15

4.2K 552 12
                                    

Sebulan berlalu, Yoongi mulai beraktivitas seperti biasa. Selama sebulan juga ia merasa semakin menjauh dari Seungwan.

Selama sakit, Seungwan menjenguknya hanya beberapa kali yang membuat Yoongi frustasi. Disekolah pun Seungwan selalu berusaha menghindari lelaki itu.

Rindunya tak tertahan lagi.

Yoongi menyesap lagi alkohol itu sambil mengingat-ingat kenangannya bersama Seungwan.

Sampai sebuah tepukan membuat bayangan Seungwan menghilang.

Ia menoleh ke samping dan terlihat Kwon Jaehi dengan pakaian minim sambil tersenyum sensual.

Jaehi, seorang Queenka di Wings High School yang terkenal dengan wajah cantik dan tubuh indahnya. Ia juga sekelas dengan Yoongi.

Yoongi hanya mengabaikannya dan berhasil membuat Jaehi berdecak.

"Sendirian aja?" Jaehi sengaja menempelkan dadanya di lengan Yoongi dan bibirnya sangat dekat dengan telinga Yoongi.

Tak mendapat respon, Jaehi mulai memegang kancing teratas baju sekolah yang masih di gunakan Yoongi.

Ia memainkan jarinya dikancing tersebut dan menyenderkan kepalanya di bahu Yoongi. Kakinya menyilang yang memperlihatkan paha dan betisnya yang jenjang.

Walaupun adik Yoongi sudah bangun, ia tetap menahan hasratnya agar tak tergoda wanita murahan ini.

"Awas." Yoongi menyentak tangan Jaehi dan menjauhkan kepala Jaehi dari bahunya. Ia berdiri dari duduknya dan berniat meninggalkan club sialan ini.

Jaehi yang tak terima dengan perlakuan Yoongi, langsung mengikutinya dan mengalungkan tangannya di leher Yoongi.

Ia tersenyum miring. "Nggak usah munafik, Min Yoongi." Ia sengaja menekankan perutnya dan merasakan kerasnya milik Yoongi di perutnya karena ia lebih pendek dari Yoongi.

"Sesange gimana pun gue, gue nggak bakal sudi nyoba tubuh lo." Yoongi berjanji pada dirinya sendiri.

Jaehi berdecak dan menatap Yoongi dengan marah, ia berjinjit dan mencium leher Yoongi.

Yoongi yang merasa risih lalu mendorong Jaehi hingga terbaring di lantai.

"Awas lo Min Yoongi!"

Yoongi mengabaikan teriakan dan umpatan dari mulut sampah Jaehi dan berjalan keluar club.

---

Seungwan kembali merapalkan sejumlah doa. Dia berharap yang menggedor-gedor pintunya bukan perampok ataupun hantu.

Sebagai antisipasi, dia membawa semprotan kecil yang berisi cabai untuk mencegah dari hal-hal buruk yang mungkin terjadi.

Dengan suara gemetar, ia berteriak. "Siapa?"

Gedoran pintunya sudah tak ada lagi. Kemudian dia tercengang saat mendengar suara berat yang akhir-akhir ini membayanginya terus. "Ini aku, Wan."

Ia yakin betul suara itu milik preman sekolah. Min Yoongi.

Kemudian ia membuka pintu dan langsung terkejut ketika Yoongi yang masih memakai baju sekolah namun berantakan, dengan mata sayu tersenyum kepada Seungwan. "Hai."

Belum sempat Seungwan meresapi kata-kata Yoongi, tubuh pria itu sudah limbung ke pelukan Seungwan. Dengan susah payah, ia menyeimbangkan tubuhnya agar tak jatuh bersama pria ini.

Dan dengan sekuat tenaganya, ia menyeret Yoongi ke sofa. Di baringkannya pria bermarga Min itu di sofa dan Seungwan langsung mengelap keringat di pelipisnya.

Kemudian ia menatap lagi wajah Yoongi, ia dapat merasakan bau tajam alkohol dan rokok menjadi satu.

Seungwan menepuk-nepuk pelan pipi Yoongi. "Kamu mabuk."

Nafas Seungwan seketika tercekat kala Yoongi memegang tangannya yang masih menepuk pipi Yoongi. Tanpa aba-aba, Yoongi mencium telapak tangan dingin Seungwan namun dengan mata masih terpejam.

"Aku kangen kamu." Bibir Yoongi bergerak di telapak tangan Seungwan, membuat Seungwan merasa geli.

Yoongi membawa tangan Seungwan turun ke dadanya. "Aku sayang kamu, Wan. Aku nggak bohong. Kamu bisa rasain dada aku, aku sayang kamu bukan hanya main-main sama kamu."

Pipi Seungwan merona. Memang ia sangat merasakan detak jantung Yoongi yang tak normal dan mendengar penuturannya, membuat Seungwan merasa tersenyum.

Namun ia kembali teringat kejadian beberapa hari yang lalu, tepatnya saat Yoongi hampir tak bisa mengendalikan dirinya.

Tangan Yoongi menyadarkan Seungwan dari lamunannya. Kini, lengan Seungwan di genggam erat Yoongi dan ia menarik tubuh Seungwan hingga Yoongi bisa memeluk Seungwan sangat erat.

Seungwan meronta yang membuat Yoongi tak nyaman. "Jangan banyak gerak, Wan."

"Aku nggak bisa nafas, sunbae."

Yoongi terkekeh mendengarnya, lalu ia melonggarkan pelukanannya dan menatap lekat mata indah Seungwan yang berada di atasnya.

"Aku malah setiap hari nggak bisa nafas karena kangen kamu."

Kedua tangan Seungwan yang berada di dada Yoongi terangkat lagi menepuk pipi Yoongi. "Kamu mabuk."

"Aku mabuk cinta kamu."

"Min Yoongi yang asli nggak seperti ini. Mana pernah kamu gombalin aku? Yang ada langsung nyosor terus." Gerutu Seungwan yang membuat Yoongi gemas.

Yoongi menyelipkan rambut-rambut yang menghalangi wajah Seungwan ke belakang telinga sambil terus menatap Seungwan yang juga sedang menatapnya. "Oh jadi kamu maunya Yoongi yang nyosor aja? Nggak mau Yoongi yang bersikap manis? Agresif juga ya kamu." Yoongi menyubit gemas hidung Seungwan.

Seungwan mengerucutkan bibirnya yang membuat Yoongi tak sabar memakan habis bibir itu hingga dia kehabisan nafas.

Belum sempat niatnya tersampaikan, teriakan seseorang menggema di ruangan ini.

"Seungwan!"

Gosh. Itu kakak Seungwan.

---

Gue baru nyadar skrg kalo kemaren2 gue pake "kak" bukan "sunbae"

Aa itu kesalahan besar huhu:::((((
Pokoknya Seungwan manggilnya sunbae ya, bukan kak
Sumpah, gue baru nyadar pas buat chapter iniiiiiiii. Tapi udh gue edit kok.

Ohya, btw gue kayanya bakal super slow update soalnya mau PKL/PSG mulai 1 februari..


Xoxo.

The Only OneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang