mereka berdua seperti orang bodoh yang hanya diam di tengah jalan dan saling membuang pandangannya.

Sampai dering ponsel Yoongi memecahkan keheningan.

Yoongi menarik tombol hijau itu dan bercakap-cakap pada orang di seberang sana namun matanya menatap Seungwan dan seperti memikirkan sesuatu.

Setelah mematikan telepon, ia menggenggam tangan Seungwan yang membuat gadis itu kaget.

"Lo ikut gue." Katanya dengan suara berat.

"Ta--tapi sunbae. Saya mau pulang." Seungwan mencoba melepaskan tangannya dari genggaman Yoongi, namun genggaman itu terlalu erat untuk dilepas. Bahkan ia terus menerus memohon agar Yoongi melepaskannya.

Seungwan masih tak mau diam hingga ada salah satu orang menegur Yoongi. "Penculik ya lo?!"

Dengan cepat Yoongi membela diri. "Maaf pak, saya lagi berantem sama pacar saya. Saya bukan tukang nyulik anak orang."

Seungwan membulatkan matanya, tak percaya preman sekolah itu bisa ber-akting. "Pak, tolongin saya. Dia bukan pacar saya."

Yoongi akhirnya menoleh ke Seungwan. Lalu menangkup wajah Seungwan. "Sayang, kamu kok bilang begitu? Hanya gara-gara aku main sama Chaeyoung bukan berarti aku nyelingkuhin kamu." Kemudian ia memeluk Seungwan dengan erat.

Seungwan mengerjap. Chaeyoung? Siapa itu Chaeyoung? Selingkuh? Sayang? Seungwan tak habis pikir preman yang sadis itu ternyata jago berakting dan membual.

Orang yang tadi menegur Yoongi melihat penampilan Yoongi dari atas ke bawah. Memang bukan penculik, pikirnya. Kemudian orang itu meninggalkan Seungwan dan Yoongi yang masih berpelukan.

Yoongi menghela nafas lega namun belum melepaskan pelukannya. "Lo ikut gue doang apa susahnya sih? Nggak mungkin juga gue merkosa lo."

Seungwan tertegun. Bukan karena penuturan Yoongi namun karena hangatnya pelukan Yoongi yang sangat pas ditubuhnya. Ia bisa merasakan aroma maskulin tubuh pria itu dan membunuh kedinginan.

Namun kehangatannya melerai kala Yoongi melepaskan pelukannya. Seungwan sedikit tak rela, namun ada perasaan lega juga.

Yoongi kembali menyeret Seungwan ke tempat mobilnya terparkir. Kali ini Seungwan tak menolak atau memberontak.

Begitu sampai, Yoongi membuka pintu mobil dan mendorong Seungwan agar segera masuk.

Seungwan meringis kesakitan karena ia terhempas bersama tas gitarnya.

Yoongi menggaruk tengkuknya, merasa sedikit bersalah pada Seungwan. "Maaf."

Yoongi mulai menjalankan mobilnya dan Seungwan melepaskan tas gitarnya lalu meletakannya di belakang. "Maaf buat apa?"

Yoongi tak menjawab dan masih terus fokus ke jalan.

Seungwan mendengus sebal. "Kita mau kemana?"

"Basecamp."

Basecamp. Seungwan pernah mendengar cerita dari teman-teman rumpinya jika basecamp itu tempat bersarangnya para berandalan sekolah.

Perjalanan dilanda keheningan. Tak ada yang bersuara sampai mereka tiba di tempat tujuan.

Yoongi menggandeng tangan Seungwan ketika ingin masuk dan Seungwan hanya diam menerimanya.

Ketika mereka sudah masuk, keadaan menjadi hening. Semua teman-teman Yoongi menoleh ke arah mereka dengan tatapan terkejut dan bingung. Melihat Yoongi menggandeng tangan perempuan.

Sementara Seungwan dengan canggung membungkuk sebagai salam karena di sana seniornya semua.

"Lo--" Ucap Taehyung tertahan. Dia mengernyitkan dahinya dan menyikut perut Namjoon yang berada di sebelahnya.

"Kenapa kalian gitu? Salah gue bawa cewek gue?"

Seungwan membulatkan matanya. Semua orang tak percaya bahkan Seungwan yang diakui Yoongi sebagai kekasihnya pun tak percaya.

"Sunbae, se--sejak kapan kita pacaran? Kita aja ba--"

Yoongi menghadap ke Seungwan dan mencengkram bahu Seungwan dengan lembut.

Seungwan berharap ini bukan bagian sandiwaranya yang sempat tadi ia saksikan.

Yoongi menatap mata Seungwan dengan penuh menuntut. "Gue suka lo. Jadi lo harus jadi milik gue. Harus."

The Only OneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang